Part 5

433 172 94
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

1. Tidak boleh ada skinship. (Kalau sekedar pegang tangan masih bisa dibicarakan baik-baik.)
2. Dilarang menyentuh barang pribadi seperti; ponsel, tas, isi tas dll.
3. Harus saling menjaga privasi masing-masing.
4. Dilarang memaksa melakukan hal yang aneh-aneh.
5. Pihak perempuan tidak harus mengeluarkan uang sepeser pun. Semua biaya ditanggung oleh pihak laki-laki.
6. Harus ada jaminan perlindungan apa bila pihak perempuan mendapat serangan dari orang² yang terkait dengan pihak laki-laki.
7. Batas jam kontrak hanya sampai pukul sembilan malam.
9. Dilarang melibatkan perasaan.
10. Setelah kontrak berakhir, tidak boleh menghubungi satu sama lain kecuali sudah memiliki kesepakatan bersama jika silaturahmi masih akan berlanjut.

Aila menyerahkan selembar kertas yang sudah diisi olehnya tentang peraturan kontraknya bersama Zikra. Sedangkan Zikra yang mulai membacanya sesekali mengerutkan keningnya.

"Nomor satu, gimana kalau lagi di depan keluarga? Masak gue nggak boleh sih skinship? Mana percaya nanti mereka!" kata Zikra.

"Pegang tangan aja, kan bisa!" jawab Aila.

Zikra tidak merespon. Ia kembali membaca peraturan yang Aila buat. "Nomor empat, ya elah. Gue ini cowok baik-baik!"

Mendengar itu, Aila hanya melirik Zikra, tak berminat menanggapi. Biarkan saja nanti cowok Itu membuktikannya sendiri.

"Nomor lima sih udah pasti. Gue bukan orang susah soalnya," ucap Zikra yang Aila respon dengan dengkusan jengah.

"Nomor 6 maksud lo semisal lo nanti kena jambak cewek yang mau dijodohin sama gue? Atau di anu-anuin keluarga gue?" tanya Zikra.

"Ya semacam itulah," jawab Aila.

"Anak rumahan lo jam sembilan aja udah harus sampe rumah?" tanya Zikra yang sepertinya tidak butuh jawaban karena setelahnya ia kembali bersuara. "Jiakhh!! Ya kali gue bakal jatuh cinta sama lo!"

"Ya biasa aja kali. Kan, gue cuman antisipasi!" seru Aila merespon ucapan Zikra yang sedikit menyinggungnya.

"Nomor sepuluh pastilah. Setelah kontrak berakhir bahkan gue bakal lupa sama lo!"

"Bagus kalau gitu," kata Aila. "Eh sini bentar gue mau nambahin." Aila merebut kembali kertas yang berisi peraturan itu.

11. Harus saling menjaga rahasia. Tidak boleh mengatakan kepada siapa pun tentang kontrak ini.

"Jangan bilang siapa-siapa soal ini! Gue nggak mau dikira open BO. Gue udah bilang sama lo, kan, kalau gue cuman gantiin temen gue buat sementara?" ucap Aila memperingati Zikra.

"Siap!" jawab Zikra begitu lugas. Namun, meragukan.

"Ya udah cepet. Katanya mau ke salon?" Aila mengingatkan. Karena saat ini mereka masih di dalam mobil dan di tepi jalan.

"Siap!" jawab Zikra lagi yang kemudian ia kembali melanjutkan mobilnya membelah jalanan yang tampak sangat lengang siang itu.

─────••─────

"Gila, cakep banget gue," puji Zikra pada diri sendiri. Ia menemui Aila di dalam salon.

Sedangkan Aila yang baru saja selesai langsung mendekati Zikra dan berkaca di samping cowok itu. "Apa lagi gue, cantik banget," kata Aila yang ikut memuji diri sendiri.

Zikra menoleh. Menatap Aila dari atas sampai bawah. Sesaat netranya terkunci memandang Aila yang terlihat begitu ... ekhem ... cantik menurutnya. Dengan dres yang panjangnya setinggi lutut agak bahawan lagi dikit dan berwarna merah marun bermotif bunga-bunga di bagian rok, sedangkan bagian atas berwarna hitam berlengan panjang, membuat Aila tampak seperti gadis dewasa. Sedangkan rambutnya, Aila gerai dan sedikit bergelombang.

Fake Girlfriend [END]Where stories live. Discover now