Part 16

123 36 22
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Zaen melangkah menghampiri ketiga temannya yang sudah duduk anteng di tempat biasa mereka menghabiskan waktu istirahat. Dan saat itu, Zion langsung memandanginya sampai Zaen duduk di depannya.

Untuk waktu yang cukup lama Zion memandanginya hingga Zaen merasa risih ditatap seperti itu. Begitu Zaen menendang kaki cowok di hadapannya itu, Zion segera berucap. "Reunian lo sama Stella?" tanyanya.

Zaen mengerutkan keningnya bingung. Kemudian ia menyipitkan mata setelah Zion menyodorkan ponsel cowok itu dan terdapat sebuah foto di sana. Foto Stella yang Zion dapat dari Zikra dan yang Zikra dapat dari Aila dan yang Aila dapat dari hasil memotretnya diam-diam.

"Dia yang nyamperin," jawab Zaen cuek.

"Kok bisa?" kata Zion.

Di sini yang membuat Zion terusik bukan tentang hubungan keduanya, tapi tentang Stella. Cewek yang dulu sempat satu SMP denganya juga dengan Zaen itu sudah membuatnya kesal lantaran telah merebut ayah Aila. Dan Zion masih sangat marah bila mengingatnya.

Sedangkan Zikra dan Zavian menjadi penonton setia adegan dialog Zaen dan Zion yang seakan tengah membahas teman lama mereka yang tidak diketahui oleh Zikra serta Zavian. Mereka berdua kenal Zaen dan Zion saat kelas sepuluh karena disatukan menjadi satu kelompok saat MOS. Dan mereka yang dijuluki prince Z sama sebagian murid-murid di sana pun menjadi akrab. Ya, walau mereka tak mengakui diri sebagai pangeran SMA Cortofory karena mereka mendapatkannya dari orang-orang. Bukan mereka sendiri yang mendirikan.

"Ga tau," jawab Zaen tak perduli seolah kehidupan cewek itu benar-benar bukan urusannya.

Soal Stella, sejujurnya Zaen memang benar-benar tidak ada perasaan apa-apa terhadap cewek itu. Hanya saja sesuatu di masa lalu membuatnya kembali terlibat dengan Stella yang sempat Zaen legakan, karena menghilang dari kehidupannya.

Sedangkan Zaen yang terlihat diam itu sudah sibuk dengan pikirannya, kembali mengulang ingatannya pada potret foto yang masih fresh di dalam ingatannya itu. Hal yang membuatnya kepikiran adalah, jika dilihat sudut pandang pada pengambilan foto itu seperti di lantai dua dan posisinya di arah utara yang mana itu adalah rumah Aila. Sangat jelas sekali karena juga ada bunga matahari yang terdapat di foto itu dan di komplek rumahnya, hanya rumah Aila yang menanam bunga matahari.

Lalu yang paling mendominasi pikirannya ialah, untuk apa Aila memotret Stella? Dan kenapa pula ia kirim kepada Zion? Hal itu membuat Zaen menduga jika Aila ingin mencari informasi tentang Stella melalui Zion karena cowok itu sahabatnya, dan jika dugaanya benar, untuk apa Aila mencari tahu? Dan Zaen tidak tahu jika Zion mendapatkan foto itu bukan dari Aila, melainkan dari Zikra. Zikra yang saat ini sedang menatapnya.

"Dia ngira gue suka sama dia," kata Zaen. Agaknya ia mulai curhat.

"Dia masih suka sama lo?" tanya Zion merespon.

Zaen tampak kesulitan menanggapi pertanyaan Zion. Namun, sebisa mungkin ia menjelaskannya dengan sejujur-jujurnya. "Bintang. Lo tau dia suka sama Stella dulu, tapi dia tau kalau Stella sukanya sama gue. Dia pernah minta tolong gue buat ngirim dia surat tapi nggak pernah gue kirim ke Stella karena menurut gue lebih baik Bintang kirim sendiri. Tapi dia tetep nyuruh gue buat kirim ke Stella sampai surat itu numpuk di kamar gue, karena nggak pernah gue kasih" kata Zaen mulai menjelaskan.

Fake Girlfriend [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora