Part 28

61 5 7
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Kursi yang terdapat di sepanjang jalan pejalan kaki adalah tempat yang Aila singgahi saat menunggu Sheva. Setelah tahu siapa cowok yang dekat dengan Sheva, Aila merasa perlu membahasnya bersama cewek itu, karena Aila tidak mau terjadi apa-apa dengan Sheva.

Sepuluh menit Aila menunggu kedatangan Sheva di sana sampai akhirnya cewek yang ia tunggu terlihat turun dari motor ojek online berbaju hijau.

"Mau ngobrol di sini?" tanya Sheva. Ada raut berbeda di wajah cewek itu yang langsung Aila sadari.

"Mau pindah aja?" tanya Aila.

Aila merasa tempat itu kurang privasi buat ngobrol hal-hal yang sekiranya berat untuk dibahas—bagi Sheva. Namun, Aila rasa tempat publik itu terdapat banyak orang-orang yang tidak mereka kenal, sehingga tak akan menciptakan tatapan mengurusi dari orang-orang yang berlalu lalang di sana.

"Nggak perlu," kata Sheva. Akhirnya cewek itu duduk di samping Aila.

Jeda beberapa menit, sampai akhirnya Aila memulai obrolan. "Cowok itu ... namanya Bintang?" tanya Aila.

"Kalian saling kenal ya?" Sheva menoleh tanpa menjawab. Justru ia menanyakan hal yang membuat wajah Aila membingung.

"Kalian?" Aila bertanya.

Sheva mengangguk. "Iya kalian. Gue belum pernah bilang nama cowok yang gue suka itu Bintang. Tapi lo nanya dengan pertanyaan memastikan karena lo emang udah tau nama dia. Terus...." Sheva menjeda penjelasannya.

"Bintang pernah nanya-nanya soal lo, setelah liat postingan gue ada foto lo di sana," lanjut Sheva.

"Walau dia nanya seakan cuman pengen tau seseorang yang dekat sama gue, tapi pas lo memastikan nama dia, gue rasa kalian emang saling kenal," imbuh Sheva. Matanya sudah fokus menatap jalanan yang penuh lalu-lalang orang-orang asing.

"Shev, gue ... gue tau dia karena dia temen Zaen. Terus, dia itu ... bukan cowok baik-baik," ucap Aila. Intonasinya terputus-putus, karena Aila merasa ragu dengan ucapannya itu.

"Nggak baik-baik gimana? Sekenal itu kalian?" tanya Sheva, kali ini ia menoleh, menatap dalam mata Aila.

Aila terdiam. Tak segera menjawab sebab ia perlu menyusun kata-kata yang tepat guna menjawab pertanyaan Sheva. Karena apa yang akan Aila katakan kepada Sheva mungkin tak akan dipercaya atau hanya mengada-ngada di saat Aila merasa Sheva sudah berprasangka buruk tentang hubungan Bintang dan Aila. Dan soal itu, Aila harus menjelaskan bagaimana Aila kenal dengan Bintang agar tidak ada kesalahpahaman.

"Gue nggak sekenal itu Shev sama dia. Gini, gue jadi pacar palsu Zaen karena dia mau bikin Stella menjauh—"

"Stella?" tanya Sheva memotong ucapan Aila.

Soal Stella. Aila belum pernah menceritakan tentang cewek itu kepada Sheva, sehingga Aila merasa akan panjang menjelaskan tentang mereka dan semua yang berkaitan dengan mereka kepada Sheva, bahkan sampai saat di mana Aila pernah mencelakai Stella sebanyak dua kali, sampai pingsan pula.

"Iya, dia pindah, kan? Dia pindah ke Cortofory, karena mau ngejar Zaen. Dan lo inget pas lo ngalihin job lo ke gue pada saat lo diajak jalan sama Bintang? Itu Zaen yang jadi partner gue, dan dia butuh gue buat menjauhkan Stella yang tiba-tiba dateng di kehidupan Zaen. Mereka sempat kenal pas SMP. Begitu juga dengan Bintang. Kata Zaen mereka teman SMP, dan gue kurang tau ada masalah apa diantara mereka, sampai Bintang ngusik orang yang dekat dengan Zaen. Yaitu gue. Gue sama temen gue pernah diculik dia cuman buat mancing Zaen." Aila menghembuskan napas setelah menjelaskan panjang lebar kepada Sheva.

Fake Girlfriend [END]Where stories live. Discover now