Part 31

62 8 7
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Ada keraguan dan keengganan ketika Aila menampakkan kakinya di ambang gerbang SMA Cortofory. Tiga hari yang secepat kedipan mata sudah berlalu. Waktu skors Aila sudah berakhir dan kini gadis itu sudah kembali ke sekolah. Namun, ia tampak ragu memasuki sekolahnya. Di tempatnya, Aila hanya berdiam diri, hingga lalu lalang teman sekolahnya terasa bagaikan bayangan di sekitarnya.

Zikra. Orang pertama yang menghampiri Aila. Dari belakang, cowok itu menepuk pundak Aila sekali, lalu melangkah menyamai posisi Aila. Dari samping, Zikra sedikit memiringkan kepalanya guna menatap wajah tidak yakin Aila.

"Kenapa diem?" tanya Zikra.

Baru Aila menoleh. Tadi, tepukan yang Zikra beri tak memberikan reaksi apa-apa kepada gadis itu. "Gue takut," jawab Aila lirih.

"Ck! Ngapain takut? Mereka ngga bakal gigit lo," kata Zikra berusaha menenangkan Aila walau usahanya terlihat sia-sia.

Aila menunduk lebih dalam, menatap ujung sepatunya, dan di permukaan tanah, ia bisa melihat bayangan dari teman sekolahnya yang melangkah memasuki gerbang.

Masih setia, tidak bergerak sama sekali sejak beberapa menit yang lalu, tiba-tiba seruan klakson yang memekik telingga menyadarkan Aila. Buru-buru ia memasuki gerbang dan menepi agar mobil itu bisa masuk tanpa halangan tubuhnya.

Ketika mobil itu melintas, Aila tak berpaling sekali pun, netranya menatap laju mobil itu yang sudah terparkir sempurna. Lalu, keluarlah sosok Zaen yang kemudian mengitari mobil guna membukakan pintu penumpang. Dan di sana, seorang gadis bernama Stella keluar dibantu oleh Zaen serta tongkat yang membantu gadis itu berjalan. Kaki Stella patah akibat ulah Aila.

"Udah empat hari ini mereka berangkat bareng. Zaen jadi kaya budak Stella," celetuk Zikra yang juga menyaksikan adegan di parkiran itu.

Zikra menoleh, karena tidak mendapat tanggapan dari Aila. Gadis itu terdiam dengan wajah lesu dan mata redup seolah hanya getir yang gadis itu pancarkan.

"Kalian ... putus?" tanya Zikra. Ada keraguan saat cowok itu menanyakannya pada Aila.

Aila mengangguk, kemudian menjawab, "iya."

Sesungguhnya Aila merasa tidak wajar mengangguki pertanyaan Zikra, karena Zaen tidak pernah menjadi miliknya, sehingga kata putus kurang tepat untuk menjawab pertanyaan yang Zikra ajukan atau menjadi jawaban atas pertanyaan cowok itu. Namun, hanya kata itu yang seakan perintah untuk Aila jawab. Bahwa mereka sudah putus.

Zikra yang sudah mendapat jawaban hanya bisa mengangguk paham. Ia tak tahu harus menanggapi dengan kata apa, karena keadaan dan suasana hati Aila membuat Zikra bingung dan tidak bisa mengalirkan topik obrolan seperti biasanya.

"Udah ayo masuk!" Zikra menarik tangan Aila. Membawanya memasuki kawasan SMA Cortofory lebih dalam, dan Zikra juga mengantar Aila sampai ke kelas gadis itu.

─────••─────

"Udah ngga usah diliatin. Nanti lo makin sakit hati," peringat Milly.

Mereka bertiga, Aila, Milly dan Cindy sedang duduk di kantin. Menikmati pesanan masing-masing. Namun, saat itu netra Aila sesekali fokus menatap dua orang yang duduk jauh darinya. Yaitu, Zaen dan Stella. Selain Zikra yang mengatakan—selama Aila diskors, Zaen dekat dengan Stella—Milly pun mengatakannya juga.

"Apaan banget si, masak baru putus dari lo langsung deket aja sama Stella," celetuk Cindy. Gadis itu satu-satunya teman Aila yang belum mengetahui jika hubungan Aila dan Zaen itu palsu.

Fake Girlfriend [END]Where stories live. Discover now