part 36

50 8 14
                                    

Happy Reading

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Siang. Tepatnya menjelang sore, setelah pulang sekolah. Dan selama beberapa hari ini Zaen menyibukkan diri. Lalu lebih dari beberapa hari itu, Zaen tak melakukan hal-hal yang berkaitan dengan Aila, pun dengan gengnya atau dengan sesuatu yang lainnya.

Di jalannan yang tampak lengang dan sepi itu, Zaen menghentikan motornya di tepi ruas jalan. Begitu kakinya turun menahan motor, tangannya langsung bergerak membuka kaca helm, lalu matanya menyipit menatap depan.

Tak salah lagi. Apa yang ia lihat memang benar mereka. Mereka yang beberapa hari yang lalu bertindak jahat kepada Aila dan yang belum lama ini telah Zaen beri perhitungan. Lalu kali ini, setelah bertemu kembali, kali ini pun akan Zaen beri pelajaran. Kesalahan mereka tak semudah itu Zaen maafkan, sehingga dengan menatap wajah-wajah mereka saja mampu membuat emosi Zaen naik pitam walau sebelumnya ia baik-baik saja.

Segera Zaen lajukan motornya menghampiri sekumpulan orang-orang itu yang tengah duduk santai di atas motor mereka di pinggir jalan.

"Yah ... masih hidup," ucap Zaen.

Cowok itu, beberapa detik yang lalu menghentikan motornya tepat di hadapan mereka, dan begitu ia membuka helm, kata-kata itulah yang ia gunakan sebagai intro menyapa sekumpulan cowok menjijikkan itu.

"Siapa?" bisik salah satu dari mereka.

"Ck! Kalau nggak salah yang pernah ngehajar kita," jawabnya.

"Mau apa lo?!" Seseorang berbadan tinggi, sedikit berisi berseru menanyakan perihal Zaen mendatangi mereka.

"Mau ngasih pelajaran buat kalian!" jawab Zaen. Lekas cowok itu turun dari atas motornya, yang sontak membuat mereka spontan turun dari atas motor masing-masing juga dan mulai waspada.

"Siapa yang merintahin kalian bawa Aila?" tanya Zaen langsung. Tak mau basa-basi dan membuang banyak waktu.

"Kagak ada!" jawabnya.

Mendengar jawaban tak jujur itu, Zaen pun maju selangkah dan mereka sontak mundur selangkah juga. Melihat mata rendah nan gelap yang Zaen pancarkan sukses membuat mereka semua was-was dan mulai waspada.

"Bilang siapa yang merintahin kalian, mumpung gue masih punya ampun buat kalian!" seru Zaen lagi lebih tegas dan mengancam.

"Kagak—"

Langsung saja Zaen memukul wajah cowok itu sebelum menyelesaikan kata-katanya, karena Zaen tahu apa yang akan dia katakan. Pasti kebohongan. Maka dari itu, Zaen sontak memukul wajahnya, karena juga ia tiba-tiba geram tak mendapat kejujuran dari mereka.

Cowok yang mendapat pukulan itu terkapar di atas tanah. Kemudian, ia mengangkat sebagian tubuhnya lalu terduduk di sana dengan tangan yang mulai meraba hidungnya yang mengeluarkan darah.

"Bilang! Atau gue patahin tulang hidung kalian semua!" ancam Zaen penuh peringatan.

"Bintang! Dia yang nyuruh kita. Kalau lo nyadar juga dia sebenarnya dateng ke sana setelah lo ngabisin kita!" jawab salah satu dari mereka.

"Gue harap kita bisa damai setelah ini," lanjutnya. Kemudian ia berjongkok dan mulai membantu temannya untuk berdiri.

Dia memapah temannya yang katanya merasa pusing setelah dipukul keras oleh Zaen, sehingga jalannya sedikit tertatih sebab tubuhnya yang sesekali merasa tidak seimbang. Kemudian, ia dibawa ke atas motor temannya, dan teman-temannya yang lain menyusul, lantas pergi meninggalkan Zaen dengan motor masing-masing.

Fake Girlfriend [END]Where stories live. Discover now