Part 13

158 54 14
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Zaen merenganggkan simpul dasinya, lalu menatap gamang ke arah gadis yang berdiri menunggunya dengan senyum terbaiknya. Zaen yang masih berada di atas motor segera menepikan motornya di samping gerbang sekolahnya agar tidak menghalangi jalan murid-murid lain yang akan keluar gerbang setelah pulang sekolah.

Setelah itu, Zaen pun menghampiri gadis itu yang masih saja menampilkan senyum sampai-sampai menarik perhatian beberapa murid cowok SMA Cortofory yang berlalu-lalang di sekitarnya.

"Ngapain ke sini?" tanya Zaen dingin.

Gadis itu semakin melebarkan senyumannya. "Mau liat sekolah kamu. Bagus, ya," jawabnya dengan binar mata memandang sekolah tempat Zaen belajar.

"Oh," respon Zaen pendek.

Karena telah salah mengira, Zaen pun kembali menaiki motornya dan hendak pergi dari sana. Namun, gadis itu buru-buru menahan Zaen agar tidak pergi meninggalkannya.

"Loh, kok, pergi?" tanyanya.

"Buat apa juga lama-lama di sini? Lo mau liat sekolahan gue, kan? Masuk aja nggak papa," kata Zaen lalu cowok itu kembali mengenakan helmnya.

"Zaen! Nggak gitu, aku ke sini mau ketemu kamu!" katanya, kembali menahan Zaen agar tidak pergi dulu.

"Stella, nggak gini. Awal pertemuan kita nggak lumrah kalau cuman sekedar sapaan teman lama," kata Zaen.

"Jadi kamu ngira gitu? Aku nyari kamu karena-"

"Kita udah bahas kemarin. Itu semua ulah Azra!" sela Zaen memotong ucapan Stella.

"Anak kecil nggak mungkin sejail itu, dan dia nggak mungkin paham sama apa yang dia lakukan karena terlalu jujur," ucap Stella mengelak.

"Azra bukan anak kecil lagi. Lo liat aja sendiri kalau nggak percaya!" jawab Zaen.

Setelah mengatakan itu, Zaen menutup kaca helmnya dan bersiap akan pergi. Namun, tiba-tiba Stella menaiki motor Zaen dan duduk di boncengan cowok itu dengan tangan yang langsung melingkari perut Zaen, sehingga cowok itu menampilkan gustur risih atas tindakan Stella yang terlalu frontal.

"Ayo kita bahas lagi," kata Stella.

"Turun!" seru Zaen menginstrupsi.

"Nggak! Azra nggak mungkin bohong kalau kamu cinta sama aku. Buktinya kamu simpan foto aku, di sana juga ada surat cinta buat aku yang nggak pernah kamu kasih, kan? Zaen, Azra kirim foto bukti itu, dia nggak mungkin bohong," kata Stella.

"Aku bela-belain nyari kamu buat bahas hal ini. Maaf, udah ngebiarin perasaan kamu selama ini," lanjutnya. Ia semakin mengeratkan pegangan tangannya pada perut Zaen, bahkan kepalanya kini sudah bersandar di punggung tegap cowok itu.

Di lain tempat, Aila menyaksikan adegan itu yang kali ini lebih parah. Kemarin Aila masih sempat berpikir positif jika Stella hanyalah teman atau kerabat Zaen. Tapi setelah melihat adegan di depan gerbang sekolahnya itu, Aila tak bisa berpikir positif lagi, sampai-sampai ia tak sanggup jika harus pulang lewat gerbang itu.

"Gue beneran cinta dong sama dia. Sesakit ini soalnya liat dia sama Stella. Lebih sakit dari pada pas Stella ngerebut Derbi," monolog Aila kembali menyadarkan diri sendiri kalau ia memang cinta, bukan sekedar kagum yang bisa mempermudah ia untuk move on. "Lah? Terus Derbi lo kemanain, Stell?" lanjut Aila bertanya-tanya.

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang