Part 38

52 9 4
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Setelah kejadian kebohongan Stella terbongkar, cewek itu tidak terlihat lagi di sana. Namun, Stella sudah dipanggil ke ruang BK guna dimintai keterangan tentang kebohongan itu yang telah membuat Aila terkena fitnah dan diskors. Dan saat itu Aila juga dipanggil ke sana sehingga pembahasan pun terjadi.

Aila memaafkan Stella begitu juga dengan Stella yang memaafkan Aila karena sempat mendorong Stella. Namun, keadaan saat itu Aila sudah menolong Stella, tetapi tetap saja Aila salah dan Stella juga salah. Jadi, keduanya sama-sama salah.

Lalu tadi, setelah pembahasan di ruang BK selesai Stella keluar berbarengan dengan Aila. Cewek itu awalnya melangkah lebih depan dari Aila, tapi tiba-tiba berhenti dan berbalik badan menatap Aila.

"Maaf," ucap Stella, seakan permintaan maafnya tadi belum cukup.

"Sebenarnya kenapa lo gini sama gue sih, Stel?" tanya Aila ingin tahu alasannya.

Stella menghela napas. Kemudian netranya ia fokuskan menatap random tempat-tempat yang dapat dilihat olehnya di tempatnya berdiri saat itu.

"Gue cemburu. Gue iri. Gue nggak suka, Ai. Kenapa sih, orang-orang yang kenal sama lo langsung suka sama lo? Gue yang sering sama lo jadi suka minder," jawab Stella mulai menceritakan alasan kenapa ia tak menyukai Stella.

"Apa-apa lo. Semuanya lo. Mereka muji lo di depan gue. Mereka mengabaikan gue demi deket sama lo. Karena itu gue jadi dengki sama lo," lanjut Stella.

Aila yang telah mendengar jawaban dari Stella itu menunduk dalam. Tak ia sangka selama itu Stella memendam perasaan iri padanya dan Aila tidak sadar akan hal itu. Tentu saja Aila mengerti. Mengerti perasaan yang Stella hadapi. Dan Aila tak menyepelekan hal itu karena jika ia berada di posisi Stella, pasti ia juga akan timbul rasa iri dan dengki. Namun, untuk bertindak sejahat itu Aila masih akan berpikir panjang sebelum melakukannya.

Tapi, ada sedikit perasaan kecewa, karena cinta yang Aila dapat dan cinta yang membuat Stella iri itu justru Stella rebut dari Aila. Mulai dari Derbi, teman-temannya dulu, Ayah dan juga Zaen meski cowok itu satu-satunya orang yang bertahan dengan Aila. Namun, karena keduanya sama-sama merasakan sakit dan sedih, jadi tak ada yang bisa Aila lakukan untuk menbela diri.

"Dan siapa sih orang yang gue kenal nggak kenal lo? Bahkan Dena juga bisa kenal lo di saat gue kira hal itu nggak mungkin dan terlalu kebetulan. Bintang juga, terus Zaen. Mereka berdua lebih dulu kenal sama gue. Tapi nyatanya mereka ketemu lo juga dan lo lebih keliatan istimewa bagi mereka." Stella masih melanjutkan ceritanya.

"Soal Papa, maaf banget gue udah kelewatan dan nggak sopan apa lagi nggak menghargai Papa. Maaf banget, Ai."

Selama Stella masih bercerita tanpa jeda, Aila sama sekali belum ada niat menyela atau menanggapi. Aila memilih menunggu Stella benar-benar menyelesaikan ceritanya terlebih dahulu.

"Selama gue pura-pura patah tulang, Papa bener-bener baik banget sama gue. Gue belum pernah dapet perhatian kaya gitu dari Papa kandung gue. Dan gue dapet pertama kalinya dari Papa kita, Ai."

"Nggak papa ya Ai kalau gue mau mertahanin Papa di samping gue?" tanya Stella meminta izin.

Aila tak segera merespon. Ia masih mencerna permintaan Stella dengan perasaan yang berkecamuk, campur aduk. Kaya nggak ikhlas gitu, tapi Aila sadar, ayah pun sudah tak menginginkannya lagi. Lantas untuk apa Aila berharap dan mengaharap atau bahkan tak mengizinkan permintaan Stella? Toh Stella sudah menerima keberadaan ayah yang artinya ayah akan baik-baik saja setelah ini, dan Aila tidak perlu khawatir memikirkannya.

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang