『 58 : Taeyong's home 』

Mulai dari awal
                                    

Mengabaikan aura super canggung dan mencekam di ruang tamu rumah kabin Sehun.


.
.



“Hyung~ Sudah dong, jangan dipelototi begitu Jaehyunnya~ Nanti Jaehyun kapok datang kesini lagi.” Taeyong mencubit kecil pinggang Sehun yang duduk disebelahnya.

Heran dengan sikap kaku kakaknya yang tidak pernah berubah. Ia bisa melihat tubuh Jaehyun menegang ditempat. Bahkan posisi duduk kekasihnya itu tampak kaku seperti batu.

Sehun mendesah panjang. Hatinya menjerit tak terima mendengar kabar baik一buruk baginya, dari Taeyong tadi.

“Sudah berlama lama?” tanyanya datar. Begitu juga dengan wajahnya. Tidak hanya kelihatan dingin, tapi juga terlihat angkuh bahkan melebihi Jaehyun.

Em...berapa ya Jaehyunie. Baru beberapa bulan ini kok hyung~ Tapi Jaehyunie memperlakukan Taeyongie dengan sangat baik!”

Entah mengapa, Taeyong terlihat lebih manja dan bersikap seperti anak kecil didekat Sehun. Apa mungkin efek dari rindu yang dipendamnya selama bertahun-tahun?

Jaehyun bisa memakluminya kalau begitu. Sedikit tidak rela sebenarnya, melihat kekasih cantiknya menempel lengket pada Alpha lain selain dirinya.

“Oh ya?” Kedua mata Sehun memicing, menatap Jaehyun yang duduk diseberangnya dan Taeyong. Mulai menilai pria yang lebih muda itu lewat kedua mata tajamnya.

“Hei, nak Sehun! Rumahmu sangat indah. Aku suka sekali dengan tatanannya!” Jessica datang dari luar teras belakang yang berhadapan langsung dengan aliran sungai kecil dari air terjun tak jauh dari rumah Sehun. Sangat indah dan juga dingin.

Sebuah senyum tipis Sehun berikan pada Jessica. Bagaimanapun juga, ia diajarkan untuk menghormati yang lebih tua. “Glad to hear that, madam. Silahkan anggap seperti di rumah sendiri,” balasnya sopan.

Jessica tersenyum lebar. Sangat senang sekali, sejenak melupakan putrinya yang terluka oleh si pemilik rumah. Lalu ia mengajak Ten dan juga Winwin untuk menelusuri sekitar rumah Sehun.

“Jadi, kau menerima pesan dari kami?” Sehun akhirnya membahas topik awal mereka. Percuma juga menyembunyikan masalah mereka, toh sepertinya Jaehyun serta yang lainnya sudah mengetahuinya.

Taeyong mengangguk pelan. “Tapi aku tidak tau siapa yang mengirimkan pesan itu kepadaku,” jawabnya lirih.

“Itu Yuri,” ungkap Sehun. “Kami sengaja menyuruh Yuri untuk mengirimkan pesan kepadamu supaya kau kembali kemari. Beruntunglah, kekuatannya sudah hampir sempurna seperti sedia kala lagi. Sehingga pesan kami terkirimkan,” jelasnya kemudian.

“Seperti sedia kala? Apa maksudmu, hyung? Terakhir sebelum aku pergi, dia masih kelihatan baik-baik saja dan bahkan sempat memberikanku beberapa ramuan dan mantra sihir.” Taeyong mengernyit bingung.

Sehun menghela nafasnya kasar. Pikirannya kembali tertarik ke belakang; pada masa lalu mengerikan yang pernah menimpa mereka semua.

“Iya. Waktu itu dia masih baik-baik saja. Namun tak berselang lama, monster itu menyerang kami lagi. Bahkan hampir menghabisi kami semua...andai waktu itu Yuri tidak melindungi kami dengan sekuat tenaganya...” terangnya pelan. Kepalanya tertunduk ke bawah, ia sangat ingin melupakan masa-masa mengerikan itu dalam ingatannya. Yang sayangnya tidak akan bisa.

Kedua tangan Taeyong reflek menutup mulutnya. Terkejut mendengar cerita yang tak pernah ia ketahui, terjadi sesudah ia melarikan diri bersama dengan Ten.

“Akibat menggunakan kekuatannya pada batas maksimum, Yuri hampir kehilangan seluruh kekuatan sihirnya. Ia bahkan tertidur di Danau selama hampir 3 tahun lamanya,” jedanya. “Beruntung, seorang penyihir lain datang secara tiba-tiba dan membantunya mengembalikan kekuatan sihirnya. Kami tak mengenal penyihir itu. Tapi penyihir itu cantik, dan masih terlihat muda,” imbuhnya.

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang