Jessica sontak terdiam. Seperti baru saja di tampar pada kenyataan yang terjadi di sekitar mereka.
“Benar juga. Mom sampai lupa tentang hal itu,” sahutnya khawatir. “Tapi kita tidak bisa menghentikan semuanya. Sudah terlanjur terjadi, jadi mau bagaimana lagi,” sambungnya.
Mata kecoklatan Krystal menatap kosong langit-langit kamar sambil memikirkan beberapa hal yang masuk dalam otaknya.
“kita harus melindungi Taeyong sekuat tenaga kita, mom,” tekadnya kuat.
Jessica menoleh, menatap putrinya yang masih dalam posisi terlentangnya. Senyum kecil terpatri dibibir tipis Jessica. Tak menyangka putri kecilnya yang masih suka bermanja-manja dengannya, ternyata bisa berpikir dewasa di saat-saat penting.
“Sure. Sudah menjadi tugas seorang ibu untuk melindungi anak-anaknya. Terimakasih juga ya, sudah menerima kehadiran Taeyong dan bahkan menyayanginya seperti adikmu sendiri. Aku yakin mereka berdua sangat bersyukur memiliki seorang kakak yang dapat diandalkan sepertimu, sweetie...”
♣️
Wusshh
Pusaran angin kencang muncul di tengah-tengah hutan hingga membuat rumput-rumput serta daun-daun pohon bertebaran ke sana ke mari.
Sebuah portal dimensi terbuka di sana, satu per satu orang keluar dari lingkaran portal itu. Cukup banyak, mungkin hampir mendekati 100 orang.
Hewan-hewan penghuni hutan berhamburan pergi begitu merasakan aura mencekam dan berbahaya dari sekumpulan orang-orang asing yang menginvansi rumah mereka.
Seorang pria bertubuh gempal keluar paling akhir, setelah memastikan seluruh anak buah yang dibawanya sudah benar-benar keluar semua. Setelah itu portal dimensi yang ia keluarkan, menghilang secara perlahan.
“Boss. Ini tempatnya,” ucap seorang pria berpakaian serta hitam serta sebuah topi model bucket dikepalanya, melapor pada sang Ketua.
Pria berwajah sangar dengan bekas luka gores pada atas alis hingga bawah matanya kirinya itu mengedarkan pandangannya mengamati sekeliling mereka.
“Berpencar! Dirikan tenda disini. Besok kita mulai pencarian kita!” titahnya mutlak.
“Bagaimana dengan orang-orang yang ada disekitar sini, boss?” tanya salah satu pengikutnya.
“Bereskan mereka. Jangan sampai keberadaan kita diketahui oranglain. Amankan daerah ini selama 24 jam,” titahnya lagi, yang langsung ditaati oleh seluruh pengikutnya.
Sebuah seringaian sinis tertarik dibibirnya, “Kita lihat saja. Sampai kapan kau bisa terus lari dari kami, Lee Taeyong..”
♣️ ♣️
“Jaehyun?” Suara serak一hampir mendekati hilang, itu terdengar lirih. Memanggil sosok pria yang tadi sore tidur bersama disebelahnya, entah pergi kemana saat ini.
Ranjang sebelahnya tidur telah kosong. Dan ia tak mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Apa orang itu keluar?
Menghembuskan nafasnya panjang, Taeyong kembali menutup kelopak matanya. Seluruh tubuhnya sangat lelah, rasanya seperti habis ketiban batu saja. Belum lagi perih yang ia rasakan pada bagian bawah tubuhnya.
Kedua pipi tirus Taeyong semakin merona merah, mengingat pergulatan mereka yang hampir tiada hentinya membuat jantungnya berdebar semakin cepat.
Ia bahagia.
Dari semua yang telah ia lalui bersama Jaehyun, melakukan mating dengan pria tampan itu adalah kebahagiaannya yang utama. Tak menyangka jika mereka berdua akan beranjak ke tahap yang lebih tinggi sekarang.
Rasanya seperti mimpi saja.
Padahal jika Taeyong ingat kembali, seperti baru kemarin dirinya datang ke Korea bersama dengan Ten, menjalani masa pelarian diri mereka dengan mencoba berbaur dengan banyak orang.
Sama sekali tidak terbesit dipikirannya akan dipertemukan dengan belahan hatinya.
Uhhh...rasanya Taeyong ingin menangis saja saking bahagianya!
Ceklek
“Oh, sayang? Sudah bangun?” Jaehyun masuk, dengan sebuah nampan ditangan kirinya. Pria tampan itu sudah mengganti kaosnya dari yang terakhir Taeyong lihat.
Penampilan Jaehyun sudah terlihat bersih dan segar. Taeyong tebak, orang itu sudah membersihkan tubuhnya sedari tadi.
“Mau makan? Aku bawakan kamu makan. Kamu butuh asupan makanan ke dalam perutmu, kemarin-kemarin kita hampir tidak makan kan,” oceh Jaehyun, seraya berjalan menuju meja yang ada di dekat lemari pakaian. Menaruh nampannya di atas sana, sebelum mendekati kekasih hatinya yang masih tiduran menghadap ke arahnya dengan tubuh tertutupi selimut.
Kedua mata bulat Taeyong mendadak berkaca-kaca, sambil menggigit satu jarinya, si cantik itu menatap Jaehyun hampir menangis.
Jaehyun yang menyadari ada yang aneh dengan calon istrinya itu, segera mendekati Taeyong untuk memeriksa keadaannya.
“Hey, kenapa hm? Mana yang sakit? Atau mau aku panggilkan Winwin untuk mengobatimu?” Jaehyun merangkak naik ke ranjang, mendekati Taeyong lalu mengusap sayang puncak kepala si cantik itu.
Taeyong masih memberikan tatapan sendunya pada Jaehyun. Entah mengapa hatinya sedikit melankolis saat ini. Sepertinya ia terlalu bahagia, sampai-sampai emosinya tidak dapat terbendung lagi.
Jaehyun yang gemas, mencubit pelan pipi Taeyong yang kini dihiasi rona kemerahmudaan. “Jangan digigit jarinya. Kotor,” tegurnya, lalu menarik lembut jari Taeyong dari mulut si cantik itu.
Uhuhuhuhu, Taeyong jadi makin terharu melihat sikap Jaehyun kepadanya. Pria iti benar-benar memperlakukannya lembut bak sebuah benda berharga. Berbeda sekali dengan Jaehyun ketika berada diatasnya. Yahh, walau tak dipungkiri, Taeyong menyukai segala sisi lain dari kekasihnya itu.
“Mau mandi dulu, atau aku suapi disini?Kamu pasti capek kan.” Usapan lembut Jaehyun berikan pada Taeyong.
Si cantik itu kini memejamkan kedua matanya, menikmati sentuhan penuh kasih sayang yang Jaehyun berikan kepadanya. Mencoba mengingat setiap sensasi yang ia rasakan setiap bersama Jaehyun.
“Jaehyunie...” panggil Taeyong dengan suara lirih yang hampir habis.
“Ya, sayang?”
“Aku sungguh bersyukur memilikimu sebagai mateku,” ucapnya lembut. Masih dengan kedua mata terpejam.
Jaehyun tersenyum, bukan hanya Taeyong saja yang merasa bersyukur. Tentu saja ia juga. “Kau harus tau, kalau aku tidak mungkin bisa merasakan kebahagiaan ini jika bukan bersamamu, sayang.”
Taeyong tersenyum lebar mendengarnya. Perlahan airmata jatuh dari kedua matanya yang masih terpejam. Jika ia bisa, ia ingin menghentikan waktu agar apa yang ia rasakan hari ini tidak pernah berakhir.
Namun ia sadar, sekuat apapun ia berharap, cepat atau lambat ia akan kehilangan kebahagiaannya hari ini. Ada hari esok yang akan menyambutnya, entah dengan tawa atau dengan kesedihan. Yang jelas, Taeyong ingin selalu melindungi satu-satunya sumber kebahagiaan yang ia miliki disini. Bersama Jaehyun.
“Aku mencintaimu, Jaehyun. Tolong hiduplah untukku....”
🐱 TBC 🐱
maaf ya sepertinya bakal slow update nih.
Lagi ada masalah, jadi ya gitu, otak gak bsa dibuat berpikir dg bener @@
tolong bersabar ya, aku harap bisa nyelesaiin work ini gak terlalu lama. Lihat aja kondisinya gimana nti hehehe
Makasi yg udah bersabar nunggu update😘
Big love for you, mate❤️
BINABASA MO ANG
My Mate [ Jaeyong ] ✔️
FanfictionLee Taeyong, Omega cantik yang melarikan diri ke Korea bersama sahabat baiknya, Ten. Tanpa diduga Taeyong justru dipertemukan dengan belahan hati dan jiwanya, Jung Jaehyun, Si Alpha dari Klan Jung yang paling disegani se antero Korea. Namun kebahag...
「 48 : Live For Me 」
Magsimula sa umpisa
![My Mate [ Jaeyong ] ✔️](https://img.wattpad.com/cover/181607856-64-k618941.jpg)