「 34 : Yoona Goes To The Rescue 」

Start from the beginning
                                        

“Cepat beritahu cucuku di sana jika aku ditawan oleh Klan serigala ini! Suruh dia secepatnya datang menemuiku sebelum para serigala bengis ini membunuhku!!” pesannya melalui mindlink yang ia kirimkan untuk burung putih tersebut.

Tanpa mengulur waktu lagi, burung seputih kapas itu bergegas terbang mengudara; menuju satu-satunya rumah sang cucu penyihir yang sering ia datangi sebelumnya, untuk memberitakan kabar buruk yang telah terjadi.

‘Aku tidak mungkin menghidupkan kembali serigala yang sudah mati itu...Tidak setelah aku melihat kekejaman dan kejahatan apa saja yang telah dia lakukan. Makhluk berbahaya sepertinya memang lebih pantas mati daripada hidup mengotori dunia.’






♣️






Di belahan dunia lain..

Sniff sniffff

“Tuanku....setelah ini kita akan mencarinya kemana?” Seorang wanita berambut panjang mengintrupsi kegiatan sang Tuan yang tengah mengendusi bau di sekitar mereka.

Tubuh tinggi besar dengan bulu lebat di sekitar tangan, kaki serta dadanya, jangan lupakan kuku-kukunya yang panjang nan tajam itu menghembuskan nafasnya kasar setelah menemukan bau yang menarik indera penciumannya.

“Menurutmu...kemana lagi bocah itu pergi selain ke tempat yang pernah ia kunjungi sebelumnya, hm?” gumamnya dengan suara begitu rendah.

Wanita itu menaikkan satu alisnya ke atas; tidak tau dan tidak seberapa mengerti apa yang dikatakan oleh sang Tuan. “Apa Tuan sudah tau di mana keberadaan bocah itu?” tanyanya penasaran.

Makhluk tinggi itu menarik sudut bibirnya keatas; membentuk sebuah smirkan kecil yang terlihat menyeramkan bagi orang lain. “Tentu saja....” ucapnya dengan nada santai.

“Kalau begitu, kenapa kita tidak datangi saja anak itu sekarang?!” Wanita itu terdengar bersemangat sekarang. Tentu saja, setelah sekian lama akhirnya mereka menemukan keberadaan target utama yang telah mereka cari-cari selama beberapa tahun ini.

Take it easy..."


"......Hwasa.” Makhluk itu tersenyum penuh arti menatap wanita yang berstatus sebagai selirnya itu.

“Akan lebih baik bila kita mendatanginya satu demi satu. Kita lihat dulu, seberapa jauh anak itu mengembangkan kekuatannya sampai saat ini. Akan sangat membosankan bukan jika kita langsung membunuhnya begitu saja tanpa melihat terlebih dahulu seberapa kuat anak itu saat ini,” kekehnya menyeramkan.

Bibir seksi wanita itu terangkat ke atas. “Anda benar juga Tuanku. Pasukan siap untuk melawan anak itu jika Tuanku memberikan perintah,” ungkapnya.

“Bagus....kirim dua orang kesana untuk menge-test anak itu terlebih dahulu Hwasa..” perintahnya mutlak.


“.......Aku ingin lihat seberapa kuat ponakanku yang satu itu saat ini. Sampai di mana dia mengasah kekuatannya hingga melarikan diri dari tanah kelahirannya sendiri hahahahahaha...”






〰▪️〰




Wusshhhh


Satu dari banyaknya lilin yang menyala di ruangan gelap itu padam secara tiba-tiba; membuat tubuh Yoona yang sedari tadi berdiri menatap ke luar jendela menegang seketika.

Ia tau apa artinya itu.

Tuk tuk tuk

Bersamaan dengan padamnya lilin besarnya itu, kaca jendelanya diketuk dari luar oleh sesuatu. Yoona menolehkan kembali kepalanya menatap ke arah jendela didepannya.

Terlihat seekor burung putih yang ia kenal sejak kecil sudah bertengger di luar sana.

Dengan tangan sedikit gemetar, Yoona membuka jendela kayunya lebar-lebar. Burung putih itu kemudian masuk dan berjalan mendekati Yoona.

Cit ciittt cuitt

Dengan lembut Yoona membawa burung kutilang putih itu naik ke atas kedua telapak tangannya, lalu ditutupnya tubuh burung putih itu dalam kepalan tangannya. Satu-satunya cara untuk mengetahui isi pesan yang dititipkan kepada burung itu adalah dengan membaca ingatannya.

Setelah menutupi tubuh sang burung di dalam kedua tangannya, Yoona kemudian memejamkan kedua matanya erat-erat. Berkonsentrasi penuh untuk menyambungkan ingatan burung tersebut supaya tersalurkan kepadanya.

Cahaya berwarna merahmuda muncul di kedua tangannya, perlahan merembet menuju ke atas kepalanya. Cahaya itulah yang menyalurkan ingatan sang burung kepadanya.



“Yoona, jika kau membaca pesanku ini mungkin aku sudah tidak ada lagi di dunia ini.”

“Yoona, aku dipaksa oleh salah satu Klan serigala yang berasal dari Busan bernama Zico untuk memasukkan kembali rohnya jika makhluk itu sudah mati karna suatu pertempuran.”

“Aku sudah menolak mati-matian. Tetapi mereka memaksaku dan bahkan mengancam keluargaku di sini. Yoona sayang, jika masih sempat, kumohon selamatkan keluargaku, cicitku yang lainnya. Kami butuh bantuanmu! Tolong, selamatkan kami dari mereka, sayang..”

“Tenagaku sudah semakin lemah untuk melawan mereka semua. Aku tidak sanggup melawan mereka hanya seorang diri, sayang. Tolong, jika memang aku tidak bisa diselamatkan lagi, setidaknya selamatkan keluargaku di sini. Hanya kau lah satu-satunya harapan kami semua, sayang....”

“Terima kasih banyak...nenek sangattttt..mencintaimu.”




“BRENGGSEKKK!”

PRANG PRANG PRANGGG!

Seluruh kaca yang ada dslam ruangan itu pecah berkeping-keping ketika Yoona secara tidak sengaja mengeluarkan emosinya barusan.

Ia membuka cakupan tangannya agar burung putih itu bisa bebas. Kedua tangan putih mulusnya kemudian terkepal erat hingga membuat buku-buku jarinya memutih karena menahan amarah.

Kedua matanya yang semula berwarna hitam kecoklatan berubah berwarna violet. Penyihir cantik yang sama sekali belum kelihatan menua itu benar-benar marah kali ini.

“Berani sekali mereka melukai keluargaku!!” serunya, dengan emosi meletup-letup.

Tanpa pikir panjang lagi, Witcher cantik itu mengambil sapu terbang yang dulu sering ia gunakan sebagai ‘kendaraan pribadi’ nya.

Yoona menyalurkan sedikit ‘mana’nya pada sapu itu sebelum ia dapat menggunakannya sebagai alat transportasi urgent. Dan berhasil, sapu itu dilapisi oleh cahaya berwarna keunguan yang artinya, sudah bisa Yoona kendarai lagi untuk pergi menyusul sang nenek diseberang sana.

Dengan sedikit bergegas, penyihir cantik itu segera menaiki sapu terbangnya. Katakanlah itu terlihat kuno dan jelek atau apalah, tapi bagi para penyihir seperti Yoona, Sapu terbang itu adalah salah satu kendaraan tercepat dan efisien yang mereka miliki.


Ciitt citt cuitt


Yoona melirik burung kutilang putih tadi yang belum beranjak pergi dari tempatnya; seolah menanti dirinya untuk ikut terbang menuju ke rumah sang nenek sekarang juga.

“Kita akan ke sana!! Aku tidak akan membiarkan makhluk rendahan seperti mereka hidup bebas setelah mengusik keluargaku!!!” geram Yoona, sebelum akhirnya melesat pergi keluar melewati jendela yang paling besar yang ada di ruangan itu一diikuti oleh burung putih tersebut yang terbang dibelakangnya.




TBC

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Where stories live. Discover now