ch59 : Seorang Pet dan Ultimate

2K 230 56
                                    

Setelah mendengar kabar bahwa tentara Emphira mengerahkan pasukan yang begitu besar, aku dan Eisha langsung berpamitan untuk segera menuju perbatasan. Aku menduga bahwa pasukan itu dibawa oleh Tetua Nellim yang baru saja menjemput raja Emphira. Dengan besarnya pasukan yang dikerahkan untuk menggempur Senza, sudah hampir dipastikan karena aku telah membantai ribuan pasukan mereka beberapa saat lalu.

Tapi dengan poin Luck yang begitu buruk, rupanya keberuntungan masih berpihak padaku. Hal ini akan kumanfaatkan untuk mengalihkan pikiran Eisha dari keinginannya untuk membantai warga Aera. Selain itu aku juga ingin melihat sampai dimana kemampuan loli Legendary ini dalam pertempuran pertamanya tanpa merasa tak enak hati karena secara pribadi, aku sama sekali tak memiliki hubungan apapun dengan kerajaan Emphira.
             
             
Syuuuuttzzzzzz
           
         
Dengan menggunakan teleport, kini kami berdua berdiri di puncak bukit tak jauh dari gerbang perbatasan. Ternyata kabar itu benar. Benteng terluar perbatasan Senza telah runtuh namun masih ada segelintir tentara Senza yang masih bertahan seolah mengulur waktu, berharap bala bantuan akan segera tiba.

Di lain pihak, ratusan ribu tentara Emphira semakin mendekat dari arah selatan. Mereka berbaris rapi dan rapat. Di bagian paling belakang sepertinya ada sekelompok kecil pasukan yang mengelilingi seekor magic beast berukuran raksasa. Itu adalah Mammoth. Dengan Ultima Sense, aku bisa melihat punggung Mammoth itu terpasang tandu mewah dan seseorang tengah duduk santai sambil menikmati anggur.

"Pasti itu raja Emphira. Tapi di mana Nellim?" lirihku sembari melihat ke arah sekitar magic beast raksasa itu.

"Ah, itu dia," aku menemukannya sedang menunggang kuda tak jauh dari raja Emphira.

Aku menoleh ke samping, menatap Eisha yang menggeretakkan giginya. Tangannya mengepal dan gemetar.

"Ada apa Sha?" tanyaku sembari menaruh tanganku di bahunya.

"Manusia sungguh menjijikkan. Mereka saling membunuh demi memuaskan keserakahannya," balasnya singkat.

Ekspresinya tak berubah sedikitpun. Datar namun menyiratkan kebencian.

"Lalu bagaimana? Apa Sha ingin melakukan sesuatu dengan itu?" tanyaku untuk memancingnya.

"Kakak lihat puncak benteng di bagian kiri itu?" sahutnya sembari menunjuk sebuah tempat mirip balkon yang berada di puncak benteng.

Aku mengangguk sekali.

"Baiklah, mari kita ke sana. Sha bisa menggunakan skill Blink, kan?"

Eisha membalasnya dengan mengangguk dan kami pun segera melakukan Blink ke balkon kecil itu.
           
            
Syuuuttttzzz
           
         
"Sekarang bagaimana?" tanyaku.

"Pet, kemarilah!" serunya.
           
           
Bwoooossshhhh
            
         
"Pet siap melayani Master."

"Ehh?!" seruku.

Pet?! Eisha memiliki Pet?! Oiya, bukankah itu wajar karena Eisha juga bisa membelinya dari Shop Menu? Tapi harga item Pet kan mahal, sedangkan Eisha hanya membunuh seekor Chimera yang tentu saja tak memberikan Shop Point yang cukup. Sudahlah, daripada bingung lebih baik aku memperhatikan Pet milik Eisha ini. Cantik juga.

"Maaf membuat Kakak terkejut. Ini adalah Pet," ujar Eisha yang membuatku terbangun dari lamunan.

"I-iya. Kakak tahu itu adalah Pet, tapi siapa namanya?" tanyaku sambil terus menatap Pet-nya yang masih berlutut di hadapan kami.

Grandia : Tale of ZenkaWhere stories live. Discover now