ch21 : Pernyataan

3.1K 414 62
                                    

Tujuan keduaku mengintip ingatan Morgus akhirnya selesai. Sebenarnya bisa saja aku ber-teleport langsung ke Laxium dan meratakan negeri itu, namun belum saatnya. Argam masih sedikit berguna untukku.

Ratusan ribu mayat di daratan yang terbakar ini, menjadi lautan drop item yang berkilau dengan berbagai warna, tersebar dalam radius 3 ranch. Indah sekali.

Tapi apa ini yang seharusnya kurasakan? Aku ini baru saja membinasakan ratusan ribu orang! Jangan bandingkan dengan tentara undead dan sekelompok Manticore. Mereka itu makhluk summon dan magic beast, sedangkan yang barusan ini adalah ratusan ribu makhluk berakal, meskipun bodoh.

"Lillia...."
     
     
Syuuuuuutzzzzz
    
    
                      -------------------------

Setelah ber-teleport kembali ke taman istana, aku tak melihat Lillia maupun Dragmil.

"Dragmil, kamu di mana?"

{Saya dan Putri di luar istana, Tuan.}

Aku berlari keluar, dan kulihat para tentara maupun penyihir elemen air sedang berusaha memadamkan api yang masih berkobar di berbagai tempat, tak menghiraukan mayat-mayat penduduk Evenstar. Meski banyak drop item berserakan, tak ada satupun yang mengambilnya.

Morgus. Dengan kekuatan individunya, dia menghasilkan kekacauan sebesar ini. Aku tak bisa membayangkan jika dia menyerang bersama pasukannya, apalagi Argam.

"Lillia!" aku melihat Lillia sedang merapalkan mantera Heal kepada korban sekarat yang tergeletak di halaman.

"Kamu dari mana, Zen?"

"Itu tidak penting. Bagaimana keadaanmu?"  aku berjongkok di samping Lillia.

"Jangan cemaskan aku. Tolong bantu obati yang lain," ucap Lillia.

Wajahnya terlihat sedih, aku harus melakukan sesuatu.

"Perhatian semuanyaaa! Cari dan kumpulkan semua korban di halaman ini! Pastikan tak ada yang terlewat!" seruku pada semua orang.

Mereka menoleh ke arahku, terdiam sesaat, lalu kembali sibuk dengan pemadaman api dan lainnya. Melihat ini, Lillia pun berdiri kemudian meneriakkan hal yang sama dengan beberapa tambahan lain, dan itu berhasil.

Para penyihir air tetap memadamkan api dan penduduk yang sehat, mulai berlarian mencari para korban untuk dikumpulkan di sini.

Karena Evenstar tidak begitu besar, dalam 1 jam mereka sudah selesai melakukan tugasnya. Kini halaman istana penuh sesak dengan korban luka berat, bahkan sekarat.

"Sekarang, dengarkanlah orang yang di sebelahku ini! Silakan teruskan, Zen," kata Lillia. Dia sadar kalau penduduk Evenstar belum mengenalku.

"Bagi yang tidak terluka, tolong bantu proses pemadaman! Tinggalkan halaman ini! Aku yang akan mengurusnya!" seruku.

Semua yang mendengar suaraku pun terkejut, termasuk Lillia. Namun sepertinya penduduk dan tentara Evenstar tak menghiraukan perkataanku.

"Dengarkanlah wahai warga Evenstar. Tolong, turutilah Tuan Zen, tolong!" ucap Lillia lalu membungkuk di hadapan rakyatnya.

Seketika kekagetan warga semakin tampak namun selang beberapa detik, mereka yang sehat pun mulai berjalan meninggalkan yang terluka untuk membantu pemadaman api.

Baiklah.
   
     
'Myth Magic : Lifenum Solaris'
   
      
Bluuuuusssssssssshhhhh
    
      
Sebuah kubah raksasa berwarna kebiruan muncul dari udara kosong, menyelimuti halaman istana ini. Para korban yang berada di dalamnya, perlahan mengeluarkan aura biru muda. Luka-luka di tubuh mereka pun mulai tertutup. Aura biru pekat yang berasal dari Lifenum Solaris, menyala terang di bagian-bagian tubuh mereka yang hilang kareba tertebas atau semacamnya. Selang beberapa detik, aura biru itu meredup, lalu berpendar dan perlahan mengembalikan bagian tubuh mereka seperti semula. Dalam 1 menit, mereka pulih total. Bagian tubuh mereka pun utuh kembali, jadi aku menonaktifkan manteraku.

Grandia : Tale of ZenkaWhere stories live. Discover now