ch33 : Kerajaan Froyyo (2)

2.3K 309 146
                                    

Para prajurit Elf yang mengepungku, terkejut setelah mendengar apa yang baru kukatakan dan itu membuat sikap tubuh mereka semakin waspada.
   
    
"Apa kau bilang?! Ingin menjadikanku sebagai bawahanmu? Jangan bercanda kau bocah!!" pekik Orden.

"Oh, jadi kamu orang terkuat di sini?!" ucapku lalu maju dua langkah.
    
    
'Appraisal'
    
   
Name : Orden Lelouch
Race : Moon Elf
Gender : Male
Age : 214
Level : Ancient
Class : Rune Slayer
Hp : 930.000
Mp : 120.000
P.Attack : 110.000
M.Attack : 1
Deff : 99.000
Agi : 107.000
Critical : 76%
Luck : 92
Element : Wood, Light
Magic : None
Skills :  Nature Shield, Seal Banisher, Thousand Cut, Blind Slash, Heal, Blink
Ultimate : Renzokuken
Title : Prince of Froyyo
   
   
"Hoo, rupanya kau seorang Mage," kata Orden.

"Benar. Aku sudah mengatakan tujuanku, jadi sebagai lelaki, kamu takkan ingkar janji, bukan?" balasku.

"Baiklah, kita akan berbicara di tempat lain. Namun sebelum itu, kami akan membawa gadis kecil tadi sebagai tahanan. Bagaimanapun juga dia telah membunuh beberapa prajuritku," kata Orden.

"Tidak masalah," balasku.

"Rui, kemarilah!"
   
    
Bwoooosssshhh
     
   
"Saya di sini ,Master," seperti biasa, Rui muncul disertai sedikit kepulan asap layaknya ninja.

"Aku memberimu misi. Kamu akan ditahan oleh orang-orang ini sementara waktu, jadi berlakulah seperti layaknya seorang tahanan yang baik, mengerti?"

"Perintah Master tidak dapat saya proses," balas Rui dengan wajah datar.

"Astaga, maksudku, kamu harus ikut dengan orang-orang itu. Sebelum aku menjemputmu, jangan membunuh mereka," ucapku.
    
"Baik, Master," Rui pun mendekati salah satu orang yang mengepungku dan memegang kain lengannya.
   
    
"Pangeran, bagaimana sekarang?" tanyaku.

"Kau, bawa gadis kecil itu ke penjara! Ingat, jangan berbuat apapun kepadanya," seru Orden kepada prajuritnya.

"Baik, Pangeran," beberapa orang diantara mereka, membawa Rui pergi.

"Ikuti saya," ucap Orden kepadaku.
   
                              --------------
    
Orden membawaku masuk ke salah satu rumah pohon dan kami duduk di ruangan kecil yang hanya ada empat kursi serta satu meja bundar.

"Sekarang, katakan kepadaku apa tujuanmu yang sebenarnya," kata Orden.

"Sesuai yang aku katakan tadi. Aku sedang mencari beberapa orang terbaik untuk kujadikan bawahanku. Dengan kemampuanmu, aku pikir kamu cukup layak," balasku santai.

"Sebenarnya siapa dirimu? Aku tidak pernah melihat manusia dengan rambut dan mata berwarna biru keperakan," tanya Orden lagi.

"Aku akan memberitahumu begitu aku bertemu dengan rajamu. Aturlah pertemuan kami dan kita bertiga akan berbicara serius."

"K-kau!!" seru Orden yang hampir memukul meja namun diurungkannya.

"Bagaimana dengan ini? Untuk menunjukkan niat baikku, aku akan memberimu sebuah pedang baru yang lebih kuat dari milikmu."
   
   
Brakkkkk
   
   
"Apa kau bilang?!" akhirnya Orden menggebrak meja lalu berdiri.

"Pedangku adalah yang terkuat di benua ini, mana mungkin kau yang orang biasa memiliki pedang yang lebih kuat dari pedangku!" serunya lagi.

"Lalu kenapa pedangmu bisa patah?" tanyaku dengan nada mengejek.

"I-ituu...." Orden melirik pedang yang terselip di pinggang kirinya.

"Duduklah. Jika pedangku memang lebih baik, apa kamu mau mempertemukanku dengan raja?" aku mencondongkan wajahku ke depan.

Grandia : Tale of ZenkaWhere stories live. Discover now