ch50 : Pasca Pembantaian Kamp

2.3K 292 126
                                    

"Baiklah! Sekarang berubahlah ke wujud humanoid-mu!" seruku.

"Baik, Master."
         
        
Bwoooosssshhhhhh
         
          
Dengan diiringi kepulan asap khas perubahan wujud, bentuk naga Redra lenyap namun sosok humanoid-nya pun juga belum terlihat.

Yah, aku lebih memilih kepulan asap sih, daripada harus teriak-teriak seperti Freeza karena bikin telingaku sakit saat  menontonnya dengan memakai headset.

Eh, tunggu!! Kenapa Redra berubah wujud tanpa mendarat terlebih dahulu?!

Baru saja aku memikirkan hal itu, sosok Redra perlahan mulai muncul seiring asap yang makin menipis.

"Woii, kamu curang, Redra!" seruku dengan spontan.

Bagaimana tidak? Wujud humanoid Redra kini berdiri diam di udara, kurang lebih 30 vali di atas kami.
          
          
            

                                  Redra                            Mendengarku sedikit berteriak, Redra pun turun dengan gestur yang cukup berwibawa

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

                                  Redra
            
              
Mendengarku sedikit berteriak, Redra pun turun dengan gestur yang cukup berwibawa. Kalau seperti ini sih, bisa-bisa aku yang dikira bawahannya jika kami berjalan berdua.

Hahh, tahu begini, seharusnya aku minta Mount loli ganjen dengan ras Succubus. Sepertinya menyenangkan kalau kemana-mana aku terbang dengan menaiki seorang loli imut nan sakti.

"Saya siap melayani Anda, Master," ucapnya begitu mendarat di depanku.

Sial, aku saja tidak bisa terbang, kenapa bawahanku malah bisa?!

Tanpa membalas perkataan Redra karena mendadak timbul rasa kesal, aku mengalihkan pandanganku ke Yui untuk memperkenalkan mereka.

"Ehh?!"

Lagi-lagi Yui terduduk lemas. Wajahnya pucat pasi dan tubuhnya menggigil.

"Ada apa denganmu?" tanyaku singkat, namun Yui tak menjawabnya jadi aku kembali menoleh ke arah Redra.

Begitu rupanya. Meski dalam wujud humanoid, Flare Aura Redra masih cukup terasa meski sudah turun jauh dibandingkan saat dia berbentuk naga.

"Redra, bisakah kau menekan auramu sampai tingkat terkecil?" tanyaku.

"Saya sudah menekannya dari awal, Master," jawabnya ringan.

What?! Makhluk level Legendary macam apa itu? Rui saja bahkan bisa menghilangkan hawa keberadaannya. Sudahlah, daripada semakin berlarut-larut, aku mengambil sesuatu dari Dimension Bag, tepatnya Ring of the Deceiver.

Ya, cincin ini berfungsi untuk menekan separuh status seseorang, jadi seharusnya Flare Aura-nya juga ikut mengecil. Alih-alih berjalan mendekati Redra untuk memberikan cincin ini, aku lebih memilih melemparkannya. Aku masih merasa kesal.
           
            
            

Grandia : Tale of ZenkaDär berättelser lever. Upptäck nu