ch10 : Presentasi di Ruang Makan

4.2K 502 72
                                    

Walhasil setelah aku singgung tentang sarapan, disinilah kami berada. Sebuah ruang makan yang amat mewah. Bahkan saking mewahnya, alangkah baiknya singgasana dipindah ke ruangan ini. Sembari menunggu beberapa pelayan memanggil anggota keluarga kerajaan dan bangsawan, kami pun mengobrol ringan.

"Yang Mulia, sejak datang kemari, aku belum melihat 2 saudara Lillia. Di mana mereka?" tanyaku.

"Oh, si bungsu Eisha sedang dijemput oleh pelayan ke kamarnya dan putra saya, Yorath, sedang menjaga perbatasan selatan. Semalam saya mengutus kurir untuk segera memintanya kembali ke sini, jadi mungkin dia sedang dalam perjalanan," jawab Raja.

"Yang Mulia, sebaiknya tidak usah terlalu formal seperti itu. Andai Lillia menerimaku, Anda akan menjadi mertua saya ,bukan?"

"Hahaha, baiklah, Zen. Ah, panjang umur. Mereka datang."

Langsung saja aku menoleh ke arah pintu masuk dan astaga, Lillia sungguh cantik sekali. Benar-benar di luar jangkauanku andai kami berada di Bumi. Meski saat ini aku belum ada perasaan khusus, tapi aku yakin aku pasti mencintainya, atau mungkin lebih. Di belakang Lillia berbaris beberapa om-om, mungkin itu para bangsawan. Aku juga melihat Paman Vargas dan yang paling belakang..., siapa itu? Aarrrrghhhh, itu diaaaaa!!

Lillia pun duduk di sebelah Raja dan aku sempat sedikit tersentak karena seseorang yang berada di barisan paling belakang tadi, ikut duduk di sebelah Lillia.

"Yang Mulia, siapa yang disebelah Lillia? Apakah itu Eisha?" tanyaku.

Huhh, betapa bodohnya!! Harusnya aku menyapa Lillia terlebih dahulu. Sebelum disela, aku harus mengucapkan sesuatu.

"Nona Lillia, pagi ini kau terlihat cantik sekali, bagai bunga mawar yang mekar sebelum waktunya...."

Aaaaaahhhhh, perkataan yang sungguh penuh dengan kedunguan. Lebih baik aku diam daripada terlontar lagi kalimat idiot lainnya. Apa ini efek gadis itu?

"Selamat pagi, Zen. Seperti biasa, Anda terlihat sehat dan tampan," sapa balik Lillia lalu tersenyum kecil.

Kaca, mana kacaaa!! Apa mukaku memerah?!

"Zen, seperti yang kamu duga, itu putri bungsuku."
       
         
              

"                                

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Eisha

          
         
"Eisha, perkenalkan dirimu," lanjut Raja.

"Eisha," ucapnya singkat.

"Berlakulah yang sopan, Nak. Perkenalkan dirimu dengan baik."

"Saya Eisha."

"Hahh, tolong maafkan dia, Zen. Eisha memang seperti itu."

"Tidak apa-apa Yang Mulia."

"Sekarang semua sudah hadir, jadi mari kita makan sebelum lanjut ke pokok pembicaraan," seru Raja.

Grandia : Tale of ZenkaWhere stories live. Discover now