ch30 : Imaginary Egg

2.6K 319 126
                                    

Untuk kedua kalinya, aku menggunakan skill Pain Resistance-ku karena masakan Lillia. Di Grandia memang tidak ada ayam maupun bebek, namun aku kira telur yang digoreng Lillia tidak akan jauh-jauh dari itu, tapi aku salah.

Telur yang digoreng Lillia tadi ternyata adalah telur Griffin yang didapatnya dari pemberian warga yang datang dari kota lain. Ya, itu telur raksasa dengan diameter setengah vali. Normalnya, telur goreng itu kuningnya di tengah dan pinggirannya berwarna putih, namun telur Griffin ini kebalikannya. Mata telurnya berwarna putih, sedang sekelilingnya berwarna kuning tua yang rasanya mirip lengkuas yang dicampur dengan biji mahoni.

Sudahlah, aku tak mau membahas ini lebih jauh. Apa aku harus menghapus ingatanku tentang ini?

Sekarang ini, aku memanggil Paman Vargas, Dragmil, dan Lillia di ruang kerja Raja untuk membahas sesuatu karena besok pagi, pemindahan akan segera dilakukan.
  
    
"Sampai di mana tingkat persiapan kita untuk rencana besok pagi?" tanyaku.

"Tuan, semua perlengkapan sudah siap dan sudah dipindahkan ke alun-alun kota," balas Paman.

"Hampir semua penduduk telah tiba di Evenstar, Tuan. Mereka hanya diperkenankan membawa barang berharga dan tidak boleh membawanya dengan kereta, tanpa terkecuali," timpal Dragmil.

"Apa ada penolakan dari warga yang berada di luar kota?" tanyaku.

"Tidak ada, Tuan. Mereka sadar betul posisi Aera sedang sangat kritis dan tak ada tempat lain untuk mereka tuju jika wilayah kita dikosongkan," balas Dragmil.

"Baguslah. Dan kamu, Lillia?"

"Dokumen-dokumen penting sudah kusiapkan dengan rapi, Zen. Kita siap untuk berangkat," ucap Lillia.

Aku mengangguk beberapa kali tanpa berucap apapun.

"Tuan, bagaimana dengan rencana bertualang Anda? Apa Anda akan berangkat sendiri atau ditemani seseorang?" tanya Paman.

"Mengenai itu, aku akan berangkat sendiri. Kita membutuhkan semua tenaga yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur di wilayah baru itu, Paman. Dengan ingatan yang kuperoleh dari Dragmil, Ergon, dan Alma, aku pikir itu sudah cukup bagiku untuk ber-teleport ke beberapa tempat."

"Zen, apa kamu sudah melihat wilayah baru itu?" tanya Lillia.

Aku mengangguk sekali.

"Aku juga sudah menanamkan beberapa Reflecta Talisman dalam radius 500 ranch. Talisman itu akan menolak monster maupun magic beast di atas level Common, jadi meski aku tinggal sementara waktu, aku yakin keamanan penduduk akan tetap terjaga ," jelasku.

"Mengenai infrastruktur, aku juga telah meminjam beberapa arsitek dari Senza untuk membantu kalian. Tempat tujuan untuk portal teleport juga sudah kuberi tanda. Tempat itu cukup sumber mata air dan tidak begitu jauh dari hutan untuk memudahkan kalian berburu," lanjutku.

"Anda betul-betul luar biasa, Tuan, bisa memikirkan hal seperti itu dalam waktu sesingkat ini," timpal Dragmil.

"Oiya, satu lagi," sahutku.

"Apa itu, Zen?" tanya Lillia.

"Aku akan langsung berangkat begitu portal teleport sudah kuaktifkan."

"Heeehh?!" semua orang terkejut mendengar ucapanku.

"A-apa kamu tidak mau mengawasi proses pemindahannya? Lalu, dengan kepergianmu, bagaimana dengan portal itu, Zen?"

"Tidak usah mencemaskan hal itu, Lillia. Portal-ku akan tetap terbuka selama aku belum menonaktifkannya. Setelah beberapa hari, aku akan kembali ke sini, melihat keadaan," jawabku lalu meminum air putih di meja.

Grandia : Tale of ZenkaWhere stories live. Discover now