ch28 : Oh Eisha..

2.5K 343 180
                                    

( AN : chapter khusus 12+. Bagi yang merasa dibawah 12 tahun, skip chapter ini. )

--------------------


Lillia berjalan pelan dengan wajah merah padam, tangannya tergenggam erat. Aku dan Yui secara tak sadar, melangkah mundur.

Eh, kenapa Yui ikut mundur? Apa dia juga takut?

Situasi ini berkembang menjadi layaknya seorang istri yang sedang mendamprat suami dan selingkuhannya.


Bwooooosssshhhh


Lillia menaikkan mananya hingga tubuhnya dikelilingi aura berwarna hijau, lalu di sebelahnya mendadak muncul sedikit angin puyuh.

Astaga, dia memanggil pet-nya.

Kematianku tak terelakkan lagi.


Eh, itu?!

Killa?!

Killa, kan?!

Aku rindu padamu, Killa....

Ehh, bukan saatnya untuk itu!

"Sayang, kamu terlihat cantik kalau sedang marah," aku mencoba merayu Lillia.

"Hoo, kalau begitu, aku akan marah setiap saat, Zen," balas Lillia.


Srriiiiiiinnnnngggg


Killa mengeluarkan katana-nya.

Oi, oi, kamu serius, Lillia?

"Yui, pergilah," kataku.

Tanpa menjawab, Yui berjalan mundur beberapa langkah, lalu berbalik dan berlari kecil meninggalkan kami.

"Lillia, kamu tidak serius, bukan?" aku memberanikan diri untuk mendekati Lillia.

Dia tak bergeming sedikitpun.

"LILLIA!" aku sedikit berteriak padanya.


Syuuuuuutttzzzzzzz


Pancaran mana Lillia langsung menghilang dan disusul lenyapnya Killa.

"Ka-kamu barusan membentakku, Zen?" raut wajah Lillia berubah drastis.

"Maafkan aku, Lillia. Aku sedikit takut jika kamu gelap mata seperti ini. Aku hanya mencintaimu. Perjodohan tadi adalah ide dari Raja Prillius dan bukan aku yang melamarnya," kugenggam tangan Lillia cukup erat.

"Benarkah itu?"

"Kapan aku berbohong padamu, Sayang?" bujukku lagi.

"Jadi buktikan kalau kamu itu hanya milikku," balasnya dengan nada ngambek.

Aku berpikir sejenak.

Hmm, apa harus dengan cara itu?

Baiklah, aku akan mencobanya.

"Lillia, untuk membuktikannya, mari kita lakukan 'itu' malam ini," ucapku.

"I-itu? 'Itu' apa Zen?" tanyanya.

"Ya 'itu', Lillia. Yang biasa dilakukan pasangan su-suami istri...."

"Yang dilakukan suami istri?" Lillia memiringkan kepalanya.

"Zen, katakan saja maksudmu apa. Aku tidak mengerti," lanjutnya.

"Maksudku..., itu...,"

"Kak Zen itu mengajak Kakak untuk bercinta."

"Eh?!" aku menoleh ke sebelah kiriku.

"E-Eisha?!" seruku.

Sejak kapan dia berdiri di sampingku? Bahkan aku tak bisa merasakan hawa keberadaannya saat Eisha berjalan tadi. Mengerikan.

"Bercinta? Eisha tahu itu apa?" tanya Lillia.

"Bercinta adalah sebuah aktivitas dimana Kakak harus terlatih menggerakkan tubuh, seperti getaran harmonis yang periodik agar dapat mencapai resonansi ledakan kuantum secara bersamaan dengan Kak Zen," ucap Eisha dengan nada datar.

Grandia : Tale of ZenkaWhere stories live. Discover now