ch39 : Pedang Hitam

2.1K 280 55
                                    

Apa aku tak salah dengar?! Void Esper?! Aku Void Esper?!

Sesaat setelah Gran mengucapkan hal itu, tubuhnya perlahan diselimuti aura pekat berwarna hitam, berbentuk seperti benang yang bergerak tak beraturan, lalu melilit tubuh sang Dark Esper. Ya, Gran sedang di-mumi hidup-hidup.

"Graaannn!! Apa yang kau lakukan?! Apa maksudmu mengatakan ituu?!" seruku.

Ketika aku berlari mendekat, tiba-tiba tubuhku terpental oleh dinding Mana yang tak terlihat. Tanpa mempedulikan hal lain, aku kembali berdiri dan mengulanginya lagi, kali ini kukeluarkan segenap Mana Void-ku lalu kuhempaskan ke arah dinding Mana yang tipis itu, namun semuanya sia-sia.

"Graann, apapun yang sedang kau lakukan, hentikanlah sekaraaang!!" pekikku lagi.

Ada apa denganku?! Kenapa saat ini, aku merasakan marah sekaligus sedih?!

[Dengarkan aku, makhluk rendahan. Bijaklah dalam setiap keputusan yang kau ambil dan berhati-hatilah. Light Esper, tidak seperti namanya, dia sangat berbeda dariku. Sampai jumpa lagi....]
      
     
Bwoooooosssshhh
       
       
Begitu tubuh Gran sepenuhnya terlilit oleh benang aneh itu, aku terpental lagi, kali ini cukup kuat hingga aku memuntahkan darah.

"Hoekkkk!!"

Dalam keadaan terduduk lemas, aku langsung merapal mantera Heal dan...,

"Te-tempat ini?!"

Aku terbelalak karena terkejut. Betapa tidak? Ternyata aku berada di tempat pertama kali ketika datang ke dunia ini. Ya, tempat ini adalah tepi hutan Luxia dengan pemandangan yang menakjubkan itu. Ketika aku melihat sekeliling, pandanganku terhenti setelah menatap sebuah pedang yang tertancap di sebuah batu besar.

"Excalibur...," gumamku.

Tidak, tidak. Pedang itu pasti bukan Excalibur. Terlalu banyak dunia yang menggunakan pedang itu. Lagipula, pedang itu terlalu pekat dengan aura kegelapan.

"Gran, inikah keputusanmu?" ucapku yang kini berdiri di depan batu besar itu lalu memegangnya.

"Hehh?! Kenapa tidak bisa dicabut?" lirihku.

Apa mungkin pedang ini di atas level Mystic? Ya, pasti karena itu, jadi aku pun mengambil Infernal Blood Pact dari Dimension Bag dan menanamkannya ke pedang itu.

"Tak kusangka aku sendiri juga akan memakai Item ini...."

Setelah Infernal Blood Pact tertanam, aku menggigit ujung jari telunjukku dan meneteskan sedikit darah agar pedang itu bisa kugunakan. Selang beberapa detik kemudian, aura merah tipis yang berasal dari tetesan darah barusan, menyelimuti pedang itu sebagai tanda ia telah menemukan pemiliknya.

"Inilah saatnya," kupegang pedang itu kuat-kuat sembari melebarkan kakiku untuk memperkuat kuda-kuda.

"HIIYAAAAAAA!!"
       
         
Srrriiiiiinnnggggg
         
         
"Berhasil!!" seruku setelah sukses mencabut pedang itu walau aku sampai mundur beberapa langkah karena gaya tarik.

"Eh?! I-iniii?!" mendadak aku merasa ada hal yang aneh.

Ya, pedang itu sukses tercabut meski harus dengan segenap tenaga. Hal yang tak terduga adalah, bahwa pedang ini sangatlah berat bahkan setelah menggunakan Infernal Blood Pact.

"Bagaimana aku menggunakan pedang seberat ini?" gumamku lagi.

Namun setelah berpikir lebih jauh, barulah aku sadar kalau aku tetap takkan bisa menggunakannya. Bagaimana aku bisa?! Aku ini seorang War Mage!! Aku harus membeli class Warrior terlebih dulu untuk bisa memakainya.

"Gran, kenapa kau sebodoh itu, hah?! Apa kau tak tahu aku ini bukan pengguna pedang?!" pekikku sembari menatap langit.

Gran, apa yang harus kulakukan sekarang? Mengapa kau senekat itu? Setidaknya katakan dulu rencanamu....

Hahh, tidak ada gunanya mengeluh. Kini Gran telah tiada, meninggalkanku dengan misi yang bahkan tak kumengerti. Sebaiknya kuapakan pedang ini?
         
          
'Appraisal'
         
           
Ken no Owari (Pedang Akhir Zaman)

Level : Supreme
Passive Stats : All stats +2000%
                         All Resistance +50%
                         Durability 1.000.000
Bonus Effects :Luck -500
                          Darkness Element Added
        
          

000Bonus Effects :Luck -500                          Darkness Element Added                   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                        Ken no Owari

         
       
"A-a-apa ini?!" seruku.

Seketika aku terduduk lemas lagi setelah melihat status Gran dalam wujud pedang ini. Aku tak kaget dengan Passive Stat-nya yang benar-benar menggiurkan, namun karena poin Luck-nya yang minus 500 itu.

Poin Luck-ku adalah dua poin dan otomatis naik menjadi 42 poin karena Passive Stat-nya yang menaikkan Luck-ku sejumlah 2000%. Ujung-ujungnya, bukankah poin Luck-ku menjadi minus 458?

"Gran sialan, aku memang berterimakasih karena kau memberikanku senjata terkuat di dunia ini, tapi kenapa kau juga mewariskan kesialanmu kepadaku, hah?!" seruku lagi sembari memandang awan.

Karena geram, aku pun menyimpannya di Dimension Bag. Kini tinggal satu pertanyaan lagi yang tersisa, yaitu Void Esper. Aku tak merasakan apapun yang berubah dalam diriku, jadi apa maksudnya dengan Void Esper itu?
        
         
'Status'
      
       
Name : Zenka
Race : Mystic Human
Gender : Male
Age : 17
Level :Mystic
Class : War Mage
Hp : 9.000.000
Mp : Infinite
P.Attack : 30.000
M.Attack : 6.400.000
Deff : 1.100.000
Agi : 950.000
Critical : 100%
Luck : 2
Element : Fire, Water, Wind, Earth, Void
Magic : All Spells
Skills : Teleportation, Ultima Heal, Dimensional Bag, Blink, Shadow Cut, Intimidation, Telepathy, Phantom Slash, Appraisal, Instant Learning, Omega Buff
Ultimate : Black star, Ultra Graviga, Void Energy, Infinite Chaos
Title : Void Esper
         
        
"Hmm, ternyata sama saja," gumamku sembari memperhatikan detail statusku satu per satu yang belum berubah.

Ya, itu karena status pedang ini tidak akan dihitung sampai aku menjadi seorang Swordman, sampai pada akhirnya....

"Ehh?! Title-ku sekarang tidak kosong lagi?!" seruku setelah menatap sungguh-sungguh ke detail statusku yang paling bawah.

Kenapa tertera Void Esper, ya? Rasku masihlah Mystic Human dan levelku juga tetaplah Mystic. Aneh. Apa ada hal yang terlewat olehku?

Ah, sudahlah, aku pusing. Sebaiknya aku pulang sekarang.
     
    
Syuuuuuutzzzzzzz
      
       
Aku ber-teleport ke alun-alun kota Evenstar, namun aku kaget tak terkira....

"I-iniii?! Apa yang terjadi di sini?!"

Mataku terbelalak sampai hampir keluar dari tempatnya karena apa yang kulihat ini benar-benar membuatku terkejut kian kepalang.

Evenstar, kini rata dengan tanah.

--------------------------------------------------------------

Yoo minna, apa yang terjadi sebenarnya?

Biar tau lanjutannya, yukk tekan vote and commentnya :v

NB : Apa  pendapat temen-temen kalau cerita Zen, memakai Author PoV? Selama ini kan, memakai Zen PoV.

Arigatou

Grandia : Tale of ZenkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang