ch49 : Pembantaian Kamp Emphira

2.3K 297 153
                                    

"Ratakan hutan ini dan jangan sisakan satupun yang hidup!"

Begitu Redra mendengar titahku, tanpa mengatakan apapun dia langsung berbalik dan mulai terbang tinggi ke angkasa dengan gagahnya.

Astaga, aku lupa akan sesuatu. Sebelum Redra terlalu jauh, aku merapal salah satu mantera kesukaanku.
         
          
'Appraisal'
          
         
Name : Redra
Race : Flare Dragon
Gender : Male
Age : ~
Level : Legendary
Class : Monk
Hp : 6.500.000
Mp : Unlimited
P.Attack : 3.100.000
M.Attack : 1.600.000
Deff : 920.000
Agi : 1.320.000
Critical : 78%
Luck : 85
Element : Flare
Magic : Giga Flare, Meteora, Flare Breath, Flare Dance
Skills : Self Buff, Flare Shield, Dragon Intimidation, Dragon Heart, Dragon Roar
Ultimate : Body Fusion
Title : Zen's Eternal Mount
         
            
"Whoaaa!!" pekikku setelah melihat status Redra.

Dengan status seperti itu, sepertinya Redra sedikit unggul daripada Rui, tetapi ada yang sedikit aneh di sini. Kenapa Class Redra tertulis Monk, ya? Terpaksa aku berpikir dengan otak yang dangkal ini.

"Itu dia!" seruku seraya menjentikkan jari kananku.

Ya, Class tak mungkin berbohong. Dengan memiliki Class Monk, itu artinya Redra memiliki wujud humanoid. Yes, ternyata aku pintar juga, muahahahaha!!

Eh, tunggu! Kan aku sendiri yang ingin Mount-ku memiliki Class Monk! Astaga, bodohnya aku. Ah sudahlah, sebaiknya kami segera berpindah tempat karena hutan ini akan segera diratakan Redra. Aku pun menoleh ke arah Yui.

"Eh, Yui?!"

Benar saja, Yui terduduk lemas dengan mulut yang terbuka lebar. Tatapan wajahnya kosong, seakan apa yang baru dilihatnya adalah mimpi. Apa aku harus menampar Yui untuk meyakinkannya bahwa ini kenyataan?

Tentu saja tidak. Cukup dengan sedikit mengguncang bahunya, Yui tersadar dari lamunan.

"Yui, mari kita cari tempat bagus untuk menonton Redra," ucapku sambil meraih tangannya.

"I-iya," balasnya singkat meski tangannya masih gemetaran dalam genggamanku.

Nah, sebaiknya kami menonton dari mana, ya?

Aku pun melihat sekeliling, mencari sesuatu seperti bukit agar pemandangan bisa jelas terlihat, namun pandanganku berhenti tatkala melihat seorang prajurit yang tadi sempat mencoba menyerangku. Tubuhnya benar-benar gemetaran. Sepertinya dia benar-benar tak mampu menggerakkan tubuhnya karena kejadian yang mengerikan ini.

"Hoo, aku lupa kalau kau masih hidup," lirihku.
        
           
'Sculptura'
        
       
Kraakkkkkk
       
     
Seketika, orang tersebut menjadi patung batu dengan ekspresi wajah ketakutan, kemudian aku mengambil batu seukuran bola tenis di bawah kakiku dan melemparkannya ke arah dada tentara batu itu.
         
        
Wuuuusssshhh
          
         
Braaakkkkkk
         
        
Tubuhnya langsung pecah, hancur berkeping-keping dalam wujud batu. Sudahlah, kini saatnya kembali mencari tempat menonton yang bagus. Selang beberapa detik....

"Sepertinya tempat itu cocok. Baiklah," ucapku lalu membuka pentagram Wide Teleporta.

"Yui, mari kita pergi."

"Umu."
      
        
Syuuuutzzzzzz
         
         
Di sinilah kami berada sekarang, di sebuah puncak bukit yang cukup jauh dari hutan tempat kamp itu berada. Sebenarnya aku ingin langsung pergi ke ibukota kerajaan Emphira, tapi aku belum memiliki ingatan seseorang yang pernah ke sana. Ah, bodohnya aku. Sebelum membunuh orang tadi, seharusnya aku merapal mantera Memory Divide padanya. Sebenarnya bisa saja aku mencari seseorang sekarang, namun aku sudah terlanjur malas.

Grandia : Tale of ZenkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang