ch3 : Pertempuran Pertama

6.5K 635 96
                                    

Hari ini merupakan hari kedua sejak aku bereinkarnasi ke Grandia. Tidak ada kejadian yang cukup berarti selain rasa kagum akan pemandangan alam, rasa lapar yang mendera, dan tentu saja mimpi itu.

Saat ini aku sedang memasukkan tenda ke Dimensional Bag, kemudian merapikan bajuku yang kusut. Setelah selesai, aku kembali memandang istana melayang yang menjadi tujuan awalku. Pagi ini cukup cerah, saatnya mencari sarapan.

"Semoga ada binatang sejenis kelinci atau ayam di sini. Aku tak melihat satupun buah-buahan sejak kemarin," lirihku sambil melihat-lihat Menu, tepatnya di bagian Equipment Shop. Aku ingin mencari staff dan jubah yang cocok karena hari ini sepertinya akan panas.

Butuh tiga puluh menit untuk mengecek satu persatu Equipment karena begitu banyaknya pilihan. Setiap Equipment memiliki kelebihannya masing-masing, tapi aku hanya mencari berdasarkan bentuk dan warna yang aku suka. Aku tidak begitu memperhatikan Status-nya ... dan akhirnya ini dia pilihanku, Dragonium Staff dan Mirage Cloak.

Staff (tongkat sihir) ini kira-kira memiliki panjang satu meter, berwarna hitam, ujungnya mirip kepala naga dan ada semacam batu ruby berwarna merah sebagai mata Staff. Sedang jubahku  ... hmm, biasa saja, tidak mencolok sama sekali. Baiklah, saatnya mencari korban ... maksudku makanan.

Aku juga tidak merasa perlu berlatih atau mencoba Skill dan Magic yang kumiliki karena sepertinya aku sudah menguasai semuanya setelah sakit kepala kemarin. Kemampuan ini sudah seperti mendarah daging dan aku merasa siap untuk apapun.

Tak lama kemudian ...

"Awam hitam apa itu? Kenapa hanya ada di area itu?"
        
             
◇◇◇

(POV seseorang)

"Akhirnya kita terkejar. Cepat bentuk formasi bertahan!! Lindungi Putri!" pekikku kepada pasukan kecilku ini.

Saat ini pasukanku tinggal berjumlah enam orang termasuk aku. Rata-rata dari kami berlevel Elite, kecuali aku yang telah mencapai level Superior. Kami sedang mengawal Putri menuju dungeon Haven.

Sebenarnya beberapa hari yang lalu, pasukanku berjumlah lima ratus orang, namun kami berhadapan dengan tentara mayat milik Morgus, seorang Necromancer berlevel Ancient. Kami sebenarnya cukup kuat untuk menahan mereka, namun apa daya, tentara undead itu ternyata tidak kunjung habis dan memaksa kami untuk kabur karena keselamatan Putri adalah prioritas meski ratusan bawahanku mati mengenaskan demi mengulur waktu.

Namun saat ini, ketika aku cukup yakin bahwa kami telah berhasil melarikan diri, tiba-tiba sebuah portal sihir berwarna hitam menghadang kami. Beberapa pohon di sekitarnya seketika mati dan membusuk seiring puluhan, mungkin ratusan tentara undead keluar dan mengeluarkan aura kematian yang pekat. Sungguh situasi yang membuat kami ciut.

"Zogbi, kita berdua akan mengulur sedikit waktu. Sisanya larilah ke arah desa Luxville. Amankan Putri, pastikan dia sampai di sana!" seruku sambil menunjuk ke arah timur.

"Baik, Jenderal!" serentak mereka membalas, lalu mulai berlari sambil merapal mantera penguat tubuh, tak terkecuali Putri.

"Zogbi, rapal Angelic Shield untuk menahan mereka. Aku butuh waktu untuk merapal Holy Blast untuk menghancurkan portalnya. Setidaknya undead-undead itu tidak akan bertambah lagi!" lanjutku, kemudian mulai merapal mantera tingkat tinggi.

"Siap Jend ..."
          
          
Jleeeeeeeeebbbb
        
         
"Zogbiii!!" pekikku.

Entah kapan dan bagaimana, tiba-tiba sebuah tombak sihir yang berbentuk ular, menembus tepat di jantung Zogbi. Bahkan aku yang notabene berlevel Superior pun tidak dapat bereaksi. Siapa yang melakukan ini? Tentara undead jelas tidak memiliki kemampuan seperti itu.

Grandia : Tale of ZenkaWhere stories live. Discover now