ch20 : Amarah Zenka (2)

3.3K 430 45
                                    

Penyembuh. Kata yang disebutkan oleh Morgus tadi, terus terngiang-ngiang di telingaku. Aku sempat untuk membeli Elixir yang bisa menambah HP sejumlah 500.000, tapi setelah berpikir lebih jauh lagi, sebelum segel Dark Soul dilenyapkan, segala macam sihir dan item penyembuhan akan dinetralkan. Jika Morgus mati, maka Dark Soul akan berubah menjadi Soul Drain yang akan menghisap daya hidup sebanyak 12 juta HP. Daya hidup Lillia hanya 875.000 ,sedang daya hidupku sendiri 9 juta. Segel yang sungguh mengerikan.

( AN : daya hidup di sini bisa diartikan sebagai HP )

Kini daya hidup Lillia tinggal 60.000 dan terus berkurang karena lukanya. Kalau Morgus tak segera kubunuh, perkiraanku Lillia akan mati dalam 3 menit, tapi jika Morgus mati.., daya hidup Lillia yang tinggal sedikit itu akan dihisap Soul Drain. Yang lebih membuatku panik adalah ketidaktahuanku mengenai kecepatan Soul Drain dalam menghisap HP.

Selama Morgus hidup, Lillia tak mungkin terselamatkan, jadi bagaimanapun, Morgus harus mati. Jadi, inilah 3 menit penentuan hidup matinya Lillia.

"Sekarang, matilah!" aku mengangkat staff-ku yang sudah dialiri mana api yang kuat.

"Hahaha, aku yakin kau takkan berani membunuhku!! Jika kau merasa bisa menyelamatkannya, aku pasti sudah mati sejak awal, hahahaha! Uhukkkk!!" Morgus memuntahkan darah yang lebih banyak dari sebelumnya.

"Rasakan iniii..., Imprescuro!!!" pekikku sambil mengarahkan staff-ku ke jantungnya.

"Aaarrrrrrrgghhhhhh!!!" Morgus berteriak sejadi-jadinya, menggeliat hebat sembari memegangi dadanya.

Bledaaaaarrrrrr

Tubuh Morgus-pun meledak, hancur berkeping-keping. Sihir Imprescuro adalah sihir pemanas. Target dari sihir ini, yaitu jantung Morgus, akan memanas yang membuat darah menjadi mendidih, lalu meledakkan tubuh target.

Begitu tubuhnya tercerai-berai, aku langsung berbalik dan berlari menuju Lillia. Sebenarnya aku ingin menyiksa Morgus terlebih dahulu, namun waktu tak mengijinkannya. Sial.

"Dragmil, bagaimana Lillia?"

"Darahnya tetap keluar, Tuan. Kalau dibiarkan, ma-maka...," ucap Dragmil sambil menundukkan kepalanya.

Tanpa berkata apapun lagi, aku memegang tangan Lillia sembari meng-Appraisal secara berulang-ulang. Selang beberapa detik kemudian, tubuh Lillia mengeluarkan aura tipis berwarna hitam.

"Ini dia, Soul Drain," lirihku sambil terus merapalkan Appraisal.

Setelah kulihat, kecepatan hisap Soul Drain adalah 500 HP per detik. Dengan sisa HP yang tinggal 55.000, Lillia akan mati dalam kurang lebih 100 detik.

"Semoga ini berhasil," gumamku.

'Ultima Heal'

........

........

........

........

........

........

........

"BERHASIIL !!!" seruku.

"Bagaimana, Tuan?" tanya Dragmil.

"Lillia akan selamat!!"

"Syukurlah," balas Dragmil.

Aku tak membalasnya lagi dan berkonsentrasi melihat kondisi Lillia.

Inilah kenapa aku menggunakan Memory Divide. Aku punya 2 tujuan dan ini tujuan pertamaku, yaitu mengintip ingatan Morgus mengenai segel itu. Tidak seperti Dark Soul yang menolak segala macam item dan sihir penyembuhan, Soul Drain ini hanya menghisap HP target sebanyak 12 juta.

Grandia : Tale of ZenkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang