Pt. 58

572 75 4
                                    

Begitu Jimin dan RM sampai di dorm, tak ada siapapun di ruang tengah, namun Jungkook tiba-tiba membuka pintu kamarnya dan menghampiri Jimin.

"Mana punyaku, hyung?" tanyanya.

Rap Monster mengedikan dagunya dan Jimin otomatis memberikan plastik belanjaan yang isinya hanya makanan ringan saja.

"Geomaweoyeo, hyung." Setelah mengucapkan itu maknae Bangtan tersebut kembali masuk ke dalam kamarnya.

Ketika Rap Monster hendak pergi ke kamarnya, Jimin memanggilnya.

"Monie-hyung." panggil Jimin, Rap Monster menoleh. "Geomaweoyeo, sudah mendengarkanku hari ini."

Rap Monster melempar senyum dan mengangguk baru setelah itu leader Bangtan masuk ke dalam kamarnya. Jimin masuk ke dalam kamarnya setelahnya.

"Aakkhh...!" seru Jimin melempar tubuhnya ke atas kasurnya.

Hari ini entah kenapa melelahkan tapi ringan. Beberapa saat kemudian JHope masuk ke dalam kamar, yupp mereka roomate, hanya memakai kaos putih yang memperlihatkan ketiak dan celana selutut dengan handuk yang masih tersampir di leher karena rambutnya masih basah.

"Jimin-ah, mandi dahulu baru tidur. Kau bahkan belum melepas kaos kakimu."

"Nee hyung, sebentar lagi." jawab Jimin dari balik bantalnya.

"Pastikan kau mandi." ancam JHope dengan suara yang lucu.

"Heemm..."

Dikamar itu hanya terdengar suara mesin pengering rambut yang sedang dipakai oleh JHope. Jimin tengkurap dikasur seperti membeku, ia masih memikirkan obrolannya dengan Monie-hyung tadi.

"Jiminnie, kau sedang ada masalah?" tanya JHope menatap Jimin melalui cermin.

"Eopseoyeo, hyung."

"Jeongmalyeo?" tanya JHope meragukan. Jangan salah, JHope itu yang paling peka di Bangtan setelah Jimin.

Jimin terdiam. Ia membalik badan dan memiringkannya menghadap JHope yang masih duduk di depan cermin.

"Hyung, kami tau kau dalam hubungan tanpa status dengan seorang yeoja." tutur Jimin.

JHope tertawa salting. "Hoho, wae kamjagiya kau membahasa itu?"

"Bahkan manajer, staff mengetahuinya. Aku yakin kalau Bang PD-nim mengetahui yeoja tersebut meski kami semua tidak mengetahuinya."

JHope tertawa geli. "Tebakan bagus Jiminnie. Tapi hyung masih penasaran kenapa kau tiba-tiba membahas hal ini?"

Jimin terduduk dari tidurannya dan melipat kakinya diatas kasur.

"Ani, aku hanya penasaran bagaimana caranya hyung tetap professional? Bukankah berat?" tanya Jimin, akhirnya dia to the point juga.

JHope memicingkan matanya. "Kau benar-benar penasaran atau ada maksud lain?"

"Ah, hyung jawab saja, eoh? Jinjjan jeongmal, aku hanya penasaran."

JHope tampak menimbang-nimbang. Ia kemudian pergi dari depan cermin seraya mematikan mesin pengering rambut dan duduk di kasurnya yang bersebalahn dengan kasur Jimin.

"Kau tau? Rasanya menyenangkan memiliki seseorang yang spesial selain keluarga dan teman yang selalu mendukung, meski memang berat karena kami tidak dalam hubungan resmi karena selalu ada rasa ingin memiliki."

"Meski begitu, aku tetap harus profesional bukan? Aku tak bisa egois, disaat perusahaan memaklumi keadaanku masa aku egois jadi tak profesional? Dan jika aku mengutamakan 'dia' belum tentukan 'dia' bahagia?"

Your Eye & My LieWhere stories live. Discover now