Pt. 44

834 98 31
                                    

Jisoo menatap Jimin. Jangan-jangan...

"Apa kau dia?"

Jimin tersenyum. Ia mengulurkan tangannya kembali yang masih memegang paper bag pada Jisoo.

"Untukmu. Aku menyengaja membelinya dan menyengaja datang kesini."

Dan Jisoo entah kenapa menerimanya dengan mudah. Ia mengambil alih paper bag itu tanpa ada kata ataupun gerakan menolak. Ia hanya menerimanya. Kemudian pintu terbuka, Taehyung keluar dari sana. Dia menatap Jimin dan Jisoo bergantian.

"Ada apa? Apa yang terjadi disini?" tanya Taehyung benar-benar tak tau apapun.

"Aniya." Jisoo membungkuk dan masuk ke dalam ruangan Blackpink tanpa mengatakan apapun lagi. Kemudian menutup pintunya menyisakan kedua namja yang berbeda ekspresi, Jimin yang tersenyum puas dan Taehyung yang terheran-heran.

"Sebenarnya ada apa?" gumam Taehyung bingung melihat Jimin pergi meninggalkannya bahkan tanpa satu katapun hanya seulas senyum terpatri di wajahnya. Taehyung tersenyum miring. "Sepertinya sesuatu yang seru sedang terjadi."

***

Begitu Jisoo masuk setelah sebelumnya Taehyung yang keluar mengundang perhatian tiga yeoja di dalam ruangan itu. Ketiganya menatap Jisoo bingung dan bertanya-tanya apa yang terjadi pada unnie mereka sehingga ia menatap kosong seperti itu?

Jisoo terus berjalan dan duduk di salahsatu kursi rias tanpa mempedulikan tatapan bingung membernya. Ia langsung menemukan wajahnya terpantul di cermin. Benar-benar bengong. Ia shock, shock sekali. Karena siapa lagi, tentu saja karena Jimin karena kata-katanya tadi.

Mata Jisoo beralih pada paper bag putih yang ia letakkan diatas meja. Ia bahkan tak mengucapkan apapun setelah menerimanya. Segera kenormalan Jisoo kembali ia langsung menundukkan kepalanya ke meja. Menyesali perbuatannya yang terlalu shock hingga tak berterimakasih.

"Aaaaahhhhhhhh......apa yang kulakukan???" teriak Jisoo frustasi.

"Wae unnie?" tanya Lisa menghampirinya lalu matanya beralih pada paper bag yang diletakkan Jisoo. "Ige bwoya?"

"Jangan sentuh itu." perintah Jisoo melihat tangan Lisa yang sudah akan meraihnya. Segera yeoja itu menurunkan tangannya berusaha tak penasaran.

"Dari siapa? Bukankah kau keluar tadi untuk menerima telepon?" tanya Jennie kali ini.

"Hm. Dari oppa ku." jawab Jisoo.

"Aahh...." gumam ketiga yeoja lain serempak.

"Tumben sekali. Akhir-akhir ini Hyunjae-oppa sibuk sekali bukan?" cetus Rosé.

"Ya begitulah. Aaah, eotteokhae???" Jisoo kembali frustasi mengingat apa yang terjadi setelah ia selesai menelpon dengan Hyunjae.

"Kau kenapa sih, unnie?" tanya Lisa yang masih setia berdiri di sebelahnya sambil menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya.

"Lisa-ya apa kau mendapat kado ulangtahun?" tanya Jisoo.

"Eoh? Geureom....eomma dan appa mengirimkannya dari Thailand. Rosé juga dan Jennie-unnie pun mendapatkannya. Wae? Jisoo-unnie kan mendapat kado juga dari kami?"

"Majja!" Jisoo berdiri tiba-tiba hingga membuat kursi yang di dudukinya bergeser kasar meninggalkan bunyi berderit. "Semua orang juga memberikan kado. Itu hal yang wajar, geurae." Jisoo meyakinkan dirinya.

Huaah....keundaeee....

Jisoo menunduk lagi mmebuat rambutnya berjatuhan menutupi wajahnya. Apa maksud dari Jimin yang seorang sunbaenya memberikan kado ulangtahun bahkan kado natal?? Apa? Apa wajar seorang sunbae memberi kado yang disengaja pada hoobaenya?

Your Eye & My LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang