Pt. 40

842 99 9
                                    

BTS pun sama mereka memulai hari di jam 8 lebih di practice room hingga tanpa terasa jam sudah menunjukkan angka 7 sore/malam. Baju yang mereka pakai sudah kedua kalinya basah dengan keringat yang keluar dari tubuh.

Dan orang yang masih saja tampak tak lelah adalah Jimin. Ia justru dengan senyumnya terkembang pergi ke ruang manajer yang tampak sedang mengobrol antar manajer BTS.

"Hyung, boleh kan? Latihan baru saja selesai." ucap Jimin ketika kedua manajernya menoleh.

"Arraseo. Kau boleh pakai mobil dan sopirnya." setuju manajer Han.

"Tidak lama kan?" tanya manajer Lee sebelum Jimin merasa kegirangan sekali.

Jimin mengangguk. "Tidak. Aku hanya membeli beberapa barang kecil saja. Dan mungkin...makanan."

Akhirnya kedua manajer BTS itu mengangguk kompak yang artinya memperbolehkan Jimin pergi dengan membawa Taehyung.

Setelah mendatangi kedua manajer, Jimin gantian mendatangi Taehyung yang tampak asyik dengan game di ponselnya ditemani Jungkook di sebelahnya. Dua orang itu, jinjja, dimana dan kapan saja ada waktu dan tempat pasti menyempatkan diri main game. Setidaknya itu tak pernah tertangkap kamera umum.

"Taehyung-ah!" panggil Jimin tiba-tiba duduk.

Alhasil ia tak digubris sama sekali. Alih-alih menyadari kehadiran Jimin, Taehyung justru tampak asyik sekali bermain.

"Yaa, Jungkookie, kau harusnya melawan musuh yang disana itu." seru Taehyung tak menyadari Jimin sama sekali.

"Tapi hyung, itu lebih dekat denganmu." balas Jungkook.

Mereka saling menyahut dan berteriak melanjutkan game, tak menghiraukan kehadiran Jimin sama sekali. Membuat Jimin merasa mangkel dalam hati.

"Taehyung-ah..." Kali ini Jimin sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya Taehyung.

Barulah Taehyung me-notice nya dengan wajah datar. "Wae?"

Jimin melempar tersenyum. "Kau ingat janji mu kan? Ayo temani aku pergi keluar."

Taehyung membulatkan mulutnya. "Eoh! Aku ingat, arraseo, aku mandi dulu."

Sepeninggal Taehyung, Jungkook menatap Jimin, tentu saja yang ditatap merasa dan risih.

"Waeyeo?" tanya Jimin pada maknae yang masih menatapnya terus.

"Kau ingin pergi kemana denga V-hyung?" tanya Jungkook balik.

"Bukan urusanmu." Jimin memeletkan lidahnya.

"Hyuunggg!" Ia memang paling tak suka jika diledek. "Aku ikut!"

Jimin membulatkan matanya, padahal ia tak bisa melotot. "Andwae!" tolaknya cepat.

"Tidak mau tau. Aku akan ikut, V-hyung pasti tak akan melarangku." Jungkook gantian memeletkan lidahnya.

Jungkook berdiri bersiap kabur. "Yaa, yaa, yaa." panggil Jimin mengetahui si maknae bakal kabur.

Jungkook terkekeh. Jimin mengejarnya. "Aku akan ikut!" seru Jungkook.

Jimin meloncat ke punggung Jungkook. Jadilah Jungkook harus berusaha keras mengenyahkan hyungnya itu dari punggungnya. Cukup sulit, meski Jimin-hyung kecil tenaganya terorganisir.

Jimin tertawa karena akhirnya Jungkook lelah untuk mencoba melepasnya. Ia justru diajak berputar-putar di punggung Jungkook.

Hyung-hyung yang masih merasa kelelahan hanya tertawa dan geleng-geleng melihat kedua maknae grup itu. Heran, umur udah melewati 20 tahun tapi kenapa sikap mereka seakan tak pernah berubah? Masih kebocahan seprti sekarang ini.
.
.
.
.
.
Dengan diantar oleh supir mereka yang biasa ketiga maknae BTS pergi dengan tujuan yang sudah Jimin tetapkan sebelumnya. Ya, akhirnya Jimin membiarkan Jungkook ikut, karena katanya dia juga ingin membeli sesuatu di supermall itu.

Your Eye & My LieWhere stories live. Discover now