Pt 22

1.3K 157 1
                                    

Besoknya, Blackpink bangun dengan keadaan segar. Mereka sedang bersemangat, malam ini mereka akan mengadakan pesta barbeque kecil-kecilan. Tapi hari ini mereka tidak libur seharian, masih ada pekerjaan sampai jam 2 nanti.

Kemungkinan mereka akan belanja bahan jam 3 tapi sudah menyiapkan alat barbeque nya sejak pagi sebelum pergi bekerja.

Jisoo belum memberitahu ketiga adiknya ini. Ia mengundang namja itu, namja yang saat itu mengajaknya berlari. Setelah tiga bulan berlalu, namja itu mengabarinya lagi.

Jisoo sempat terkejut. Ia hampir lupa soalnya. Jadi sebagai gantinya daripada makan berdua dan hanya akan menimbulkan berita gosip, ditambah ia masih baru didunia entertain. Jisoo fikir tidak apa mengundangnya ke pesta barbeque Blackpink. Toh yang akan ada juga paling member Blackpink, manajer Oh dan kemungkinan kecil Yang PD-nim bisa datang.

Pagi itu saat yang lain sedang bersiap untuk pergi ke kantor agensi, Jisoo sudah siap duduk di ruang tengah memegang hpnya.

Ia terus menggigit bibir bawahnya. Ia jadi merasa ragu, bagaimana jika namja itu menghubunginya lagi karena tau sekarang ia sudah menjadi artis? Bisa saja mempunyai pemikiran jahat kan? Dan bisa membahayakan member yang lain.

"Unnie, times to go." panggil Rosé.

Jisoo menoleh. Jennie, Rosé dan Lisa sudah siap bahkan mereka sudah memakai mantel, Jisoo terburu memakai mantel dan berjalan ke arah mereka yang sudah berdiri di depan pintu.

"Heran deh, unnie apa kau sedang punya pikiran?" tanya Lisa.

"Ya, sejak semalam kau terus mematung di depan layar hp. Apa ada sesuatu yang mengganggu mu di hp?" tanya Jennie yang memang teman sekamarnya.

"Apa kau sedang diteror lewat hp?" tanya Rosé.

Jisoo tersenyum merasa geli dengan pertanyaan Rosé, ia menggeleng. "Memangnya aku siapa, sampai harus di teror segala?" ujar Jisoo.

Jennie mendecakkan lidah. "Kau ini member newgirlgroup. Dan bisa saja ada yang tidak suka dengan kita lalu menerormu." jelasnya gemas

Jisoo tertawa. "Sudah, sudah. Ayo kita kembali bekerja, manajer pasti sudah menunggu dibawah." ujar Jisoo mengingatkan kalau mereka masih di dorm belum juga beranjak pergi dari sana.

Hari itu, Blackpink punya schedule shooting di Weekly Idol, salahsatu acara show yang terkenal mengundang artis-artis tanah air. Selama shooting itu mereka benar-benar tidak memakai topeng sifat, hanya bersikap seperti biasanya. Hanya saja yang paling luwes berbicara adalah Jisoo.

Pulang dari Weekly Idol, mereka membawa sekotak pizza dan sapaket chicken. Nyaris menggagalkan rencana mereka untuk barbeque tapi Lisa langsung memprotesnya. Jadi setelah pulang dari Weekly Idol jam 12 ke dorm untuk mengistirahatkan kaki, jam 2 siang masih dengan outfit yang sama hanya dengan dibungkus mantel tebal karena turun salju mereka pergi ke supermall.

"Aku dan Jennie akan memilih bumbu dan sayur yang kita pakai. Jisoo-unnie dan Lisa pergi ke bagian daging, ini listnya." kata Rosé, ia menyerahkan sehelai kertas pada Jisoo.

Jisoo menerimanya Lisa ikut membacanya. "Siap! Tapi, bisa kau belikan pisang dan apel? Aku sedang ingin dua buah itu." pesan Jisoo.

Jennie mengangguk kompak dengan Rosé. "Lisa, kau tak ingin menitip buah apapun?" tanya Jennie pada Lisa.

Lisa menggeleng. "Aku rasa sudah cukup dengan barbeque ini saja."

Mereka briefing pembagian di dalam mobil. Manajer Oh hanya menggeleng-geleng maklum melihat mereka yang seperti ini. "Ingat aturan mainannya, arra?" ujar manajer Oh sambil menyerahkan kartu kredit bersama itu.

"Siap, manajer." patuh Jennie. "Kita bertemu lagi di meja kasir, arraseo?" aturnya.

"Arra..." jawab Jisoo, Rosé dan Lisa.

Blackpink keluar satu persatu dari mobil. Kancing mantel mereka sudah terkunci rapih dan embun nafas terlihat jelas di depan mata. Semuanya langsung memasukkan tangannya ke dalam saku mantel.

"Ah, dingin..." ujar Jisoo.

"Sebaiknya kita segera masuk saja." kata Jennie.

Jennie dan Rosé berjalan di depan Jisoo dan Lisa. Jisoo harus menemani Lisa, ia kurang biasa dengan musim dingin meski sudah tinggal di Korea selama lima tahun. Lisa melingkari tangannya di lengan Jisoo.

Mereka berempat masih berjalan bersama sampai ke bagian yang menyediakan persediaan dapur rumah. Sama seperti pembagian sebelumnya. Ternyata banyak juga yang menonton mereka, tapi toh Jisoo mengabaikannya, selama tak ada yang mengganggu ia harus bersikap wajar.

"Pertama, daging bulgogi..." gumam Lisa yang sudah duluan berdiri di depan freezer daging.

Jisoo yang mendorong mini troli menghampirinya. Matanya pertama membaca list lalu ke freezer tempat bermacam daging di jajarkan. Jisoo menhambilnya, lalu matanya membaca nama-nama daging yang ada di freezer itu.

Ia mengerutkan alisnya, apa Rosé benar-benar tau daging apa saja yang kita butuhkan? Masalahnya semua nama daging itu ada di list yang Rosé berikan.

"Unnie, apa kau yakin kita harus membeli semua yanga da di list ini?" tanya Lisa rupanya jeli.

Jisoo tertawa kecil. "Andwae. Yang makan hanya kita berempat ditambah manajer dan PD-nim itupun kalau mereka bisa datang." jelas Jisoo. "Dan aku yakin, tagihan kartu kredit nanti bisa membengkak."

Lisa jadi tertawa. "Yeah, right. Jadi, kita pilih saja beberapa yang sepertinya bisa kita habiskan." setujunya.

Jadi Jisoo dan Lisa benar-benar menyeleksi daging-daging itu. Yang pada awalnya dalam list nyaris ada dua belas nama daging, tapi yang ada di troli mereka hanya ada 4 macam dengan jumlah dua masing-masing.

"Mungkin lainkali, kita harus berdiskusi dulu tentang barang yang harus kita beli." ujar Jisoo sambil mendorong troli menjauh dari rak freezer itu.

Lisa mengeluarkan hpnya, ia menghubungi Rosé dan Jennie. Sementara Jisoo menjajaki pandangannyan, sudah lama sekali ia tak pergi belanja ke tempat umum seperti ini. Bedanya saat ini, mereka seperti tontonan.

"Unnie, kata Jennie-unnie, bisakah kita membeli susu dan yoghurt? Karena tempat kita sekarang dekat." kata Lisa yang baru selesai menelpon Jennie. Jisoo langsung menyetujuinya.

Mereka berdua berjalan. Jisoo mendorong troli dengan rasa senang. Seandainya ia dan ketiga adiknya ini bisa melakukan hal seperti ini secara rutin.

"Cheogyeo!" seru seseroang yang membuat Jisoo dan Lisa berhenti.

Tiga pelajar yeoja mendekati mereka dengan wajah senang. O-ow, Jisoo dan Lisa sudah bisa menebak apa yang akan terjadi. Anniyeo, tidak bisa!

"Apa kalian Jisoo dan Lisa Blackpink??" tanya salahsatunya begitu bersemangat.

Jisoo dan Lisa saling melempar pandangan.

Your Eye & My LieWo Geschichten leben. Entdecke jetzt