Pt. 25

1.1K 146 0
                                    

Saat di jalan pulang dari supermall, baik Jin, Jungkook atau Jimin pada sibuk dengan hp mereka masing-masing. Tapi hanya Jungkook yang memakai earphone dan hanya posisi hpnya yang miring, tandanya ia sednag menonton sesuatu.

Sementara Jimin, masih berusaha berfikir dengan benar. Kembali hari ini ia bertemu dengan Jisoo. Ia menghela nafas sambil memainkan rambutnya. Ia menatap sedih ke layar hpnya, ia sedang melihat chattingnya dengan Jisoo.

Sayang sekali, padahal Jimin ingin bertemu dengan Jisoo dan mengakui bahwa ia adalah namja yang menariknya saat hari fansign itu. Tapi kini rasanya seperti tak ada kesempatan.

Padahal hari ini Jisoo mengundangnya atau lebih tepatnya namja yang menariknya saat itu secara pribadi untuk datang ke acara pesta barbeque Blackpink. Tapi Jimin dengan berat hati harus menolaknya. Ia hanya ingin Jisoo saja yang mengetahui bahwa ialah namja itu. Tidak untuk member Blackpink lainnya.

Jimin teringat dengan kejadian saat di supermall tadi, saat ia menolong Jisoo dan Lisa yang sedang dalam masalah dengan fans yang keras kepala seperti itu.

Tadi itu, tubuhnya bergerak dengan sendirinya begitu mengetahui bahwa yeoja berambut merah itu adalah Jisoo. Bahkan Jimin yakin tadi sempat merasa senang bertemu dengan Jisoo lagi.

Ia mengulum senyumu dan melirik pada Jin dan Jungkook, tak ada yang sedang memperhatikannya. Bayangan Jisoo melintas difikirannya. Haah...dia terlihat cantik dengan rambut merah membara yang lurus seperti itu. Ku rasa ada yang salah dengan diriku saat ini, fikir Jimin.

Sejak dulu yeoja berambut lurus adalah tipe kesukaan Jimin. Dan hari ini ia melihat rambut Jisoo dengan model seperti itu. Jimin merasakan ada yang berdebar keras di dadanya. Its funny, like I'm being falling love to her...

"Jimin, kau sedang berbalas pesan dengan siapa?" tanya Jin tiba-tiba, mengejutkan Jimin.

Jimin dengan cepat membalik layar hpnya jadi tertutup dan menyengir. "Anniyeo. Eobseo!" jawab Jimin.

Tapi Jin tidak percaya dan ia merebut hp Jimin dengan cepat dan menyalakannya. "Yunha?" Jin membaca nama kontaknya, lalu menatap Jimin. "Siapa?"

Jimin menggeleng sambil merapatkan bibirnya seakan tak ingin membuka mulut. Ia mengambil balik hpnya. "Andwae. Just nothing." jawab Jimin.

"Ah...is that your gilrfriend?" tanya Jin.

Jimin tertegun, tapi buru-buru ia tertawa. "Andwae~ tak mungkin aku punya pacar." Karena kami satu profesi dan dia baru saja debut dan lagi sepertinya hanya aku saja yang menyukainya, lanjut Jimin dalam hati.

Jin mengangguk-angguk meski masih tak percaya. "Ah, hyung, tadi aku dan Jiminnie-hyung bertemu dengan Blackpink!" kata Jungkook. Ia sudah tak memakai earphone lagi bahkan sudah menyimpan hpnya.

"Ohya? Blackpink?" sahut Jin.

Jungkook mengangguk. "Jimin-hyung seakan menjadi pahlawan misterius lho." goda Jungkook dari belakang, ia duduk sendirian.

"Jjinjja? Wae? Coba ceritakan." pinta Jin.

"Aishh, yaa, Jungkookie!" cegah Jimin, ia meraih Jungkook dengan tangannya tapi Jungkook bergeser sehingga ia duduk dibelakang kursi Jin.

Jungkook tertawa meledek. "Yang ku lihat sepertinya Jimin-hyung menolong mereka dari fans. Awalnya aku sendiri tidak memperhatikan, untuk apa Jimin-hyung berdiri di depan yeoja? Apa dia ingin ketahuan penyamarannya?" cerita Jungkook sambil melempar pertanyaan.

"Tapi, hehe, aku merusaknya. Jimin-hyung sepertinya dikenali oleh mereka, sebab mereka melihatku...tanpa memakai maskernya kembali." lanjut Jungkook.

"Dasar anak ini!" sahut Jimin. "Karena kau menurunkan maskermu, bisa-bisa mereka berfikir aku menolong mereka." seru Jimin.

"Memang kenapa? Bukankah bagus?" tanya Jin.

"Ya, bukankah bagus, hyung terlihat seperti pahlawan? Lagipula belum tentu mereka mengenalku." sahut Jungkook setuju dengan Jin.

Jimin hanya bisa merapatkan giginya dengan kesal. "Haaah...." helanya. "Terserahlah." kata Jimin mengalah.

Jimin harap ke depan nanti ia tak perlu bertemu dengan Jisoo atau Blackpink dalam waktu dekat ini. Jimin berfikir jika ia bertemu lagi dengan Jisoo ia akan mengacaukan sesuatu.

Hp Jimin bergetar, tanda sebuah notification. Lalu ia menyalakannya kembali dan melihat ada pesan di Line masuk. Ia membaca username yang mengirim pesan padanya. Kang Seulgi.

Your Eye & My LieWhere stories live. Discover now