「 26 : We Can't 」

Start from the beginning
                                    

Jungwoo segera menoleh kembali kepada Doyoung lalu tersenyum tipis. “Tidak, hyung. Kami mau berdiskusi tentang sesuatu. Aku ingin bertanya pada Lucas.” Jungwoo mencoba menyakinkan sang kakak sepupunya yang satu itu.

Walau masih curiga, Doyoung mengiyakan saja. Lebih tidak baik lagi jika ia meninggalkan Taeyong bersama dengan si Kiming berduaan saja.















“Kenapa aku tidak boleh bilang?”

Lucas sudah menduga Jungwoo akan bertanya tentang itu. Jujur saja, selama ini Lucas sama sekali tidak memikirkan soal mate dan sejenisnya. Sikapnya yang kadang masih kekanak-kanakan dan masih suka bersenang-senang sendiri, membuatnya hampir tidak pernah memikirkan soal menjalin hubungan serius ataupun mencari seorang mate.

“A-ada banyak hal yang harus kau ketahui dulu tentangku Jungwoo. Kau juga bukan? Pertemuan kita terlalu mendadak dan aku tidak pernah berpikir jika kau adalah mateku,” tutur Lucas jujur.

Jungwoo setuju. Ia juga tak menyangka bila ia akan dipertemukan dengan matenya secepat ini. Sama seperti Lucas, mereka berdua merasa masih terlalu dini untuk memahami soal mate dan sejenisnya. Jungwoo juga masih suka bermanja-manja dengan keluarga dan sanak saudaranya, sikapnya juga masih seperti anak kecil, masih polos.

“Lalu apa yang akan kita lakukan?” tanyanya bingung.

“Untuk sementara waktu, kita jalani kehidupan kita seperti biasa saja ya. Jangan beritahu siapapun dahulu sampai kita berdua benar-benar siap. Jika oranglain tau一 terlebih keluargamu, mereka akan menikahkan kita berdua lebih cepat, memangnya kau mau?” tanya Lucas.

Jungwoo menggeleng cepat. Ia masih ingin menikmati masa mudanya dulu. Belum mau menjadi istri dari seseorang dan tinggal terpisah dari keluarganya.

“Kita akan melakukan pendekatan secara pelan-pelan ya. Kita masih terlalu dini untuk melakukan ritual mate. Dan juga....” Lucas menjeda perkataannya sejenak sementara Jungwoo menyimak dengan baik.

“Ada banyak hal yang belum kau ketahui tentangku yang sebenarnya Jungwoo. Aku tidak ingin membuat hidupmu terseret juga kedalam bahaya karenaku....”





♠️ ~ ♠️






“Taeyongie...”

Taeyong menoleh ketika ia mendengar suara Mingyu memanggil namanya. Pria tinggi itu berjalan mendekati Taeyong yang sedang menikmati udara di teras belakang mansionnya sendirian. Apalagi hari beranjak semakin sore, melihat warna langit berubah menjadi jingga semakin indah untuk dipandang.

Ini merupakan salah satu kegiatan yang selalu Taeyong lakukan saat berada di mansion Kim, dan suatu kesenangan tersendiri bagi Mingyu dapat melihat wajah cantik Taeyong saat si cantik itu terlarut dalam kegiatannya. Damn, Taeyong terlihat lebih cantik dengan rambutnya yang berantakan.

“Kenapa disini?” Mingyu merasa tolol dengan pertanyaan yang barusan ia lontarkan kepada Taeyong. Ya mau bagaimana lagi, ia bingung mencari topik pembicaraan dengan Taeyong.

“Disini enak, sejuk. Aku suka,” jawab Taeyong diakhiri dengan senyum tipisnya yang manis.

Mingyu ikut tersenyum juga. Ia menopang kedua tangannya diatas tembok pagar rendahnya dan menatap ke depan sama seperti yang Taeyong lakukan. Di depan mereka terhampar taman belakang mansion Mingyu yang lumayan luas yang dihiasi dengan berbagai macam tanaman serta bunga.

“Kau...belum menemukan matemu, Taeyongie?”

Tubuh Taeyong mendadak menegang di tempat. Ia melirik gugup kearah Mingyu yang masih menatap kearah depan.

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Where stories live. Discover now