Death2 - 65 -End

8.3K 385 51
                                    

Athena memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya di balkon kamarnya. Sekarang ia bisa bernafas lega. Semua baik-baik saja. Dean-nya, Arjuna-nya.

Sebuah lengan kekar melilit dipinggangnya, membuatnya sedikit terkejut lalu sedetik kemudian ia tersenyum.

"Sedang apa, Sayang?"

Athena menggeleng pelan. "Nothing. Hanya menikmati angin aja."

Pelukan Dean dari belakang itu semakin mengerat. Pria itu menaruh dagunya di bahu kiri Athena agar wajahnya sejajar dengan Athena.

"Kamu masih belum sembuh, De. Harusnya kamu istirahat."

Pria itu menggeleng pelan dan semakin mengeratkan pelukannya. "Aku nyariin kamu. Aku kira kamu kemana."

Athena lalu hanya diam saja menikmati pelukan hangat Dean dari belakang.

Setelah kurang lebih dua minggu berada di rumah sakit, Athena akhirnya membawa Dean pulang karena pria itu terus saja merengek ingin pulang. Keadaannya cukup membaik, hanya saja lukanya masih perlu perawatan.

"Mau temenin aku?"

Athena menoleh, membuat wajah mereka sangat dekat sekali. Bahkan hidung mereka bersentuhan. "Jangan kemana-mana. Kamu masih sakit."

Bibir Dean menyungging tipis. "Ke makam Amel. Aku belum kesana."

Athena menjadi gugup karena senyum tipis Dean yang begitu mempesona. Ia mengerjapkan matanya pelan. "Besok pagi ya."

"Oke."

Sesaat mereka terdiam. Hanya keheningan yang terjadi diantara keduanya. Sampai satu tangan Athena terulur menyentuh pipi Dean.

"Kenapa?" tanya pria itu.

"Aku bantu bersihin jejak dia disini?" Athena menyentuh bibir Dean.

Entah itu sebuah pertanyaan atau sebuah pernyataan, yang jelas Dean senang mendengarnya. Tanpa menjawab, Dean mendaratkan bibirnya di bibir manis Athena. Ia menarik satu sudut bibirnya membentuk senyum kecil. Ia membiarkan Athena memainkan bibirnya, membersihkan jejak orang lain yang seharusnya tidak ada disana.

****

Sore ini cuaca mendung, namun hujan tidak lantas turun terburu-buru.

Sesuai pembicaraan kemarin, Athena, Dean dan Arjuna tentunya berkunjung ke makam Amel.

Mereka sengaja mengajak Arjuna. Mereka seakan ingin memberitahu jika makam yang akan mereka datangi adalah makan dari orang yang telah menyelamatkan nyawa Ayahnya.

Dean jongkok terlebih dahulu, lalu disusul Athena.

"H-hai. Apa kabar?" ucapan Dean terdengar sangat canggung sekali.

"Aku dateng lagi, Mel." ucap Athena. "Kamu seneng gak? Aku juga bawa Dean sama Arjuna."

Angin berhembus kencang. Langit mulai bergemuruh kecil tanda jika sebentar lagi akan turun hujan.

"Amel, gue kesini mau ngucapin terimakasih. Sangat terimakasih karena lo udah nolongin gue waktu itu. Gue gak tau harus ngebales lo kaya gimana sekarang karena lo udah gak ada. Gue juga gak nyangka kalo lo bakalan pergi secepet ini. Gue berharap bisa ngebales kebaikkan lo gimanapun caranya,"

Dean menarik nafasnya lalu melanjutkan kembali ucapannya, "gue gak benci sama lo setelah ini. Gue akan terus mengenang lo disisa hidup gue sebagai orang yang paling berjasa bagi gue. Amel, semoga lo tenang disana. Gue dan Athena udah maafin semua kesalahan lo. Salam buat Ifi dari Paman Dean."

Dean mengusap lembut papan nisan itu sebelum beranjak dari sana karena hujan mulai turun rintik-rintik. Dan lagi, ia benar-benar tidak akan melupakan satu kebaikan yang pernah ia terima.

Endless FeelingWhere stories live. Discover now