Death2 - 55

4.6K 276 12
                                    

Athena menghela nafasnya berat. Ia melirik Dean yang duduk di jajaran kursi sebelah sedang fokus pada laptopnya. Athena tau Dean masih marah soal tadi.

Sudah dua jam sejak mereka take off, juga sejak mereka bertengkar, kini mereka punya sisa waktu lima jam untuk sampai di Sydney.

"De, kok malah kerja sih, kan mau liburan." Kahfi tiba-tiba membuka suara. "Tumben juga diem aja." lanjutnya, menyindir. Ia tau Athena dan Dean sedang dalam aksi saling diam mendiami entah karena apa.

"Gak asik lo." sahut Taufik. "Kerjaan jangan dibawa-bawa dong."

Dean melirik tajam kedua temannya yang saling menyahut itu. "Berisik lo!"

"Eh, jangan kasar-kasar ngomongnya. Ada Arjuna nih." Seli menunjuk Arjuna yang tidur dalam kereta dorong.

Dean mendengus dan memutar bola matanya malas. Ia beranjak setelah sebelumnya menutup laptopnya dengan kasar. Gimana kalo laptopnya patah coba?

"Kalian sebenernya kenapa sih?" tanya Ajeng. "Marahan?"

"Deannya aja yang marah." ucap Athena.

"Karena?"

"Tau ah." Athena membuka dan membolak-balik halaman majalah tanpa minat.

Hal ini jarang sekali terjadi. Marahan sampai saling mendiami seperti ini. Bahkan mungkin tidak pernah jika diingat-ingat lagi.

"Samperin gih. Gak boleh tau kaya gitu. Udah punya anak juga." ujar Ajeng lagi.

"Soal pesawat ya? Yaelah, Ath, Dean gak bakalan bangkrut kalo cuma beli ini pesawat." ujar Kahfi. "Lo tenang aja."

Taufik mengangguk, membenarkan ucapan Kahfi. "Lo gak tau aja berapa penghasilan Dean dalam sehari."

Kahfi mengangguk juga. "Gue kasih bocoran nih ya. Bulan depan tuh Galaksi ada kerja sama bisnis sama pengusaha minyak dari Arab. Beuh! Raja minyak tuh, duitnya gak main-main."

"Tapikan Dean bukan raja minyak." sahut Athena lugu.

"Iya, dia raja dihati kamuuuuu. Eakkk." celetuk Kahfi.

"Udah sana samperin. Ngapain sih marahan kaya gitu. Nggak baik tau, dosa gitu sama suami." ujar Ajeng. Ia mendorong bahu Athena agar beranjak.

Athena berdecak pelan. Ia terpaksa beranjak karena teman-temannya mengusirnya. Athena tersenyum, membalas sapaan pramugari yang terlihat sedang menyiapkan minuman. Wanita itu membuka pintu kamar tadi, dan langsung mendapati Dean yang masih berkutat dengan laptopnya.

"Dean.." panggil Athena pelan. Ia duduk di sisi ranjang, agak jauh dari Dean.

Sedangkan pria itu hanya bergumam pelan dan cuek, tanpa melirik sedikit pun.

"Aku minta maaf deh soal yang tadi." ucap Athena. Ia menunduk memainkan kuku tangannya yang dihias.

Pria itu tidak menyahut, mengabaikan Athena.

"Aku tau aku salah, harusnya aku gak ngomong kaya gitu, harusnya aku ngehargain niat kamu juga. Aku minta maaf."

3 detik berlalu...

7 detik berlalu...

10 detik berlalu...

Dean tidak membalas ucapannya sama sekali, membuat Athena semakin menundukkan kepalanya. Dean pasti marah besar padanya. Athena merutuki dirinya sendiri.

"Maaf." Athena berucap lirih. "Aku be---"

Ucapannya terhenti ketika ia merasakan sebuah tangan memeluknya dari belakang. Athena sontak menoleh karena terkejut, lalu sebuah kecupan singkat mendarat dibibirnya.

Endless FeelingWhere stories live. Discover now