Death2 - 49

5.2K 333 10
                                    

Athena menidurkan Arjuna diatas ranjang miliknya. Sengaja ia tidak menidurkan Arjuna didalam box karena tau jika ia melakukan itu maka Arjuna akan menangis.

Setelah memastikkan jika Arjuna benar-benar tidur pulas, Athena berjalan menuju walk in closet untuk menyimpan baju-baju miliknya dan milik Dean. Satu minggu di rumah sakit tapi pakaian yang ia dan Dean kenakan sudah satu koper. Belum lagi barang-barang milik Arjuna.

"Sayang, lagi ngapain?"

Athena menoleh terkejut karena suara Dean yang terdengar tiba-tiba. "Lagi beresin baju. Kamu bikin kaget."

Dean tersenyum. "Harusnya kamu biarin aja. Biar aku yang beresin." ujar pria itu.

"Nggak papa, lagian mumpung Arjuna lagi tidur."

"Itunya dibiarin aja dulu, sekarang makan dulu, aku udah bawain kamu makan."

"Sebentar lagi." ucapnya lalu Athena kembali berbalik membereskan baju-baju itu yang belum selesai.

Dean menghela nafasnya pelan. Ia berjalan mendekati Athena dan langsung meraih pinggang wanita itu. "Sayang, makan dulu."

Athena mengerucutkan bibirnya kesal. Jika begini, Dean sungguh tidak akan membiarkannya melakukan apapun yang menurut pria itu bisa membuat Athena kecapean.

"Iya." Athena mengikuti Dean kembali ke kamarnya. Disana, diatas ranjang mereka yang luas, Arjuna masih memejamkan matanya, tidur.

Athena duduk disofa setelah mengambil makanan yang dibawa Dean, pria itu mengikutinya.

"Kamu harus banyak makan. Apalagi sayuran, biar asi kamu lancar." ujar pria itu.

"Iya." Athena memasukan suapan kedua kedalam mulutnya. "Kamu,,, kapan kembali ke kantor?"

Dean menyandarkan tubuhnya pada sofa lalu mendesah pelan. "Sebenernya aku gak mau balik." ucapnya. "Aku gak mau jauh dari kalian."

"Tapi kamu harus balik, De. Kalo nggak, gimana perusahaan? Masa terus kamu tinggalin? Kasihan juga Kak Taufik sama Kak Kahfi yang harus gantiin kamu terus."

Dean memejamkan matanya. Sangat berat. Dean hanya ingin terus bersama istri dan anaknya sepanjang waktu. Dean tidak ingin meninggalkan Athena dan Arjuna.

"Kamu bisa pulang lebih awal seperti saat aku hamil kemarin." ucap Athena menyadarkan lamunan Dean. "Aku sama Arjuna bisa dateng kesana kalo jam makan siang."

"Sayang," tatapan mata Dean melembut. "aku mau liat Juna. Melihat setiap perkembangan dan pertumbuhan Juna. Aku gak mau melewatkan itu."

Athena tersenyum. "Kamu gak akan melewatkan itu, Sayang. Kamu masih bisa lihat Juna. Aku kan udah bilang, kamu bisa pulang lebih awal seperti saat aku hamil kemarin. Kamu nggak membawa pekerjaan kamu ke rumah. Kamu gak mungkin ninggalin tanggung jawab kamu gitu aja kan. Kamu juga nggak mungkin membiarkan Papa Dirga kembali mengurus Galaksi."

Wanita itu mengecup pipi Dean. "Juna juga pasti gak seneng kalo Papanya males-malesan kaya gini." katanya lalu Athena terkekeh.

Dean menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman. "Kamu sendiri, mau balik ke rumah sakit?"

Athena diam selama beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "Aku nggak tau."

Dean menaikkan sebelah alisnya.

"Aku mungkin akan absen sampe umur Arjuna satu atau dua tahun. Kamu nggak papa kan?

Dean tersenyum. "Kamu nggak kerja lagi juga aku nggak papa. Aku malah seneng."

"Dokter itu cita-cita aku." Athena mengerucutkan bibirnya.

Dean terkekeh. Ia mengecup bibir Athena yang mengerucut lucu. "Aku tau. Sekarang kita fokus dulu aja sama Arjuna. Aku bakalan urus soal absen kamu di rumah sakit nanti."

Athena mengangguk langsung. Ia kembali memakan makanannya yang belum habis. "Kamu juga makan."

"Itu makanan buat kamu, Sayang."

Athena menggeleng. "Makan juga atau aku gak makan juga?" mata Athena menyipit membuat Dean terkekeh.





****





"OEK!! OEK!! OEK!!"

Mendengar suara tangisan Arjuna, Athena sontak melepaskan pagutan bibir mereka yang sudah terjadi selama dua menit lalu itu.

"Yang..." Dean mendesah pelan karena kegiatannya terganggu.

"Arjuna nangis, De." Athena turun dari pangkuan Dean dan bergegas menghampiri Arjuna yang menangis karena bangun tidur.

"Iya, Sayang. Ini Mama." Athena langsung menggendong Arjuna. "Kenapa nangis sayangnya Mama ini, hm?"

Dean menghampiri Athena dengan wajah ditekuk kesal. Arjuna ini sangat tidak pengertian sekali. Dean kan rindu Athena.

"Dean, kamu...marah?" tanya Athena, wanita itu tertawa pelan. "Astaga, kamu marah gara-gara Arjuna?"

"Nggak." Dean menunduk.

"Sayang, masa Papa marah sih sama kamu. Jahat banget kan ya?" Athena mengajak Arjuna yang sedang menyusu kepadanya.

"Nggak, Sayang. Aku...nggak marah." ucap Dean cepat. Pria itu duduk disisi ranjang. "Juna Sayang, Papa gak marah kok sama kamu. Beneran deh."

Arjuna yang sudah berhenti menyusu pada Athena hanya menatap Dean dengan polos. Sesekali Arjuna menguap dan menggeliat tidak nyamam dalam gendongan Athena.

"Kenapa gak tidur lagi, Juna?" tanya Dean pada putranya itu. "Mama sama Papa ada urusan." lanjutnya dengan suara pelan.

"Dia udah kenyang pasti tidur terus." ucap Athena. "Kamu jagain Arjuna sebentar ya, aku pengen ke toilet dulu." katanya lagi. Athena menaruh Arjuna diatas ranjang mereka lagi.

Beruntung kali ini Arjuna tidak langsung menangis saat ia menaruhnya. Biasanya jika tidak sedang tidur atau baru saja tidur, Arjuna akan menangis bila Athena menaruhnya didalam box. Manja memang.

"Arjuna mau tau gak soal Mama?" Dean berbaring menyamping sisamping Arjuna. "Mama itu orangnya cantik, baik, gemesin, manja, kadang dewasa, kadang kaya anak kecil. Waktu hamil, Mama gak mau jauh dari Papa, pengennya deketan mulu. Untung Papanya seneng kan Mama kamu kaya gitu..."

Arjuna tentu hanya diam saja saat Papanya itu mengoceh ria disampingnya. Seolah menikmati cerita Dean, Arjuna tidak menangis sama sekali.

"...Mama kamu nangis terus waktu saudara kamu pergi lebih dulu. Papa sama Mama tentu sedih, tapi Papa juga masih bersyukur, setidaknya kamu masih menyayangi kami dengan tidak pergi juga. Arjuna tau gak kenapa saudaranya Arjuna pergi?" Dean menatap Arjuna dan bertanya dengan polos.

"Kamu ngomong apa sih?" tanya Athena yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Aku barusan ngobrol sama Arjuna."

Athena tertawa. "Kamu bukan ngobrol, tapi ngomong. Arjuna gak bales ucapan kamu."

"Tapi dia dengerin."

Athena tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Ada apa dengan suaminya ini?

"Tumben gak nangis." Athena duduk disisi Arjuna yang lain. "Nggak tidur juga."

"Jangan ya. Bosen tidur terus. Mending main sama Papa." ujar Dean.

"Daripada kamu ngajak ngobrol Arjuna, mending kamu siapin air hangat."

"Buat apa?"

"Buat mandi Arjuna, Sayang."

Dean menggaruk kepalanya. "Mandi? Emang gak papa?"

"Nggak papa. Cuma di lap doang. Dari tadi pagi kan belum."

Dean mengangguk. "Siap laksanakan, Mama!"

Athena melotot. Mama?




****



Akutuh lagi nulis ending, tapi males.

Hehe :)

Endless FeelingWhere stories live. Discover now