Death2 - 41

4.6K 281 7
                                    

"Bukannya ini terlalu sedikit, Dean. Ini tidak akan cukup untuk bayi yang baru saja lahir."

Sita membantu membereskan baju-baju dan peralatan bayi lainnya yang semalam dibeli oleh Dean, Athena dan Seli.

"Bayi yang baru lahir itu sehari bisa 3 sampai 5 kali ganti baju." ujar Sita lagi.

"Nanti setelah dia lahir, kita beli lagi kok, Ma. Dean gak mau lihat Athena kecapean karena harus jalan-jalan cari pakaian bayi." ujar Dean yang berdiri diambang pintu memperhatikan tiga orang wanita yang sedang sibuk itu.

"Nanti Mama belikan lagi."

"Nggak usah, Ma. Ini juga mungkin cukup untuk satu minggu pertama." ujar Athena.

Sita tersenyum, ia mengelus perut Athena. "Duh, Oma gak sabar pengen lihat cucu Oma yang ganteng ini." ucapnya. "Kapan dia lahirnya kalo menurut dokter?"

"Mungkin minggu kedua atau minggu ketiga bulan depan." jawab Dean.

"Gimana soal instruktur senam itu, Ma?" tanya Dean.

"Ada. Mulai besok dia bisa melatih Athena." ucapnya. "Memang kenapa kok mau mau senam?" tanyanya pada Athena.

"Pinggul Athena sedikit sempit dan berpotensi jika Athena tidak bisa melahirkan normal." ujar Dean yang sekarang duduk di sofa kamar calon bayinya.

"Oh iya? Terus gimana dong?" tanya Seli yang sedari tadi diam menghias tempay tidur bayi.

"Kata dokter kemungkinan masih bisa. Senam adalah salah satu caranya, itu bisa melancarkan proses persalinan." ujar Athena. "Athena bisa kok, Ma." wanita itu tersenyum.

"Iya, kamu pasti bisa, Sayang." Sita mengelus tangan Athena. "Mulai sekarang kamu harus siap siaga. Usia kandungan Athena memasuki bulan ke sembilan, jadi kamu harus ekstra menjaganya." ujar Sita kepada Dean.

"Aku tau, Ma. Aku juga mau minta Mama bantu aku disini."

"Mama akan kesini setiap hari." katanya. "Ohiya, kata Seli kalian mau pemotretan ya?"

"Nggak jadi, Ma." ucap Dean.

"Kenapa?"

"Athena terlalu banyak kegiatan. Dia harus banyak istirahat. Pemotretan bisa kita lakukan lain kali."

"Aku gak papa kok, De."

"Aku gak mau ambil resiko, Sayang."




****




Telah lama sekali Dean tidak berolahraga. Alat-alat gym yang ada diruangannya ia abaikan selama berbulan-bulan.

Sekarang untuk pertama kalinya ia menyentuh alat-alat ini.

"Tolong hati-hati." ucap Dean pada instruktur senam yang melatih Athena. Mereka melakukannya di ruang gym Dean yang luas.

Dean mulai memainkan beberapa alat olahraga yang ada disana. Sesekali melirik Athena yang menikmati senamnya.

Satu jam berlalu...

Mereka telah menyelesaikan kegiatan mereka masing-masing.

"Besok juga? Jam berapa?" tanya Dia, instruktur senam.

"Sama aja kaya sekarang, Mbak." ucap Athena. "Makasih ya untuk hari ini."

Dia tersenyum. "Iya. Kalo begitu saya permisi ya. Mari Pak Dean."

Dean mengangguk. Ia masih memperhatikan Dia yang mulai meninggalkan pekarangan rumahnya.

"Gimana tadi?" tanya Dean sambil berjalan masuk kembali kedalam rumah.

Endless FeelingHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin