Death2 - 35

5.4K 306 9
                                    

"Kamu kenapa nangis?"

Athena menggeleng lalu semakin dekat kearah Dean. "Aku seneng banget. Dia laki-laki."

Dean tersenyum. Tangannya terulur untuk mengusap pipi gembul Athena. "Ya, dia seorang jagoan."

Athena memeluk Dean. "Aku seneng banget. Saking senengnya, aku gak tau harus ngapain selain menangis bahagia." ujar Athena.

Dean mengurai pelukannya, ia menangkup wajah Athena dengan kedua tangannya.

"Aku,"

Cup. Dean mengecup bibirnya.

"Sayang,"

Cup.

"Kamu."

Cup. Hanya saja yang ini bukan sekedar kecupan.

Dean melumatnya dengan lembut, membuat Athena memejamkan matanya dan mengalungkan tangannya ke leher Dean.

Dean sebenarnya merindukan setiap inci tubuh Athena menempel pada tubuhnya. Hanya saja Dean tidak ingin menyakiti kandungan Athena hanya untuk hasratnya saja.

Athena mendesah pelan karena ciuman Dean begitu memabukkan. Apalagi saat tangan besar pria itu menyentuh dadanya dan meremasnya lembut.

Athena merasa kakinya lemas. Ia tidak sanggup untuk berdiri lagi dengan kedua kakinya. Dean membuatnya gila.

Dean melepaskan tautan bibir mereka. "Aku gak mau kelepasan." ucapnya lirih.

Athena menaikkan sebelah alisnya seraya mengirup nafas sebanyak-banyaknya.

"Aku akan menahan diriku sampai dia lahir."

Athena tersenyum. "Maaf."

Seperti menular, Dean juga tersenyum. "Setelah pulang dari Surabaya, kamar kita akan pindah sementara ke bahwah sampai kamu melahirkan."

Athena mengangguk. "Eh, aku belum kabarin Eyang kalo mau kesana."

"Jangan. Biar kejutan."

Athena tersenyum. "Iya deh." ucapnya dengan senang. "Oh iya, Mbak Nisa nelepon aku kemarin. Dia bilang dia mau menikah."

"Kapan?"

"Kayanya masih lama. Dia bilang baru akan mempersiapkan." ujar Athena. "Oh iya, aku belum siap-siap buat ke Surabaya nanti. Aku siap-siap dulu ya. Duh, pasti banyak yang harus dibawa."

Dean menahan tangan Athena ketika perempuan itu hendak berdiri. "Biar aku aja. Kamu duduk aja dan istirahat. Aku gak mau kamu kecapean."

Athena tersenyum atas perhatian Dean. "Makasih."

Dean tersenyum, ia mengecup kening Athena. "Kamu bisa pesan tiket pesawat?"

"Aku kira kamu bakalan pakai Galaksi."

Dean menggeleng. "Pilot pesawat lagi gak bisa. Maaf ya."

Athena tertawa pelan. "Kenapa minta maaf. Gak papa kali."

Dean mengacak rambut Athena dengan gemas. "Business class."

"Jam berapa?"

Dean melirik jam tangannya. "Sekarang jam 4. Kita ambil penerbangan jam tujuh gak papa?"

Athena mengangguk. Ia kemudian membuka situs perjalanan online untuk memesan tiket, sedangkan Dean mulai berkemas keperluan mereka.



****


"Yang," Dean menepuk pipinya dengan pelan. "Bangun. Bentar lagi landing."

Athena hanya bergumam dan menggeliat menyamankan posisinya.

Endless FeelingWhere stories live. Discover now