Death2 - 28

4.8K 312 8
                                    

"Papa denger pihak Pemerintah tempat bencana itu meminta Galaksi untuk menjadi relawan sekaligus tim medis disana? Betul?" tanya Dirga sewaktu mereka sedang sarapan bersama.

Hanya Dirga, Dean dan Athena. Seli sendiri sudah berangkat dan tak sempat sarapan bersama.

"Iya, Pa." jawab Athena, wanita itu mengoles sehelai roti dengan selai nutela untuk Dean. "Semua udah ditentukan. Tinggal mempersiapkan apa saja yang dibawa."

Athena tersenyum lalu mengucap terimakasih ketika Bi Oni datang memberikannya susu ibu hamil.

"Siapa saja yang akan kamu kirim kesana? Berapa orang?" tanya Dirga lagi.

"Untuk sekarang Athena bakalan kirim 10 orang. Empat diantaranya perawat dan 3 ambulans." ujarnya. "Mungkin Athena juga bakalan berpartisipasi."

"Nggak!!!" ucap Dean tegas. Ia bahkan melempar rotinya kembali. "Kamu gak boleh kesana!"

"Tapi Dean, aku gak enak sama Pak Edi, beliau udah minta langsung ke aku buat jadi medis disana."

"Nggak. Pokoknya aku gak bakalan ngizinin kamu untuk kesana." ujar Dean, tetap kukuh pada pendiriannya.

"Masa aku gak disana sih?"

Dean menatapnya tajam, ia bahkan menggebrak meja makan, membuat air minum Dirga hampir aja jatuh.

"Aku gak suka kamu ngebantah kaya gini!! Sekali aku bilang nggak ya nggak!!"

"Dean---"

"NGGAK ATAU AKU BAKALAN TUTUP RUMAH SAKIT ITU?!!" bentak Dean.

Athena refleks memegang perutnya karena Dean membentaknya sekeras ini. Athena khawatir jabang bayinya juga terkejut didalam sana.

"Dean!" tegur Dirga. Pria paruh baya itu menatap putranya, seakan mengatakan bahwa jangan bertindak berlebihan.

Dean mendengus keras-keras. Pria itu bangkit dan menyambar jas kerjanya lalu berlalu begitu saja tanpa mengucapkan apapun.

Athena menghela nafasnya pelan. Wanita itu meringis. "Maaf, Pa." ucapnya karena merasa tidak enak karena telah bertengkar didepan Dirga.

Dirga terkekeh pelan. "Yang kaya gini biasa dalam rumah tangga. Kamu mending dengerin Dean."

Athena lagi-lagi meringis, ia mengangguk pelan sebagai jawaban.




****




"Gimana? Semuanya sudah dipersiapkan?"

Firda, salah satu perawat yang Athena kirim menjadi tenaga medis itu mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau begitu kalian semua berangkat. Jangan lupa kabarin saya kalo kalian ada waktu. Maaf saya gak bisa ikut berpartisipasi." ujar Athena.

Dokter Bani mengangguk. "Nggak Papa, Dok. Kami mengerti kondisi dokter sekarang. Kami usahakan akan terus memberikan kabar. Kalau begitu, kami berangkat sekarang dok."

Athena mengangguk. Hatinya berat. Ia ingin berangkat kesana dan membantu orang-orang yang membutuhkan tenaganya. Tapi Athena tidak bisa memaksakan kehendak, apalagi Dean sekarang sedang marah kepadanya.

"Baby, kita ketemu Papa ya, kita minta maaf sama Papa." ucap Athena seraya mengelus perutnya pelan setelah petugas medis yang ia kirim pergi.

Athena berbalik berjalan menuju ruangannya. Sampai ia disana, ada seseorang yang duduk di ruangannya. Athena rasa ia sekarang tidak memiliki janji temu dengan siapapun.

"Siapa ya?" Athena berjalan dengan was-was.

Orang itu berdiri dan berbalik. Athena membulatkan matanya. Terkejut.

Endless FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang