Death2 - 3

7.8K 446 8
                                    

Melepaskan ciuman manis itu dengan terpaksa, Dean menarik diri saat menyadari jika sekarang telah memasuki jam makan siang.

Ia menatap Athena yang wajahnya memerah dan masih mengatur nafas. "Mau makan diluar?" tanyanya.

Athena mengangguk.

"Mau makan apa, hmm?" tanyanya lagi sambil membenarkan kerudung Athena.

"Aku mau kerak telor jakarta, tahu gejrot sama rujak serut." ucap Athena.

Dean mengerjapkan matanya. "Hah?"

"Ish, kamu gak denger?"

"Aku denger. Tapi, kita makan yang lain aja ya. Kaya pizza atau yang lainnya." bujuk Dean. Ia berharap Athena mau menurutinya. Masalahnya adalah, di daerahnya jarang sekali yang jual kerak telor jakarta.

Athena menggeleng. "Nggak mau, maunya itu. Aku gak mau makan kalo bukan itu!" ujarnya final. Athena memalingkan wajahnya.

Dean menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bergeser untuk lebih merapat dengan Athena.

"Apasih deket-deket!" ucap Athena sinis.

"Kamu kenapa sih? Ayolah makan. Kamu tau sendiri kalo disini susah nyari kerak telor jakarta. Makannya yang lain aja ya, nanti aku cariin tahu gejrot sama rujak serutnya." bujuk Dean lagi.

"Nggak mau yang lain, Dean. Aku maunya kerak telor. Yaudah ah, aku bisa nyari sendiri." ujarnya lalu berdiri.

Athena menggantungkan snelli miliknya lalu meraih tasnya.

"Oke, kita cari bareng." ucap Dean. Pria itu lalu meraih pinggang Athena begitu mereka keluar dari ruangan.

Berjalan menuju parkiran sesekali menyapa dokter, perawat atau pasien yang sedang berada di koridor. Ah, hanya Athena saja karena Dean hanya diam dengan wajah temboknya.

"Dokter Athena? Tadi Dokter dicariin sama Dokter Wili." ucap seseorang tiba-tiba.

Dean sontak menoleh karena itu suara laki-laki. Ia meneliti dari atas sampai bawah. Anak koas.

"Eh Yudis, Ada apa nyari saya ya?"

"Kurang tau, Dok. Mungkin mau ngobrol atau makan siang."

Dean melotot. "Bilang sama Dokter itu gak usah modus kalo masih mau kerja disini. Termasuk lo dan bilang ke semua dokter, anak koas, perawat atau siapapun yang ada disini. Jangan modus sama istri gue!"

Athena mencubit pinggang Dean. "Kamu apaan sih." bisiknya. "Maafkan suami saya ya, Dis. Gak usah di dengerin."

"Apaan sih, Ath."

"Kamu yang apaan?! Jangan gitu ah!"

"Aku gak peduli. Aku berhak ngelakuin apapun tanpa ampun soal rumah sakit ini. Termasuk memecat siapa aja yang berani deket-deket sama kamu!" ujar Dean, setengah berteriak.

"De, jangan lebay deh."

Pandangan pria itu semakin menajam menatap Athena.

Yudis, anak koas baru itu diam seribu bahasa. Diam-diam mengutuk mulutnya sendiri. Dirinya baru melihat bagaimaja wujud dari suami Dokter yang jabatannya paling tinggi disini.

"Cari kerak telor sama dokter-dokter itu!"

Setelah mengucapkan itu, Dean pergi meninggalkan Athena menuju parkiran. Mengabaikan teriakan wanita itu dan semua pasang mata yang melihatnya sepanjang koridor.

Meski telah menikah dua tahun, sikap Dean masih sama seperti dulu. Posesif dan gampang sekali marah.

"Dean?!" panggil Athena lagi.

Endless FeelingWhere stories live. Discover now