Death2 - 29

5K 349 18
                                    

"Ih, abang kok baru pulang sih? Nggak biasanya, Bang. Dari mana aja?" tanya Seli ketika ia melihat Dean baru saja pulang. Biasanya Dean akan pulang jam satu siang, tapi sekarang menjelang magrib Dean baru pulang, tidak seperti biasanya.

"Kerjaan lagi banyak." sahutnya asal.

Seli berdecak. "Kak Ath belum makan dari siang. Tadi sore Seli lihat Kak Ath tidur. Bangunin gih." ujar Seli.

Dean menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa gak kamu bangunin?" tanya Dean. Egonya masih tinggi, enggan untuk menghampiri Athena.

Seli cemberut seraya memeluk bantal sofa. "Nggak tega. Tidurnya nyenyak banget."

Dean memutar bola matanya malas. Pria itu bangun dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya di lantai dua.

Bagaimanapun juga Athena sedang hamil, harusnya Dean tidak boleh bersikap seperti ini kepada Athena.

Ia membuka pintu, suasana kamarnya masih gelap gulita dan itu artinya Athena belum bangun.

Dean menyalan lampu, ia menaruh tas kerja dan jas kerjanya di sofa lalu berjalan menuju ranjang. Athena sepertinya tidur nyenyak, bahkan kerudung masih terpasang dikepalanya.

"Ath?" Dean duduk didepan Athena yang tidur menyamping.

Dean menunduk melihat wajah Athena. Matanya perempuan itu terpejam tapi raut wajahnya terlihat gelisah, bahkan muncul keringat didahinya.

"Athena?" panggil Dean dengan lembut. "Sayang?"

Athena terlihat semakin gelisah, bahkan kini wajahnya memucat.

"Yang?" kali ini Dean menyentuh wajah Athena yang ternyata panas.  "Sayang?" Dean mengusap bulir bulir keringat yang ada didahi Athena.

Namun tiba-tiba saja Athena menangis, membuat Dean kebingungan sekaligus khawatir.

"SELI?!" teriak Dean, memanggil. "SELI?!!" ia lalu menatap Athena. "Kamu kenapa, Sayang?" lirih Dean.

"Apa sih, Bang?" tanya Seli diambang pintu.

"Telepon Dokter Beti sekarang juga! Athena sakit." ucapnya.

Seli membulatnya matanya terkejut. "Kak Ath sakit? Kenapa?"

"Cepetan Seli!" Dean menggeram.

Seli mengangguk dan bergegas kembali untuk menelepon Dokter Beti.

"Sayang?" panggil Dean lagi. Ia sampai mengguncang pelan bahu Athena. Raut wajah penuh kepanikannya tak dapat ia sembunyikan. Apalagi saat ia mulai mengeluarkan air mata dan terisak kecil.

"Athena, bangun! Ini aku." ucap Dean seraya menepuk pipi Athena.

Beberapa saat kemudian Athena membuka matanya. Perempuan itu langsung memeluk Dean dengan erat dan menangis disana.

"Hikss..!"

"Aku disini." ucap Dean seraya memeluk erat Athena. "Jangan nangis."

"Dean..." lirih Athena disela isakannya.

"Sstt.." Dean mengecup keningnya. "Kamu kenapa nangis? Kamu kenapa? Baby gak papa?"

"Kamu marah hikss...sama aku!" Athena mencengkram kemeja Dean.

"Aku gak marah sama kamu. Aku minta maaf." ucap Dean.

Athena menggeleng. "Sindy dateng."

Dean menaikkan sebelah alisnya. Ia mengurai pelukannya. "Sindy? Sindy waktu kuliah?"

Athena mengangguk dengan mata sayu dan basah oleh air mata. "Dia bilang kamu sama dia belum putus."

Dean berdecak sebal. Masalah Amel saja belum selesai, sekarang muncul lagi Sindy yang akan mengganggu rumah tangganya.

Disaat-saat seperti ini Dean menyesali dirinya dulu pernah menjadi playboy.

"Yang, hey. Lihat aku." Dean menangkup wajah Athena. "Aku gak pernah jadian sama dia. Gak pernah!"

"Tapi dia---"

"Sssttt... Kamu jangan dengerin apapun yang dia omongin." ucap Dean. "Sebentar lagi Dokter Beti datang."

Dean kembali memeluk Athena dengan erat. Tangannya meraih selimut lalu dipakaikan pada tubuh Athena yang panas.

"Jangan mikirin apapun. Jangan nangis lagi." ucap Dean.

Athena menggeleng, semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Dean. "Aku gak mau kamu pergi."

Dean mengusap punggung Athena dari balik selimut. "Aku gak kemana-mana. Aku disini sama kamu." ucapnya lalu Dean mengecup kening Athena. "Sekarang kamu tiduran ya sampai Dokter Beti datang."

"Tapi kamu jangan pergi." rengeknya.

"Iya, Sayang." Dean mendorong tubuh Athena agar berbaring.




****




"Athena kecapean. Dia juga terlalu setres makanya suhu tubuhnya naik. Usakahan untuk tidak memikirkannyang berat-berat dulu ya."

"Tapi gak papa kan, Dok?" tanya Dean memastikan.

Dokter Beti mengangguk. "Nggak papa. Sekarang istirahat aja yang cukup. Jangan melakukan aktivitas apapun yang berat-berat. Kalau bisa jangan dulu kerja sampai benar-benar sembuh total. Kalau saya lihat, Athena lebih sering sakit selama hamil ini."

Athena mengangguk, ia menatap Athena yang memejamkan matanya. Entah tidur atau hanya memejamkan mata saja.

Memang setelah hamil Athena sering sekali sakit walaupun hanya demam. Tapi tetap saja Dean merasa takut dan khawatir jika ada sesuatu yang berbahaya bagi Athena maupun calon bayinya.

Setelah itu Dokter Beti pamit pulang. Dean kembali ke kamarnya setelah mengantarkan Dokter Beti hanya sampai depan pintu kamarnya saja.

"Yang, makan dulu ya?" Dean mengelus kepalanya dengan lembut. "Kita makan sama-sama. Aku suapin."

Athena membuka matanya, ia menyipit karena silau. "Aku mau soto yang ada di blok M itu."

"Sayang, makannya yang ada didapur aja ya? Kan Bi Oni udah masakin buat kamu." ujar Dean dengan lembut.

"Nggak mau, Dean." rengek Athena.

"Iya udah, aku beliin sekarang. Tapi janji ya harus dimakan?"

Athena mengangguk. "Tapi kamu jangan pergi."

Dean menghela nafasnya pelan. Ia duduk dibibir ranjang. "Kan katanya kamu mau soto."

"Ya kan bisa suruh siapa gitu. Jangan kamu."

Sekali lagi, Dean menghela nafasnya. Sekarang Athena sedang berada di zona manja dan Dean mengerti.



****


Dengan telaten, Dean menyuapi Athena soto yang diinginkan istrinya itu. Dengan sabar Dean melayani Athena yang beberapa kali protes. Seperti sotonya terlalu asin, terlalu banyak seledri dan menginginkan jus mangga.

"Kamu harus banyak istirahat. Muka kamu pucat." ucap Dean seraya mengusap sudut bibir Athena menggunakan ibu jarinya. "Jangan banyak pikiran juga."

"Aku masih kepikiran soal omongannya Sindy. Kamu udah ketemu dia? Dia bilang dia mau temuin kamu." ujar Athena yang duduk bersandar di kepala ranjang. "Selain itu, aku juga mikirin tim medis yang aku kirim untuk bantu-bantu disana itu."

Dean mengarahkan suapan terakhirnya pada Athena. "Yang, tadi kan aku udah jelasin sama kamu. Aku gak pernah jadian sama dia dulu, kalo kamu gak percaya kamu boleh tanya Taufik sama Kahfi." ujar Dean seraya mengelus pipi Athena. "Dan soal tim medis itu, aku minta sama kamu tolong jangan dulu pikirin itu. Kamu kirim mereka berarti kamu percaya mereka bisa diandalkan."

Athena mengangguk, mengiyakan pernyataan terakhir Dean.



****



Suka deh udah 20k readers, terimakasih semuanya❤

Aku bakalan sering update nih 1-2x sehari hehe.........biar cepet ending😝

Endless FeelingWhere stories live. Discover now