Death2 - 33

4.7K 312 16
                                    

"Dean, kamu hari ini makan siang di rumah ya?"

"Sayang, maaf banget ya aku gak bisa makan siang dirumah. Aku hari ini lagi banyak kerjaan banget. Sebentar lagi ada meeting juga."

Athena menghela nafasnya. Jawaban Dean selalu saja sama selama beberapa minggu terakhir ini.

"Yaudah." ucapnya pelan. Ia segera menutup telepon itu sebelum dirinya berakhir menangis.

Kini kehamilannya sudah berusia tujuh bulan. Semakin tua usia kandungannya, Dean malah semakin sibuk dengan urusan kantornya. Sudah satu bulan terakhir ini Dean sibuk dan tak jarang juga pulang telat.

"Non, jadinya mau bibi masakin apa?"

Bi Oni menyadarkan dirinya dari lamunan. Athena mengerjapkam matanya membuat air matanya yang menggenang menetes.

"Nggak usah, Bi. Aku makan di luar aja."

"Hati-hati kalo makan diluar atuh ya." ucap Bi Oni.

Athena tersenyum. "Iya, Bi." Athena menghela nafasnya. Ia mengirim pesan kepada Ajeng bahwa ia akan berkunjung kesana. Athena terlalu bosan makan siang sendirian.

Athena berjalan menuju kamarnya untuk mengambil tasnya. Karena jalan Athena makin kesini makin melambat, selama berjalan menuju kamarnya pun Athena memikirkan apa yang dilakukan Dean selama satu bulan terakhir ini..

Apakah benar-benar sibuk dengan urusan kantor seperti apa yang selalu dikatakan pria itu. Atau ada hal lain? Athena hanya takut kejadian yang lalu terulang kembali.

"Astagfirullah!!"

Athena memekik seraya berpegangan kuat pada pembatas tangga. Hampir saja ia terguling kebawah jika ia tidak berpegangan. Athena merutuk dalam hati. Harusnya ia tidak melamun saat berjalan. Ia melirik kebawah takut ada yang melihatnya, tapi ternyata tidak ada.

Athena mengelus perutnya yang semakin membesar lalu melanjutkan langkahnya. "Maafkan Mama ya, Sayang." ucapnya.

Athena membuka pintu kamarnya lalu duduk dibibir ranjang. Jantungnya masih berdegup tidak karuan karena tadi. Athena menghela nafasnya lalu melanjutkan tujuannya untuk mengambil tas dan pergi ke rumah Ajeng dengan diatar Pak Abdi dan Pak Herman seperti biasa.

"Pak, mampir ke supermarket dulu ya." ucap Athena ketika ia sudah setengah jalan.

"Baik, Bu!"

Athena membuang pandangannya keluar jendela. Memandangi jalanan Kota Bandung yang sedang padat kendaraan. Tiba-tiba saja ia merindukan masa-masa kuliah dulu. Jalan-jalan sendirian untuk menikmati kuliner disini atau jalan-jalan bersama Ajeng dan Olla.

Athena merindukan masa-masa itu, ia merindukan Olla juga. Sudah lama ia belum mendengar kabar tentang Olla.


****


"Dean gak makan di rumah lagi?"

Athena mengangguk lesu. Rasanya ia ingin menangis kencang, tapi ia malu.

"Nggak papa, Ath. Mungkin iya Dean lagi sibuk. Kak Taufik juga kadang telat pulang akhir-akhir ini." ujar Ajeng seraya mengelus bahu Athena.

"Iya. Tapi ini beda. Dean kaya lupa kalo aku lagi hamil besar. Dia gak kaya dulu lagi yang suka pulang siang pas gue hamil muda." Athena mengusap sudutnya yang berair.

"Jangan nangis ah. Masa calon ibu cengeng sih." ucap Ajeng, berharap Athena tidak akan menangis.

Tapi nyatanya, Athena tidak cukup kuat menahan tangisnya. Athena merasa diabaikan walaupun sepulang Dean kerja, pria itu akan memberikan perhatian penuh sebagaimana harusnya.

Endless FeelingWo Geschichten leben. Entdecke jetzt