Death2 - 64

5.5K 316 14
                                    

Athena menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya saat ia menguap. Semalam ia tidak bisa tidur karena Arjuna mengajaknya bergadang.

"Athena, mending kamu pulang dan istirahat. Mama dan Seli akan jaga Dean dan Arjuna disini."

Athena menggeleng dengan senyum kecil diwajahnya. "Dean pasienku, Ma. Aku gak bisa tidur apalagi pulang."

"Tapi kamu semalaman gak tidur. Wajah kamu juga keliatan berantarakan. Nanti kalo Dean bangun dengan kondisi kamu yang kaya gini, dia pasti marah."

Sita mengusap pipi menantunya itu. Wajah Athena begitu kusut karena kurang istirahat. Wanita itu merawat Dean siang dan malam setiap hari. Menanti suaminya membuka matanya.

"Kalo kamu nggak mau pulang, kamu tidur aja disini kalo gitu. Kamu harus istirahat, Sayang."

Athena tersenyum hangat kepada mertuanya. "Iya, Ma. Nanti Athena istirahat kok."

"Sekarang Sayang, bukan nanti."

Athena terkekeh. Ia mengangguk lalu membaringkan tubuhnya diatas sofa. "Aku titip Arjuna ya."

"Kak Ath tenang aja, Arjuna main sama Seli."

Athena tersenyum. Sejenak ia diam sebelum memejamkan matanya. Ia memang ngantuk tapi matanya enggan menutup karena ingin terus menatap Dean yang masih terbaring diatas ranjang.

Athena memejamkan matanya. Ya Tuhan, tolong biarkan aku bertemu Dean. Biarkan dia sadar, Tuhan.

Athena menghela nafasnya pelan.

Tuhan seakan mendengar suara Athena. Seli berteriak dan mengatakan jika jari tangan Dean bergerak.

Athena membawa kedua telapak tangannya lalu mengusap wajahnya sambil mengucap Alhamdulillah. Matanya berkaca-kaca menghampiri Dean yang perlahan membuka kelopak matanya.

Hal pertama yang ia lakukan bukan memeluk Dean, tapi memeriksa kondisi Dean dengan alat medis miliknya.

Athena mengusap air matanya yang jatuh. Terimakasih, Tuhan.

"Athena..."

"Kamu sudah sadar, nak? Syukurlah." Sita mengusap kepala Dean. "Mama khawatir sama kamu."

"Athena..."

Sita menatap Athena yang mengalihkan pandangannya kearah lain, terlihat sedang menangis. Lalu pandangannya beralih pada Seli yang sedang menggendong Arjuna, mengisyaratkan tatapan itu untuk mengajak keluar dan memberikan waktu untuk mereka.

Seli mengangguk dan memberikan Arjuna pada ibunya. Ia pun keluar bersama Sita.

Athena duduk dikursi dan menunduk.

"Sayang..."

Athena mengangkat pandangannya, menatap Dean yang juga menatapnya.

"Aku takut.." ucap Athena lirih dengan suara bergetar. "Aku takut kamu gak bangun."

"Maafin aku..."


***


Kondisi Dean mulai membaik walau lukanya belum kering. Alat bantu pernafasan yang dipakai Dean sudah bisa dilepas dan Dean bisa bernafas dengan normal seperti biasa.

"Wajah kamu keliatan jelek." ucap Dean, memecah keheningan diruangan ini. "Mata kamu item, kantung matanya gede, hidung kamu juga merah."

"Aku gila karena kamu gak mau bangun." Athena menekuk wajahnya kesal.

"Kamu keliatan kelelahan."

"Aku gak papa."

"Kamu istirahat, Yang. Aku tau kamu cape karena udah ngurusin aku. Belum lagi Arjuna."

Athena menggeleng. Ia memainkan ujung selimut yang dikenakan Dean. "Soal Amel..."

"Eh iya, keadaan dia gimana? Dia kena tembak lebih banyak dari aku. Dia udah lindungin aku."

Athena menatap Dean. "Dia meninggal."

Dean membulatkan matanya terkejut. "Me-meninggal?"

Athena mengangguk pelan. "Keadaan dia lebih parah dari kamu. Setelah dia di operasi, kondisinya kritis dan sempat koma."

Dean menatap kedepan, menatap langit-langit ruang rawatnya yang berwarna putih. "Aku sempet mimpi tadi. Aku ketemu dia di suatu tempat dan dia nyuruh aku pulang. Aku gak ngerti kenapa Amel bilang tempat itu adalah tempat tinggalnya dan dia nyuruh aku pulang. Dia juga bilang kalo dia minta maaf sama kamu."

Athena diam, masih setia mendengarkan Dean bercerita.

"Aku juga ketemu sama anak kecil perempuan, namanya Ifi. Dia manggil aku Paman dan dia manggil Amel Mama." jelas Dean. Ada nada ketidakyakinan di kalimat terakhirnya.

Athena merasa tenggorokannya tercekat. "Amel meninggal dengan kondisi hamil."

Dean menoleh terkejut. "Hamil?"

Athena mengangguk. "Usianya dua minggu."

"Padahal aku belum sempet ngucapin terimakasih ke dia." ujar Dean.

Athena menggenggam tangan Dean dengan lembut. "Aku juga."

Manusia tidak ada yang jahat didunia ini. Seperti halnya Amel. Keadaan disekitanya membuat egonya memberontak sehingga ia melakukan hal diluar kendalinya.

"Amel orang yang baik." Athena berucap pelan. "Egonya yang membuat dia jadi gitu."

Athena merasa berhutang nyawa pada Amel karena telah menyelamatkan Dean. Ia tidak akan pernah melupakan satu kebaikan yang pernah Amel lakukan dalam hidupnya.


***


"Juna kangen Papa ya?" Dean tersenyum ketika ia melihat Arjuna yang baru saja datang bersama Seli.

"Arjuna gak papa kan, Yang? Gak terluka?"

Athena mengangguk. "Nggak papa. Dia awalnya sempat drop karena gak makan saat Arjuna ditahan. Jadi dia dirawat sebentar."

"Maafin Papa ya, Nak."

Tangannya terulur untuk menyentuh Arjuna yang telah berada digendongan Athena. Namun ia langsung meringis saat ia bergerak sedikit langsung menimbulkan rasa sakit di lukanya.

"Jangan dulu gerak." Athena menahannya. "Lukanya masih belum kering. Kamu masih sakit."

"Iya nih. Nakal banget sih udah tau lagi sakit juga." cerocos Seli yang berdiri disampingnya.

"Iya-iya." pria itu terkekeh.

"Tadi Seli ajarin Arjuna loh manggil kalian loh. Dia keliatan lebih seneng manggil Ayah-Bunda daripada Mama-Papa." ujar Seli dengan antusias.

Dean menaikkan sebelah alisnya lalu menatap Arjuna yang sedang memegang mainannya.

"Masa?" tanya Athena.

"Iya. Coba aja." ucap Seli. "Juna sayang gak sama Mama dan Papa?"

Juna hanya diam tanpa merubah ekspresinya. Ia menatap Bibinya dengan polos.

"Juna sayang sama Ayah sama Bunda gak?" kali ini Athena yang bertanya membuat sedikit Arjuna tersenyum walau giginya belum tumbuh.

"Tuh kan! Apa aku bilang."

"Kok bisa sih?" tanya Dean heran.

Seli mengangkat bahunya tidak tau. Seli hanya mencoba-coba saja ketika ia sedang bermain dengan Arjuna. Ia iseng melakukan itu pada Arjuna.

"Kok bisa gitu ya?" Athena menggaruk pipinya sendiri heran.


***

Ini belum di edit. Kalo typo maafkan hehe..

Aku masih gak punya kuota, ini nyolong punya mamaku😂

Jangan lupa komen dan vote😙

Btw, satu lagi langkah ending nih. Hehe. Masih ada satu bab lagi dan epilog. Mungkin akan ada ekstra part juga hehee..

Endless FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang