Death2 - 17

5.9K 365 52
                                    

Day 3 - 30 Okt, Seoul Olimpic Park.


Hari ketiga yang Athena tunggu. Mengunjungi tempat yang indah, apalagi cuaca kali ini sangat mendukung, suhunya tidak terlalu dingin dan tidak mengharuskan Athena memakai jaket tebal seperti kemarin.

"Dean, sarapannya di Subway aja yuk." ucap wanita itu.

"Subway? Di kereta maksud kamu?" tanya Dean bingung.

Athena berdecak pelan. "Ish bukan, Subway itu makanan. Tempat makanan junk food gitu."

Dean langsung menggeleng tegas. "Nggak!"

"Kenapa?"

"Pagi-pagi jangan makan junk food. Pokoknya gak boleh." ucap Dean sambil merapihkan rambutnya.

"Aku mau cobain makanannya." Athena mulai merengek.

Dean menghela nafasnya pelan. "Kamu dengerin aku aja ya Sayang, jangan makan junk food pokoknya. Kamu harus jaga kesehatan, apalagi ini negara orang. Nanti aku pesenin makanan dibawah." ujar Dean dengan penuh pengertian.

Athena cemberut, namun ia sudah tidak punya pilihan lain selain menuruti ucapan Dean. Jika ia semakin memaksa, maka Dean juga akan tetap pada pendiriannya.

Selagi mereka mempersiapkan diri, Dean memesan sarapan kepada pihak hotel.

Athena tiba-tiba menggelengkan kepalanya saat melihat keadaan kamarnya. Kamarnya sangat tidak enak dilihat, banyak barang-barang belanjaan yang berserakan tak teratur dilantai.

"Halo?"

Athena menoleh dan melihat Dean sedang menempelkan ponselnya ditelinga kanan pria itu.

"Atasi itu semua."

"..."

"Gue gak mau tau. Gue udah kasih tanggung jawab Galaksi sama kalian selama gue gak ada." ujar Dean lagi.

Athena berjalan mendekati Dean, merasa penasaran dengan apa yang Dean dan si penelepon itu bicarakan.

"..."

"Pokoknya terserah gimanapun caranya, lo berdua harus bisa beresin masalah ini. Jangan lo libatin Papa."

Athena mendongak menatap Dean. "Ada apa?" tanya Athena tanpa suara.

Pria itu malah tersenyum, berkedip dan mengusap kepalanya pelan.

"Nanti hubungin gue lagi." ucap Dean sebelum ia memutuskan sambungannya begitu saja.

"Ada apa? Ada masalah sama kantor?" tanya Athena lagi.

Dean tersenyum. "Bukan masalah besar kok."

"Ya tapi itu masalah kan? Kamu sampai marah-marah gitu, itu Kak Taufik kan? Mereka perlu kamu?"

Dean menghela nafasnya pelan. "Bukan apa-apa kok Sayang." ucap Dean lalu ia mencium kening Athena.

Wanita itu langsung tersipu, seperti anak gadis yang baru pertama kali mendapat kecupan.

Akhir-akhir ini Athena menyukai saat Dean menciumnya, entah kenapa. Hanya sebuah kecupan atau ciuman lebih dan Athena akan tersipu dan merona setelahnya.

"Tuh kan kamu gitu lagi, kamu kenapa sih?" tanya Dean dibarengi dengan kekehan kecil.

Athena menyentuh kedua pipinya. "Nggak kok."

"Kamu udah kaya pertama kali kita pacaran tau gak, merona gitu." ucap Dean dan lagi-lagi terkekeh.

"Ih apaan ya, pertama kali kita pacaran mana pernah aku merona kaya gini yang ada bawaannya kesel terus sama kamu." ujar Athena.

Endless FeelingWhere stories live. Discover now