Death2 - 9

6.3K 398 43
                                    

"Kamu yakin akan membatalkan kerja sama perusahaan kita?"

Pertanyaan barusan terlontar dari seorang pria paruh baya berbadan gempal kepada Dean yang duduk tenang tepat didepannya.

Sedangkan Dean hanya menatapnya dengan tenang dan datar, seolah seseorang berada didepannya itu bukan sesuatu yang akan menjadi masalah besar baginya.

"Saya yakin." ucap Dean dengan mantap.

"Saya pemegang saham terbesar di Galaksi." ucap Pak Bram.

"Aku cinta sama kamu, Dean. Kamu tau itu. Dari dulu, dari kita kuliah." ucap perempuan disamping Pak Bram, Amelia.

"Saya sudah menikah." ucap Dean masih terlihat sopan.

"Kamu menolak anak saya?" tanya Pak Bram.

"Saya sudah menikah." ucapnya lagi.

"Aku rela jadi yang kedua, De. Asalkan aku sama kamu. Kita kembali bersama."

Dean menghela nafasnya pelan. Diam tidak menyahut lagi. Ia masih ingin terlihat sopan karena Pak Bram lebih tua darinya.

"Dean..." ucap seseorang yang berdiri diambang pintu.

Semua menoleh, tanpa terkecuali Dean. Pria itu menoleh terkejut, matanya membulat melihat istirnya berdiri disana dengan mata berkaca-kaca.

"Athena!!" panggil Dean ketika Athena berbalik pergi menjauhi ruangannya.

Dean bergegas mengejarnya, mengabaikan Pak Bram dan Amel yang masih berada diruangannya. Ia mengejar Athena yang telah memasuki lift.

"Damn it!" umpatnya lalu menekan-nekan tombol lift, berharap pintu segera terbuka.

Dean mengutuk sejadi-jadinya karena lift menuju ruangannya hanya satu.

Selang sepuluh detik kemudian, pintu kembali terbuka. Dean bergegas masuk dan menekan tombol angka satu.

Ia mengusap wajahnya dengan kasar. Athena pasti mendengar percakapannya dengan Pak Bram dan Amel sehingga perempuan itu salah paham.

Dean khawatir Athena akan marah dan akan melakukam hal yang aneh-aneh.

"Athena mana?" tanya Dean kepada Pak Abdi saat ia sudah tiba di loby.

Pak Abdi tampak menunduk. "Maafkan kami, Pak, Bu Athena pergi dengan membawa salah satu mobil Pak Dean."

"Shit!! Kenapa kalian gak melarangnya?! Itu bahaya! Athena gak terlalu lancar menyetir dan dia gak punya SIM!" teriak Dean marah.

Ia segera berlari menuju mobilnya dan mengejar Athena.

Dean khawatir terjadi apa-apa pada Athena. Perempuan itu tidak jago dalam mengendarai mobil, apalagi perempuan itu sekarang sedang dalam emosi yang menguasai dirinya.

Athena juga tidak punya SIM. Dulu ia punya, hanya saja setelah kembali dan menikah dengan Dean, pria itu menyita SIM milik Athena agar perempuan itu tidak berkendara dijalanan.

"Athena, Sayang. Please!" ucap Dean dengan lirih. Dean sangat khawatir sekarang.

Dean memperlambar pacuan mobilnya ketika melihat orang-orang menggerombol dipinggir trotoar. Perasaannya mendadak tidak enak.

"Pak Dean, sepertinya itu mobil Pak Dean yang dibawa Ibu, Pak."

Suara Pak Abdi semakin membuat perasaan Dean tidak enak. Setelah mobil berhenti, Dean langsung keluar tanpa mematikan mesin dan tanpa menutup terlebih dulu.

Perasaan ketakutan dan khawatir langsung memenuhi dirinya ketika melihay seseorang yang tergeletal dipinggir trotoar.

"Athena? Bangun, Sayang!" Dean menepuk-nepuk pipi perempuan itu.

Endless FeelingWhere stories live. Discover now