Death2 - 57

4.4K 278 6
                                    

Athena merajuk kepada Dean. Karena pria itu, Athena tidak menikmati pestanya.

Dean mengganggunya sepanjang pesta sampai resepsi yang baru saja selesai pukul sepuluh malam dengan pertanyaan yang tidak masuk akal. Seperti apakah ia sudah tidak ganteng lagi? Apakah Athena menyukai Mark? Lalu apa cara agar kegantengan Dean kembali.

Benar-benar menjengkelkan sekali.

"Pertanyaan kamu itu gak masuk akal tau gak? Udah deh, stop tanyain itu." Athena berucap frustasi sambil terus mengoles skincare malam di kulit wajahnya.

"Tapi kamu gak suka Mark kan?"

"Ya nggaklah. Gila aja." Athena mendengus.

Lalu beberapa saat kemudian, Arjuna menangis karena terbangun dari tidurnya. Athena beranjak, ia melempar handuk yang semula melilit di kepalanya kearah Dean, sehingga handuk itu mendarat sempurna menutupi kepala Dean.

"Makanya jangan berisik, Arjuna juka pusing denger kamu ngoceh terus." ujarnya. Athena lalu berbaring miring untuk memberikan asi pada Arjuna.

"Iya-iya." ucap Dean. Ia beranjak menghampiri dua orang yang paling dicintainya. "Yang, kamu laper gak?"

"Laperlah. Orang tadi di pesta kamu gak biarin aku tenang."

Dean nyengir, membuat Athena ingin sekali menyentil hidung Dean yang mancung itu. "Makan diluar yuk?"

"Tapi Arjuna? Dia gak boleh keluar, diluar anginnya kenceng."

"Titipin Seli aja. Juna kan suka anteng tuh kalo sama Seli." ujar Dean. "Ya? Laper banget ini. Aku gak mau makanan hotel."

"Tapi kita makannya disini ya? Kamu tau sendiri kalo Arjuna ditinggalin pas lagi tidur kaya gimana." ujar Athena.

Dean mengangguk setuju. Ia mengelus pipi Arjuna yang lembut itu. Dean gemas sekali. Andai Arjuna sudah besar, ia pasti akan mencubit kedua pipinya seperti yang sering ia lakukan pada pipi Athena.




****




"Dean, kita mau kemana?" tanya Athena saat Dean menarik tangannya lalu memasukannya kedalam saku jaket yang dikenakan pria itu.

"Disana ada restoran dua puluh empat jam. Junk food gitu. Gak papa kan kalo junk food?"

Athena mengangguk, ia lebih mendekat kepada Dean. Angin malam ini tidak begitu kencang, namun suhunya cukup dingin untuk Athena yang terbiasa dengan suhu Indonesia.

Dulu saja saat di Jerman, Athena tidak pernah keluar saat musim dingin, kecuali pergi ke kampus. Sepulang kuliah, Athena selalu menyempatkan membeli banyak makanan untuk stock malam sampai ia berangkat kuliah lagi agar ia tidak perlu keluar dan merasakan udara dingin akibat turun salju.

"Sayang, kamu mau pesen apa?"

Athena mendongak membaca papan menu yang ada dihadapannya. "Pizza sama kentang goreng. Aku juga mau matchalatte satu." ujarnya.

Dean mengangguk. Ia lalu memesan dua burger ukuran sedang, satu box pizza dan kentang goreng ukuran sedang. Mereka menunggu selama sekitar dua puluh menit sambil menikmati kopi hangat.

"Besok mau jalan-jalan kemana?" tanya Dean, ia mengambil tangan Athena lalu meniupnya agar hangat.

"Sebenernya aku pengen pulang. Boleh gak sih? Olla bakalan marah gak ya?"

Dean terkekeh. "Bolehlah. Acaranya kan udah. Masa iya mau hadir juga di acara bulan madunya."

"Ishh," Athena tertawa pelan karena kerecehan Dean. "Serius, aku pengen pulang. Mungkin karena udara disini terlalu dingin kali makanya aku gak begitu betah. Lagian aku khawatir juga sama Arjuna, aku takut dia sakit."

Dean mengelus kepala Athena. "Iya. Besok aku bicara ke Olla. Tapi mungkin kita gak bisa langsung terbang besok. Aku harus nelepon dulu pilotnya dan mempersiapkan semuanya."

Athena mengangguk, ia tersenyum. "Makasih ya."

"Apapun buat kamu, Sayang."

Athena tersenyum. Ia tau Dean akan memberikan apa saja yang Athena mau. Dean terlalu baik.





****





"Hoek.. Hoek.."

Setelah membasuh seluruh wajahnya dengan air, Dean kembali ke kamarnya dan melanjutkan tidurnya walau perutnya tidak enak.

Entah kenapa perutnya sama sekali tidak enak. Seakan ada yang mendorongnya dari dalam untuk Dean memuntahkan isi perutnya. Dean tidak salah makan. Hanya makan satu burger dan beberapa potong pizza.

Athena terjaga dari tidurnya saat ia merasakan ranjangnya bergoyang. "Dean.."

"Eh," Dean terkesiap. "aku ganggu tidur kamu? Maaf ya."

Athena merubah posisinya menjadi duduk. "Kamu habis dari mana?" tanyanya lalu Athena menggosok matanya.

"Toilet. Perut aku mual banget."

"Mual? Kenapa?"

Dean menggeleng. "Mungkin masuk angin."

Athena menyibakkan selimutnya pelan agar tidak menganggu Arjuna. Ia turun dari ranjang dan berlari kecil ke hadapan Dean. "Tapi kamu gak papa?"

"Cuma mual aja. Kepala aku juga pusing."

"Aku periksa ya?" tanpa menunggu jawaban suaminya, Athena berlari kecil menuju koper mereka. Ia mengambil sebuah stetoskop yang selalu ia bawa jika berpergian jauh seperti ini.

Ia memeriksa Dean dengan telaten. Athena khawatir Dean kenapa-napa. Pasalnya ini pukul dua malam.

"Nggak papa, Sayang. Aku mungkin masuk angin semalam." katanya saat Athena mengusap keningnya yang berkeringat dingin.

"Kamu minum obat dulu ya biar besok sembuh."

Dean mengangguk. Ia kembali merubah posisinya menjadi duduk dan meminum obat pemberian Athena.

"Kamu istirahat lagi."

Dean mengangguk. "Makasih, Sayang."




****




"Dean mana?" tanya Ajeng saat Athena baru saja datang untuk sarapan bersama.

"Lagi siap-siap." katanya. "Semalem Dean sakit."

"Oh ya? Kenapa?" tanya Ajeng lagi.

"Nggak tau. Dia muntah-muntah. Tapi sekarang udah nggak lagi."

"Mungkin masuk angin. Kalian kan semalem keluar."

Athena mengangguk pelan sambil memandang Dean yang berjalan kearah mereka. "Iya kali." katanya. Lalu Athena sontak berdiri saat seseorang tak sengaja menabrak Dean hingga orang itu terjatuh.

Dean dengan refleks ikut membantu orang yang menyenggolnya barusan. "I'm sorry." ucapnya. Dean membantu wanita itu untuk berdiri dengan memegang tangannya.

"Not. I was wrong because I hit you. I am sorry." ucap perempuan berambut sebahu itu.

"Are you okay?"

"My hand hurts a little, but it's okay." wanita itu tersenyum kepada Dean lalu pergi setelah meminta maaf lagi kepada Dean.

"Siapa, De? Lo kenal?" tanya Taufik begitu Dean ada diantara mereka.

Dean mengecup kening Athena dan Arjuna bergantian. Ia menatap Taufik. "Nggak. Itu gak sengaja nyenggol gue doang."

"Kamu gak papa?" tanya Athena.

Dean menggeleng. "Aku sih gak papa. Cuma cewek itu kayanya tangannya sakit."

"Abang, mau pulang hari ini ya?" tanya Seli.

"Eh iya, Pak Herry nya belum aku kabarin." Dean beranjak dan sedikit menjauh untuk mengabari Pak Herry.

Seli mendesah pelan. "Ah gak asik."




***




Belum direvisi...

Endless FeelingWhere stories live. Discover now