Death2 - 53

4.5K 276 4
                                    

"Udah belum?"

Pertanyaan itu membuat Dean dan Mang Ujang yang sedang membakar ayam menoleh. Ia mendapati Athena tengan berdiri diambang pintu sambik menggendong Arjuna yang telah bangun.

"Belum, Yang. Ayamnya belum mateng." sahut Dean.

"Lama banget sih, dari tadi juga." Athena mengerucutkan bibirnya. "Kamu sini, bikin bumbu rujaknya. Ayamnya biar Mang Ujang aja yang selesaikan."

Dean menurut. Ia mendekati Athena. "Bumbunya kaya gimana?"

"Kamu kan udah sering makan, masa gak tau?"  Athena duduk di salah satu kursi di ruang makan.

"Aku kan gak tau bumbu-bumbunya." ucap Dean. "Bibi aja yang bikin ya, Sayang."

"Ish, kamu tuh gimana sih. Tadi katanya iya, sekarang malah nyuruh Bibi." Athena cemberut kesal. "Buruan bikin ah. Aku mau liat baju dulu. Awas kalo cuma diliatin aja itu bahan-bahan."

Dean menghela nafasnya. "Iya, Sayang."

Athena berjalan meninggalkan Dean menuju ruang keluarga. Disana ada Seli yang sedang menonton televisi.

"Ada apa sih? Abang lagi ngapain dari tadi di dapur?" tanya Seli begitu Athena duduk disampingnya.

"Dean lagi bikin ayam bakar bumbu rujak."

Seli menaikkan sebelah alisnya. "Emang Abang bisa?"

"Harus bisa. Iya gak, Juna?" Athena memainkan tangan Arjuna.

"Ih sayangnya Onti." Seli langsung mengambil alih Arjuna dari ibunya. Arjuna tidak menangis saat Seli menggendongnya, ia sudah cukup familiar dengan Seli.

"Seli, kata Dean kamu nanti bawa pacar ya ke Aussie?" tanya Athena, dan pipi Seli otomatis memerah mendengarnya.

"Ih, bukan pacar, Kakak." Seli mengerucutkan bibirnya.

"Terus siapa dong? Kalo bukan pacar, gak mungkin dia mau secara cuma-cuma jauh-jauh kondangan ke Aussie." ujarnya.

"Belum jadi pacar ih." Seli berucap pelan.

"Oh belum," Athena terkekeh geli. "berarti akan ya?"

"Omongannga sama kaya Abang. Bete deh," Seli menekuk wajahnya dengan pipi memerah.

"YANG, TANGANKU KEIRIS PISAU!!"

Athena terkejut mendengar teriakan Dean dari arah dapur. Segera ia berlari menuju suaminya itu.

"Kenapa?" Athena menghampiri Dean dengan raut wajah panik.

"Gak sengaja. Lagi ngiris bawang." Dean meringis.

Mata Athena berkaca-kaca. "Maafin aku ya."

"Kenapa kamu yang minta maaf? Kan aku yang gak sengaja ngirisnya."

Athena menggeleng. Ia membawa Dean untuk duduk lalu membawa sebuah kotak p3k. "Kan aku yang nyuruh kamu masak. Kalo aku nggak nyuruh kamu masak, kamu gak mungkin terluka."

Dean menyunggingkan senyum kecil. "Nggak papa. Luka kecil ini. Kan lagi kamu obatin."

"Udah gak usah kamu lanjutin masaknya." Athena membungkus jari Dean yang terluka dengan sebuah plester.

"Eh, itu bentar lagi kok. Ayamnya udah selesai dibakar, tinggal dimasak sama bumbu rujaknya sebentar." ujar Dean. Ia berdiri begitu Athena telah selesai mengobati jarinya. "Sebentar, kamu tungguin aja."

Setelah itu, Dean bergegas untuk melanjutkan acara memasaknya yang sebentar lagi selesai.

"Aku balik lagi ke ruang tengah ya. Hati-hati." ucap Athena.

Dean terkekeh. Memangnya ia akan menyebrang?

"Abang kenapa?" tanya Seli ketika Athena sudah kembali dari dapur. "Kok tadi teriak? Arjuna sampe kaget, untung gak nangis."

"Tangannya gak sengaja keiris pisau. Udah di obatin barusan."

Seli membulatnya mulutnya lalu mengangguk paham. "Oh iya, Kak, emang Arjuna gak papa nanti naik pesawat? Dia kan masih bayi."

"Kemarin Kakak udah ke dokter. Sebenernya gak papa asalkan bayi dalam keadaan sehat. Walaupun dokter menyarankan bayi naik pesawat itu diatas umur 6 bulan." jelas Athena. "Tapi kayanya gak papa, soalnya nanti kan bukan naik pesawat biasa, naik private jet. Itu mungkin lebih baik dan gak papa."

"Perjalanannya itu berapa jam sih?"

"Kata Dean sekitar enam jam tigapuluh menit."

"Lama juga ya." Seli tersenyum lebar.

"Ya gitu," Athena terkekeh pelan. "Papa Dirga sama Mama Sita mau ikut gak?"

"Kalo Papa pasti gak bisa ikut. Mama juga katanya gak bisa, ada kerjaan."

Athena mengangguk paham. Lalu terdengar teriakan lagi dari dapur.

"YANG!! INI UDAH JADI AYAMNYA!!"

"Ish, kebiasaan deh teriak-teriak gitu. Udah tau ada Arjuna." gerutu Athena sembari berjalan menuju dapur. "Jangan teriak-teriak, De. Arjuna tidur."

"Maaf," kata Dean yang sedang mencuci tangannya. "Itu udah jadi. Aku gak yakin rasanya enak."

Athena tersenyum lalu duduk. Ia siap untuk menyantap makanan yang dimasak Dean.

"Arjuna di kamar?" tanya Dean yang sudah duduk di samping Athena.

"Nggak. Sama Seli."

Dean menaruh sepotong daging ayam bagian paha dipiring Athena yang sebelumnya telah ditaruh nasi juga. "Kalo nggak enak langsung muntahin aja. Jangan di kunyah, jangan dimakan, jangan ditelen." ujarnya.

Athena mengabaikan Dean. Ia langsung saja melahap masakan suami tercintanya ini. Athena diam sejenak, meyakinkan rasa makanan yang baru saja masuk ke mulutnya.

"Nggak enak ya? Jangan dimakan. Sini muntahin." Dean menaruh telapak tangannya didepan mulut Athena, membuat wanita itu tertawa pelan meski sedang mengunyah.

"Apaan sih. Ini enak tau, cobain aja." katanya dengan sumringah.

Dean menatap Athena lalu beralih pada ayam bakar bumbu rujak itu dengan tatapan tidak yakin.

"Cobain nih," Athena menyodorkan sendok yang telah diisi dengan nasi dan ayam. "cobain. Enak tau buatan suami aku."

Dean melahapnya tanpa ragu melihat wajah Athena yang sumringah. Ternyata memang rasanya tidak seburuk yang ia pikirkan. Cukup enak walaupun tak layak dijual di restoran.

"Enak kan? Apa kata aku juga. Sering-sering deh masakin aku kaya gini. Kamu jago juga ya masaknya. Sekarang masaknya gak cuma telor atau nasi goreng aja."

Dean mendekatkan wajahnya lalu mengecup sudut bibir Athena. Tidak, bukan mengecup, tetapi menjilatnya untuk menghilangkan kotoran bumbu yang terdapat disana. Tentu saja Athena terkejut bukan main atas tindakan Dean.

Athena tidak pernah berani melakukan ini---berciuman---selain di kamarnya atau di ruang kerja Dean di kantor walau telah menikah bertahun-tahun. Rasanga malu sekali walaupun tidak ada orang yang melihatnya, apalagi jika ada yang melihatnya?

"Makan dulu, jangan ngomong terus." Dean terkekeh melihat raut wajah Athena yang masih terkejut.

"Kamu ih kebiasaam deh cium-cium sembarangan." Athena mencubit lengan kekar suaminya itu. "Kalo ada yang liat gimanaaa? Kan malu."

"Kok sembarangan sih? Aku gak sembarangan kok. Kan aku cium istri sendiri. Kalo aku ciumnya istri tetangga, baru itu sembarangan." ujar Dean sambil mengusap lengannya yang sakit. "Hari ini udah dua kali aku dicubit. Tadi sama Seli, sekarang sama kamu."

"Ngeselin sih." ucap Athena sambil memakan kembali makanannya.

"Tapi suka kan?" Dean menjawil dagu Athena, menggodanya.





****




Tadinya hari ini gak akan update. Tapi keinget ada kalian yg nunggu dan ini harus cepet selesai😂

Endless FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang