Death2 - 4

7.4K 440 21
                                    

Dean tidak menyangka. Jika biasanya Athena menjaga pola makannya agar tetap 4 sehat lima sempurna dan menjaga berat badannya, kali ini lain.

Setelah makan satu porsi di tempat kerak telornya langsung, Athena makan satu porsi lagi saat di rumah.

Tentu saja Dean merasa heran dengan sikap istrinya itu.

Deab mengerjap, lalu berdehem. "Biar aku aja yang taruh ke dapur."

Athena mengangguk lalu menyerahkan piring bekas kepada Dean, setelah itu Athena pergi ke kamar mandi sedangkan Dean ke dapur.

"Bi, bikinin jus apel ya." ucapnya pada Bi Mira.

Dean menaruh piring itu diatas bak cuci, lalu ia membuka kulkas untuk mengambil beberapa buah segar.

Setelah beberapa saat menunggu, Dean kembali ke kamarnya.

"Sayang, minum dulu." ucapnya.

Athena yang sedang membuka kerudungnya menoleh. "Iya. Kamu gak ke kantor lagi? Ini udah setengah dua."

"Kamu kan di rumah, ngapain ke kantor." ucapnya.

Athena duduk disamping Dean, lalu menerima potongan buah yang semula dikupas Dean. "Jangan deh. Aku juga gak ke rumah sakit lagi."

Dean mengecup pipinya. "Iya."

Athena meneguk jus apel itu sedikit, setelahnya Athena membaringkan diri diatas ranjang.

"Kamu mau tidur?" tanya Dean sambil menaruh buah ditempatnya.

"Iya. Kenyang jadi ngantuk. Kamu jangan pergi." ucapnya.

"Iya."

"Jangan kemana-mana."

Dean mengernyitkan dahinya. "Iya, Sayang." katanya lalu ia ikut membaringkan diri disebelah Athena, membuat wanita itu cepat beringsut mendekati Dean.

"Kamu kenapa? Gak enak badan?" tanya Dean.

"No. Hanya ngantuk."

Athena memejamkan matanya begitu ia memeluk Dean. Hanya beberapa detik karena setelahnya Athena bangun dan berlari menuju kamar mandi.

Dean mengejarnya karena ia mendengar Athena muntah-muntah di kamar mandi.

"Ath, kamu kenapa? Kamu sakit? Kita ke dokter ya?" Dean benar-benar khawatir.

Selama ini Athena jarang sekali sakit. Namun sekalinya Athena sakit, bisa sampai satu minggu lamanya dan itu benar-benar membuat Dean sangat khawatir sekaligus frustasi.

Dean memijat tengkuk Athena dengan lembut. "Jangan bikin aku khawatir, Ath."

"Pergi!"

"Nggak lah!"

"Pergi, Dean!" ucap Athena lagi.

"Nggak lah, aku gak mungkin pergi. Kamu kenapa sih?"

Athena membasuh wajahnya, lalu mengusapnya dengan tisu. Ia berbalik. "Kamu bau. Aku gak suka. Minggir ah."

Dean melongo, ia mengerjapkan matanya saat Athena berlalu begitu saja.

Dean mencium kedua ketiaknya sendiri. "Apaan sih, Ath. Aku gak bau kok. Kamu kenapa? Kita ke rumah sakit ayo."

Athena menarik selimutnya hingga sebatas hidung. "Nggak mau. Kamu bau."

"Aku nggak bau."

"Aku gak suka. Kamu pergi sana ah." ucap Athena kesal.

"Kita ke rumah sakit. Kamu tadi muntah-muntah, Athena!"

"Nggak mau. Masa dokter pergi ke dokter." ucapnya kesal.

Endless FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang