Death2 - 30

5.6K 325 20
                                    

Sudah tiga hari berlalu tapi Athena tak kunjung membaik. Membuat Dean khawatir akan keadaan Athena dan bayi yang dikandungnya.

Suhu tubuh Athena sekarang berada pada titik 40 derajat celcius. Awalnya sempat turun sampai 36 derajat, namun tiba-tiba kembali naik. Bahkan akhir-akhir ini Athena sering merasa mual dan muntah.

Tadi malam, Dean memaksa Athena agar mau dirawat karena Dean benar-benar khawatir dengan kondisi Athena. Bahkan berjanji tidak akam masuk kerja sampai Athena benar-benar sembuh.

Bahkan Athena semakin tidak ingin berjauhan dari Dean.

"Dean?"

Dean yang sedang membaca koran pagi di sofa segera mendekati ranjang Athena. "Ya, Sayang?"

Dean mengusap matanya. "Aku haus."

Dean duduk dan langsung membantu Athena untuk minum. "Kamu laper? Mau makan apa?"

Athena menggeleng. "Maaf aku ngerepotin kamu terus."

Dean meraih tangan Athena yang bebas, menggenggamnya hangat lau mencium punggung tangannya. "Nggak Sayang. Kamu tanggung jawab aku." ucap Dean. "Mau ya makan? Kamu belum makan, lho. Kan baby harus banyak makan."

Athena mengangguk. "Sup daging ya, boleh?"

Dean tersenyum. "Apapun buat kamu. Aku telepon orang rumah dulu ya buat bikinin kamu makan."

Athena mengangguk. Sebenarnya Athena sendiri bingung dengan tubuhnya sendiri kenapa bisa sangat drop seperti ini. Athena merasa dirinya menjadi lemah.

"Kamu masih lemes?" tanya Athena. "Ada yang sakit?"

Athena menggeleng. "Apa Baby gak kenapa-napa?"

Dean tersenyum. "Nggak papa. Makanya kamu cepet sehat ya?"

Athena menatap Dean tersenyum. "Aku juga mau sembuh. Aku gak mau ngerepotin kamu terus." Athena cemberut.

Dean terkekeh, ia meraih tangan Athena dan menggenggamnya. "Aku suka direpotin sama kamu, apalagi sama Babynya. Suka banget."

Mau tidak mau, Athena tertawa kecil karena ucapan Dean. "Aku gak sabar pengen Baby cepet-cepet lahir." ujarnya seraya mengelus perutnya.

Dean juga ikut mengelus perut Athena. Ia lalu bertopang dagu seraya menatap perut istirnya yang membuncit dibalik baju rumah sakit itu, membuat Athena memejamkan matanya menikmati hangatnya elusan tangan Dean pada perutnya.



****




Sore ini keadaan Athena sudah mulai membaik, tidak lagi panas tinggi seperti pagi tadi.

Dean mengajak Athena berjalan-jalan di taman rumah sakit karena ia tau bahwa Athena sudah sangat bosan berada di kamar.

"Lo lemah banget sih. Masa dokter sakit mulu." celetuk Jevin.

Mereka bertiga sedang mengobrol bersama. Ya lebih tepatnya berdua saja karena Dean lebih banyak diam namun matanya bergerak mengawasi Jevin.

Athena terkekeh pelan. "Iya sih, masa dokter sakit ya?" dirinya kali ini tertawa.

"Selamat ya atas kehamilan lo. Gue ikut seneng banget, bentar lagi gue punya keponakan dong, hahahaa.."

Dean tersenyum tipis. Sedangkan Athena mengangguk dengan tersenyum lebar.

"Kapan nih nyusul?" goda Athena.

Dean langsung menatap Jevin, takut Jevin tersinggung oleh ucapan Athena. Dean tahu masalah Jevin sedangkan Athena tidak.

Endless FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang