『 11 : New Enemies and Friends 』

Start from the beginning
                                    

“KAU PENGECUT, DEAN! KAU MEMBIARKAN SAHABATMU SENDIRI MENDERITA DIBAWAH KAKI KLAN SIALAN ITU?!” bentak Zico dengan nada wolfnya.

Dean hanya menatap datar Zico yang sudah marah. Bahkan saat Zico berteriak didepan wajahnya pun, Dean sama sekali tidak bergerak dari posisinya.

Ia lalu menghela nafasnya panjang. “Aku tau kau sangat marah. Tapi alangkah baiknya bila kita memilih jalan damai ketimbang melawan mereka. Itu sama saja mengibarkan bendera perang terhadap mereka Zico,” jelasnya; masih berusaha tetap tenang.

Zico mengerang marah. Jika ia tidak ingat sedang berada di markasnya Dean, mungkin Zico akan menghabisi seseorang untuk melampiaskan amarahnya. Sekalipun itu anggota Klannya sendiri.

“Lalu apa yang akan kau perbuat untuk Namjoon?! Duduk manis dan melihat sahabat sekaligus adikmu menderita di bawah kekuasaan mereka?!” geram Zico.

“Ayo kita pikirkan rencana yang baik untuk mengeluarkan mereka dari kungkungan klan Jung. Tidak semuanya harus diselesaikan dengan pertengkaran dan pertempuran, Zico. Kau hanya akan menggali lubang kuburmu sendiri,” tegue Dean dengan bijak.

Zico mencoba mengendalikan emosinya. Ia mendaratkan bokongnya diatas sofa yang ada di ruangan itu. “Lalu apa yang akan kita lakukan?! Jika cara yang kau usulkan itu tidak berjalan dengan baik, maka kita akan lakukan sesuai rencanaku,” putusnya mutlak.

Dean jadi semakin pusing mendengar keputusan Zico yang selalu terburu-buru dan suka mengandalkan kekerasan. “Tenanglah. Sekalipun kau menggunakan kekerasan, kurasa kau tetap akan kalah dari mereka Zico. Apa kau mau bergabung dengan Namjoon menjadi budak klan Jung juga?”

“Cuih. Tidak sudi.” Zico meludah kecil.

“Oleh karena itu, lebih baik kita pikirkan rencana sebaik mungkin dan tentunya yang tidak menyulut pertengkaran besar.” Dean duduk di kursinya lalu menatap Zico dengan tatapan serius. “Jangan pernah kau membuat masalah dengan mereka atau kau akan habis saat itu juga ditangan mereka, Zico.”





▪️▪️





Drap

Drap

Drap

Drap


“TAEYONG!!”

Taeyong tersentak kaget saat seseorang tiba-tiba meneriakan namanya dengan cukup lantang. Begitu juga Ten yang tak kalah kagetnya dari Taeyong. Sontak saja, semua orang yang berada di kantin juga ikut terkejut mendengar teriakan barusan.

Untung saja tidak keluar kata "ayam, eh ayam" dari mulut luwesnya Ten.

“Cih, si hitam muncul juga. Heran, tau saja dia kalau kau sudah datang,” cibir Ten pelan.

Benar, si peneriak tadi tak lain dan tak bukan adalah si Kiming atau Mingyu. Begitu Mingyu mencium bau Taeyong yang tak jauh darinya, ia buru-buru lari untuk mencari keberadaan Taeyong. Diikuti dengan Yugyeom dan Jungwoo yang kaget melihat calon pemimpin mereka itu berlari kencang entah kemana.

“TAEYONGGGG~”

Grep

Dengan tubuh besarnya, Mingyu memeluk Taeyong yang masih duduk dikursinya. Taeyong yang dipeluk Mingyu jadi terpaku sendiri.

Berbeda dengan Taeyong yang membeku karena kaget, Ten langsung membulatkan kedua matanya horor. “LEPASKAN DIA, KIMING!!” teriaknya kemudian.

Buru-buru Ten memisahkan tubuh besar Mingyu dari Taeyongnya. ‘Bangsat si Kiming! Dia mau aku mati atau apa?! Ini kalau Jaehyun tau bisa mampus aku!!’ pikirnya yang tidak-tidak.

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Where stories live. Discover now