My Mate [ Jaeyong ] ✔️

「 10 : Slowly Change 」

Ten sih tidak berani menolak, habisnya Taeyong bergelayutan dilengannya dengan erat. “Iya, iya. Tenang saja, baby,” jawab Ten sekenanya.

Sebenarnya, Jaehyun tidak suka melihat ada orang lain yang terlalu dekat dengan matenya begitu. Tapi kalau ia melarang, sudah pasti si kucing besarnya itu akan marah.

“Hahaha kau bisa bersabar juga rupanya Jung,” ejek Jay sambil tertawa meledek.

Jaehyun mendengus kesal. “Diam kau,” ketusnya.

▪️▪️▪️

Selama perjalanan menuju kampus, Taeyong tidak berhenti mengunyah macaroon yang sempat dibelinya. Bukan dibelinya sih, yang benar dibelikan oleh Jaehyun.

Jaehyun sendiri tidak menyukai makanan manis katanya, jadilah Taeyong memakan macaroon itu sendiri.

Jaehyun terkekeh kecil melihat wajah Taeyong yang terlihat menggemaskan saat makan. Sepertinya macaroon merupakan salah satu makanan kesukaan Taeyong.

Tak terasa akhirnya mereka tiba di dekat halte yang dimaksud oleh Taeyong. “Benar mau turun disini saja?” tanya Jaehyun.

Taeyong menganggukkan kepalanya mengiyakan. “Apa kamu jadi menjemputku nanti, Jae?” tanyanya, untuk memastikan sekali lagi. Takutnya Jaehyun berubah pikiran.

“Jika tak ada halangan ya, sayang, akan kuusahakan. Tapi kalau tidak bisa, aku akan meminta orang untuk menjemputmu,” jawab Jaehyun.

“Ih, tidak usah! Aku akan pulang dengan Ten saja kalau begitu! Jangan merepotkan orang lain, Jae!” tolak Taeyong.

“Aku hanya ingin memastikan kamu aman, sayang. Jangan menolak,” ujar Jaehyun mutlak.

Taeyong merengut kesal. “Jangan cemberut begitu, Lee Taeyong. Atau aku cium kamu sekarang juga,” ancam Jaehyun dengan wajah yang kembali datar. Diam-diam ia tengah menahan gairahnya melihat bibir kemerahmudaan Taeyong mengerucut lucu.

Taeyong bergedik ngeri dibuatnya. Tatapan Jaehyun terlihat serius, ia jadi merinding sendiri. “Ya sudah, aku masuk dulu ya, Jae,” pamit Taeyong cepat.

Buru-buru ia keluar dari dalam mobil Jaehyun. Sementara mobil Ten menunggu dengan setia dibelakang mobil Jaehyun.

“Taeyong..” panggil Jaehyun. Tangannya memegang lengan Taeyong sebelum si cantik pergi.

“Iya?”

Cup

Begitu Taeyong menolehkan kepalanya, bibir Jaehyun mendarat terlebih dulu dipipi kirinya. Iya, Jaehyun mencium pipinya.

Jaehyun tertawa puas melihat kekasihnya jadi salah tingkah karena ulahnya barusan.

“Hati-hati ya, sayang. Jangan berduaan
dengan Alpha manapun selain diriku, oke? Aku akan menghubungimu kalau aku sudah tiba di kantor.” Jaehyun mengusap pipi Taeyong lembut.

Taeyong berdeham kecil. Ia merasa gugup sekarang. “Iya, aku pergi dulu.” Lalu Taeyong buru-buru keluar dari mobil Jaehyun kemudian masuk ke dalam mobil Ten.

Jaehyun terkekeh gemas melihat tingkah malu-malu Taeyong barusan.

“Shit! Aku benar-benar tidak sabar menjadikannya sebagai lunaku, Jaehyun. Dia sangat menggemaskan,” geram Jay tak tahan.

“Ha, kau pikir hanya kau saja yang tidak sabar? Aku juga begitu, sialan,” umpat Jaehyun gerah.

Tentu saja gerah, tanpa Taeyong sadari, sedaritadi Jaehyun mati-matian menahan gairahnya untuk menandai Taeyong saat itu juga. Belum lagi feromon yang Taeyong keluarkan sungguh memabukkan.

♣️▪️♣️

Brak

Taeyong memegangi dadanya yang bergemuruh hebat. Ten yang disebelah Taeyong hanya bisa menatap aneh sang sahabat yang wajahnya memerah.“Kau sakit?” tanyanya heran.

“Ha-hah? Tidak tuh. Kenapa memangnya?” tanya Taeyong balik.

“Wajahmu memerah, Taeyong. Kalau sakit kita pulang saja!” Ten jadi panik sendiri melihatnya.

‘Duh, malunya’  batin Taeyong, sambil menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya. “Tidak kok. Aku baik-baik saja. Yuk, masuk, keburu telat nih,” ajaknya untuk mengalihkan topik.

.
.
.

.

.

TBC