「 10 : Slowly Change 」

Comenzar desde el principio
                                        

Ingin rasanya Ten berteriak sekencang mungkin detik juga. Ia tentu bisa membayangkan betapa sempurnanya abs yang tercetak pada perut Jaehyun. Duh, Ten bisa mimisan berada didekat pria sempurna seperti Jaehyun ini.

“Taeyong sudah mengatakan kepadamu kan tentang kami berdua?” tanya Jaehyun dengan datarnya.

“Sudah, maaf kalau aku mengagetkanmu tadi. Ini karena aku belum pernah melihat pria asing berada di dalam apartemennya, Taeyongie,” Ten menggaruk belakang kepalanya malu.

“Sayang, kamu kuantar dulu ya,” tawar Jaehyun ke Taeyong.

“Aku akan berangkat dengan Ten saja, Jae,” tolak Taeyong tanpa pikir panjang lagi.

“Aku tidak menerima penolakan, sayang,” balas Jaehyun dengan tegas. Seolah tak ingin dibantah lagi.

Taeyong mengerucutkan bibirnya lucu. Sisi keras kepalanya Jaehyun itu mengesalkan juga lama-lama.

Ten yang sedari tadi memperhatikan interaksi pasangan baru di depannya itu hanya bisa mengulum bibirnya supaya tidak berteriak histeris. Baru kali ini ia melihat Taeyong menunjukkan dirinya yang sebenarnya secara terang-terangan dihadapan orang lain selain dirinya. Biasanya Taeyong akan membatasi dirinya dengan bersikap biasa dan cenderung cuek terhadap orang lain.

“Aku kan ingin berduaan dengan Ten juga,” gerutu Taeyong pelan, namun masih dapat Jaehyun dengar.

Ten mengusap pundak Taeyong lembut. “Aku akan mengikuti mobil kalian dari belakang, Yong. Tenang saja,” ujarnya, guna menenangkan sang sahabat.

Jaehyun menatap tajam Ten yang masih asyik mengelusi kepala Taeyong layaknya anak anjing. Bulu kuduk Ten mendadak merinding, ia menoleh kearah dimana Jaehyun berdiri sambil menatapnya dengan tatapan galaknya. Pelan-pelan Ten menjauhkan tangannya dari Taeyong.

“Ekhem一" Ten berdeham kecil. "Kurasa lebih baik kita segera berangkat, Tae. Setengah jam lagi kelas akan dimulai,” tegurnya.

“Oke, tunggu ya, aku mengambil tasku dulu.” Lalu Taeyong segera berlari kecil mengambil perlengkapan kuliahnya.

“Jadi...apa ada yang ingin kau katakan kepadaku Tuan Alpha yang terhormat?” tanya Ten memecah keheningan diantara dirinya dengan Jaehyun.

Jaehyun menyeringai kecil, “Kau peka juga rupanya,” salutnya.

‘Bagaimana tidak peka kalau kau menatapku tajam seperti itu?’ dengus Ten dalam hatinya.

“Ten-ssi, aku tau jika ada banyak Alpha yang tertarik kepada mateku. Kau adalah sahabat baik Taeyong bukan? Jadi aku minta kau untuk mengawasi dan selalu berada disisi Taeyong dimanapun dan kapanpun dia berada. Kau bisa kan?” pinta Jaehyun to the point.

Ten mengerjapkan kedua bola matanya beberapa kali. Dengan gampangnya Jaehyun memerintah dirinya seperti itu. Ten bisa merasakan sisi Jaehyun mulai overprotektif terhadap sahabatnya.

“Tentu saja bisa, Tuan,” jawabnya yakin.

Jaehyun tersenyum tipis, puas akan jawaban Ten padanya. “Bagus, tenang saja. Aku akan memberikan imbalan untukmu nanti,” ujarnya pada Ten.

Mendengar itu, Ten bersorak riang dalam hatinya. Bukan maunya sih untuk mengharapkan imbalan. Tanpa disuruh pun, Ten pasti akan mengawasi dan menjaga Taeyong semampunya.

Tak lama, Taeyong keluar dari kamarnya sambil menenteng tas ransel hitam dipunggung. “Ayo berangkat,” ajaknya.

Kedua orang yang saling diam itu lantas berdiri untuk segera berangkat menuju kampus dulu.

“Ten, nanti kau ikuti mobilnya Jaehyun ya dari belakang. Jangan tinggalkan aku,” pinta Taeyong pada Ten. Mereka berdua berjalan lebih dulu didepan Jaehyun.

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora