「 4 : Affection 」

En başından başla
                                        

Mingyu sedikit kecewa sebenarnya, Taeyong dari dulu memang selalu memperingatinya untuk tidak membelikan sesuatu atau bahkan memanjakan dirinya. Bukan hanya kepada Mingyu saja sih sebenarnya, hampir kepada semua orang ia selalu seperti itu, yah..sebuah pengecualian untuk Ten seorang.

“Aku tak menerima penolakan, kau tau itu bukan, Tae? Sudah ya, aku pulang sekarang. Jangan lupa dimakan ya nanti.” Sekali lagi, Mingyu mengelus puncak kepala Taeyong dengan sayang.

Andai ia bisa, Mingyu ingin memeluk Taeyong sangat erat.

"Kau harus bersabar kkkkkk," kekeh wolf Mingyu, si Black yang ikut bersuara.

Mingyu tersenyum kecil. “Sudah ya, aku tinggal dulu,” pamitnya kemudian.

Taeyong mengangguk lalu melambaikan tangannya, melepas kepergian Mingyu dari lobi apartementnya.

‘Hh~ kenapa dia selalu begini sih?! Aku kan jadi sungkan.’ Taeyong pusing sendiri jadinya.

“Dia berusaha membuatmu luluh padanya, Tae,” ucap Yongie, sisi wolf Taeyong.

Taeyong mengerucutkan bibirnya kecil, lalu memilih kembali ke unitnya lagi. Ia masih mengantuk dan hari libur begini akan ia habiskan untuk bersantai di dalam kamarnya seharian penuh.







🌹

🌹









“Jaeehyunnn~” panggilan kencang dari perempuan berambut panjang itu membahana ke seisi mansion besar nan mewah yang baru ia datangi.

Jaehyun, yang kebetulan baru bangun tidur dan berniat mengambil air dingin di dapur, langsung menghentikan langkahnya dan buru-buru membalikkan badan.

Secepat mungkin ia harus kembali ke kamarnya sebelum orang itu menemukan─

“Ternyata kau di situ! Aigooooo~ aku kangen sekali denganmu!!!”

─nya.

Terlambat

Orang yang amat ia hindari sudah terlebih dulu menemukannya. “Ck , apa yang kau lakukan disini, noona?” ketus Jaehyun pada Krystal, kakak menyebalkannya.

Krystal menimpuk kepala adiknya begitu ia tiba di hadapan sang adik. “Tak sopan sekali kau pada kakakmu! Aku kan datang jauh-jauh kemari untuk melihat keadaanmu!” omelnya galak.

Jaehyun mendecih lirih. “Kau sudah melihatku sekarang. Minggir, aku mau naik,” balasnya datar.

Krystal berdecak gemas, adik laki-lakinya ini selalu dingin dan tak menyenangkan sama sekali. Ia rindu pada adiknya yang selalu membuntutinya kemana-mana saat mereka masih kecil dulu.

“Aku disuruh mommy kemari,” tutur Krystal yang berhasil menghentikan langkah Jaehyun hendak menaiki tangga.

“Mom sangat merindukanmu. Apa kau tidak bisa menyempatkan waktu untuk pulang, Jae?” tanya Krystal to the point.

Jaehyun diam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, “Aku akan pulang kalau urusanku sudah selesai.”

Krystal menipiskan bibirnya, “Bagus! Selagi aku pulang ke Korea, temani aku jalan-jalan ya nanti,” ajaknya seenaknya sendiri.

Jaehyun membuka mulutnya, hendak menolak ajakan, atau lebih tepatnya perintah Krystal itu sebelum─

“Kalau kau tidak mau menemaniku, aku akan terus tinggal di sini sampai kau memenuhi keinginanku,” ancam Krystal cepat.

Jaehyun mendengus panjang, kakaknya ini memang suka sekali memerintahinya. “Terserahmu sajalah,” ucapnya pasrah lalu segera kembali ke kamarnya sendiri.

Krystal menghembuskan nafasnya, lelah. Sejak Jaehyun dilatih oleh keluarga ayah mereka, Jaehyun berubah total. Tidak ada Jaehyun lucu yang senang tertawa,tak ada senyum manis yang menghiasi wajah tampannya, semuanya hilang tergantikan wajah dingin nan datar, belum lagi aura yang dipancarkan adiknya itu menjadi lebih menyeramkan dan mengintimidasi.

Jujur saja, Omega seperti Krystal pasti takut berada didekat Jaehyun. Namun apa daya, ia terlalu merindukan adiknya yang satu itu. Jadi ia harus bisa membiasakan diri.

“Kuharap kau segera menemukan orang yang mampu membuat hidupmu kembali berwarna Jaehyun,” ucap Krystal lirih. Matanya terus menatap simpati punggung lebar Jaehyun yang semakin menjauh.




🌞🌞




13.06p.m

Ting tong ting tong ting tong ting tong

Taeyong terlonjak kaget.

Bel apartementnya berbunyi secara membabi buta di depan sana. Buru-buru ia keluar dari kamarnya untuk melihat siapa gerangan yang bertamu melalui lubang pintu apartementnya. Dan yang didapatinya tak lain dan tak bukan, Ten, berdiri di depan pintu.

Taeyong menghembuskan nafasnya panjang, ia sudah bersiap merajut mimpi indahnya, tetapi ada saja orang yang  menganggu waktu istirahatnya ini.

Dengan malas ia akhirnya membukakan pintu apartnya supaya Ten bisa masuk.

Ceklek

“Ih, lama sekali sih bukanya! Kau pasti berniat tidur lagi kan?!” todong Ten sambil berkacak pinggang.

Taeyong menatap datar Ten, tidak mood untuk sekedar menjawab pertanyaan Ten─yang mana, Ten sudah hafal sekali dengan kebiasaan Taeyong.

“Ayo, bersiap-siap!” seru Ten lagi, kali ini lebih bersemangat.

“Bersiap kemana?” tanya Taeyong bingung.

“Mencari buruan!” sahut Ten dengan semangatnya.


.
.
.

.

.

TBC


My Mate [ Jaeyong ] ✔️Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin