ch0 : Awal Mula

17.2K 1.2K 290
                                    

"Apa yang terjadi? Kenapa aku tak bisa merasakan tubuhku?"

Perlahan aku membuka mata yang berat ini dan entah mengapa, aku merasa tenang. Mengingat situasi yang kualami, bukankah ini aneh? Bukankah seharusnya aku merasa panik ... atau setidaknya kebingungan?

"Aku sudah mati, ya?"

Saat ini aku sedang melihat sekeliling namun semuanya berwarna putih. Tak ada apapun, tanpa ujung. Tubuhku terasa kosong dan seperti melayang-layang. Debu, mungkin ini wujudku sekarang. Entahlah.

[Akhirnya kau sadar juga, Nak. Benar, seperti yang baru saja kamu pikirkan. Kamu sudah mati.]

Seketika aku langsung menoleh ke arah suara yang ternyata berasal dari seorang wanita separuh baya. Dia berjalan ke arahku dengan begitu anggun. Dia memiliki mata biru jernih, bibir tipis kemerah-merahan, dan rambut berwarna emas yang terurai begitu saja, bergerak lembut setiap kali dia melangkah. Aku melihat empat sayap di belakangnya dimana kedua sayap bawahnya lebih kecil daripada dua sayap yang di atas.

Tapi wajah itu?

Ya ampun, betapa biasa saja untuk ukuran seorang malaikat atau mungkin seorang dewi. Kini dia tepat di depanku lalu tersenyum. Tak terlihat sedikitpun keterpaksaan darinya. Sungguh ... kenapa sebuah wajah bisa begitu berbeda ketika tersenyum?

[Aku bukan bidadari ataupun Dewi Cinta, kamu tahu? Aku adalah Freiya, Dewi Kehidupan. Aku cukup kagum dengan ketenanganmu, tapi apakah kamu mengetahui penyebab kematianmu?] ucapnya sembari membetulkan beberapa helai rambutnya yang terselip di sela-sela bulu sayapnya.

Astaga, dia bisa membaca pikiranku. Aku pun teringat dengan banyak novel dan beberapa anime dari masa hidupku yang lalu. Ini dia, ini saatnya. Aku tidak boleh menyia-nyiakan hal ini.

"Maaf, tapi saya tidak begitu ingat detilnya. Setelah ini bagaimana? Apa mungkin ada peluang untuk saya bereinkarnasi?"

[Tidak perlu sesopan itu karena di sini hanya ada kita berdua dan bukan hanya peluang, tapi kamu memang akan direinkarnasi. Kalau tidak demikian, setelah mati, maka rohmu akan langsung dibawa ke Pengadilan Jiwa dan menunggu di sana untuk mengetahui apakah kamu akan dikirim ke surga atau neraka. Untuk saat ini kamu pasti belum bisa merasakan tubuhmu karena kamu belum memiliki tubuh baru. Sebelum itu, pertama-tama pilihlah dunia tujuanmu. Itu hadiah dari kami, Dewi Kehidupan dan temanku Helgar, sang Dewa Dunia.]

Memang benar, meski tak bisa merasakan tubuhku, entah kenapa 'tubuh' ini bisa melihat, mendengar, dan berbicara. Tapi ke mana aku harus memilih dunia lain itu? Dalam banyak cerita yang aku baca, ketika ada kesempatan reinkarnasi, banyak yang memilih masuk ke dunia anime, novel, atau manga kesukaan mereka, tapi akan sungguh membosankan sekali jika aku masuk ke salah satu dunia tersebut karena aku sudah mengetahui sejarah dan jalan ceritanya. Namun yang lebih penting lagi ... kenapa aku memiliki hak untuk mengalami reinkarnasi?

Ah, sudahlah ... bukankah ini keberuntunganku?

"Ba-baiklah Dewi. Meski ada beberapa dunia fantasi yang aku inginkan, kali ini aku menyerahkan pilihan itu pada Anda. Mungkin sedikit kurang sopan, tapi berapa permintaan yang bisa Dewi wujudkan untuk membantuku di dunia baru itu?"

[Hmm, begitu rupanya, menarik sekali. Kamu bisa menyebutkan tiga permintaan, tapi aku tidak bisa mewujudkan semua hal, kau tahu. Sejak saat itu kewenanganku tidaklah absolut.]

Begitu,ya? Baiklah, mungkin karena dia Dewi Kehidupan, jadi tugasnya adalah menghidupkan makhluk atau apalah itu, sedangkan kekuatan untuk mewujudkan keinginan reinkarnator, berasal dari Dewa Dunia. Mengingat kualitas otakku yang tidak seberapa, setidaknya itulah yang bisa kupikirkan. Lalu ... apa yang harus aku minta kalau begitu? Aku juga tidak melihat Dewa Dunia di sini.

Grandia : Tale of ZenkaWhere stories live. Discover now