Bonus Part: Post-Ending Story #1

15.9K 1.4K 467
                                    

Sori banget ... semalam aku pulang kemalaman dan langsung tepar capek banget (kemarin jalan sama Shouki dan Arian seharian, maklum udah 2 bulan gak ketemu). Part bonus untuk GB jadinya aku update malam ini pukul 20.00 WIB ya, sebagai gantinya part-nya aku banyakin.   ;)

GB udah tamat ya. Ini part bonus #1. Isinya cuma obat kangen jika kalian masih kepingin tahu gimana sih kehidupan berdua Shouki dan Rayyan di Milan? Apakah indah atau malah penuh cobaan?

Setelah GB tamat kemarin, aku dapat banyak PM dari pembaca yang minta supaya Gebetanku Banci dibukukan. Tolong komen di sini ya supaya aku tahu berapa banyak dari kalian yang ingin mengoleksi GB dalam bentuk buku novel yang enak dipeluk? Jadi, enggak perlu bolak-balik ke Wattpad kalau mau baca ulang!



Jika harus menoleh ke belakang, siapa yang menyangka semua ini berawal dari ... jagung rebus? Ehem.

Begitulah hidup. Kau tak pernah tahu akan bertemu dengan siapa saat berbelok ke tikungan itu. Hal-hal sepele seperti memungut sampah permen di jalan dan membuangnya ke tempat yang benar, serta memberi makan kucing liar pun bisa berarti besar.

Dari jagung rebus turun ke hati. Shouki Al Zaidan tak menyesal dikerjai sahabatnya untuk pergi ke kelab banci. Ia jadi bisa berjumpa dengan Raisyo, Ra, Rayyan Nareswara—dan ikhlas membiarkan hatinya tercuri dan berdiri seperti duri.

Seperti yang Rayyan pernah katakan dahulu: Kalau kamu mau nerima saya apa adanya dan mau menjalani hubungan ini sama saya, setiap waktu bersama kamu akan saya kenang.

Begitu pun bagi Shouki Al Zaidan. Setiap detik momen bersama Rayyan di Italia, meski suatu hari mungkin berakhir karena tak ada yang kekal di dunia, akan ia jaga selamanya.

---

Milan, Italia. Juni 2022

Senza tentazioni, senza onore—Tak ada keberhasilan tanpa kendala.

Di negeri empat musim, Shouki Al Zaidan jadi harus mengatur ulang lemari pakaian. Biasanya ia hanya mengenakan kaus dan hoodie. Sekarang, ia harus menyesuaikannya dengan musim. Kaos biasa untuk musim semi, kaos tipis untuk musim panas, lalu kaos yang agak tebal mungkin pada saat musim gugur kelak ....

Menurut Rayyan, Shou bebas mengenakan pakaian yang ia mau. Tanpa pakaian pun boleh, asalkan hanya di depan Rayyan seorang.

Pokoknya, Shou selalu menolak dibelikan pakaian baru. kecuali mungkin jaket musim dingin.

Italia memiliki hawa udara yang tak jauh berbeda dengan Indonesia, terutama saat musim panas. Baru tiga bulan berkuliah di Milan, Shou sudah menetapkan musim panas adalah favoritnya. Mataharinya terik, jatuh menyinari wajah secara hangat pada pagi di kompleks Citta Studi, Milan. Paling nikmat saat-saat merenggangkan badan selepas bangun tidur di balkon. Dari balkon tersebut, langsung terlihat sepetak lapangan kecil dengan ring basket di depan apartemen. Anak-anak kompleks sedang bermain basket di sana.

Ini adalah tempat favorit Shou di Italia. Setelah memasak sarapan, Shou pasti langsung turun ke lantai dasar dan berlari ke lapangan itu. Shou tak tahan ingin mengulang kesenangannya semasa sekolah: bermain basket.

Jangan bayangkan Shouki bermain basket dengan para street baller. Lapangan kosong ini dijadikan tempat bermain anak-anak. Sejak hari pertama melihat mereka bermain lompat lempar bola dengan tubuh yang kecil, Shou tak bisa menahan diri.

"Posso, permete?—Boleh aku bergabung dengan kalian?" Shou bertanya dalam bahasa Italia yang sopan.

Anak-anak itu menatap beberapa saat, sebelum mereka membalas boleh. Kalau di Indonesia, kira-kira jawaban mereka seperti ini: "Boleh, Bang! Boleh, Bang!"

GEBETANKU BANCI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang