36. Main Api Babak Satu

10.3K 1.1K 431
                                    

Shouki Al Zaidan berdebar lebih dari yang biasanya hari ini.

Ini hari pertama Arian Hendrajaya mengajaknya bermain api, masih babak satu pula. Kata sahabatnya itu, tergantung situasi dan kondisi, mungkin saja akan ada babak satu setengah. Pusing pala banci deh.

Shou melangkah ke dalam kelas mata kuliah nirmana sambil mengisap bibir bawahnya. Masih sepi. Hanya ada beberapa mahasiswi yang mengambil tempat duduk terdepan, untuk menarik perhatian dosen favorit.

Shou berjalan ke kursi tempatnya biasa duduk, lalu tak sengaja menyenggol barang seorang gadis di meja sebelah. Pensil-pensil jatuh. Buku gambar jatuh. Kotak alat tulis dan cat air juga jatuh. Semua saja.

"Maaf," ujar Shou dan langsung berlutut memunguti barang-barang yang jatuh. Pemiliknya ikut berlutut, memunguti barang dengan jari jemari kecil mungil. Shou melihat sekilas jari-jari kecil itu saat memunguti pensil. Mendongak, ia baru mengetahui siapa perempuan itu.

Perempuan mungil, dengan wajah yang juga manis mungil seperti jari-jarinya. Namun, ia memiliki sepasang mata yang besar seperti boneka. Petit dan cute mungkin istilah yang tepat. Shou memandangi perempuan ini sejenak dan langsung mengingat Arian.

Bukankah ini perempuan yang diceritakan Arian beberapa kali dalam sehari kemarin? Aisha Danisa Gayatri, kalau tidak salah.

"Makasih sudah ambilin pensil-pensil Aisha," kata perempuan itu, mengklarifikasi namanya sendiri tanpa diminta.

"Iya, enggak ada yang rusak, kan? Sekali lagi maaf, saya agak meleng tadi."

Aisha tersenyum sangat manis. Gigi kelinci. Putih kecil-kecil. Dibingkai bibir buah persik yang melengkung berbentuk hati.

Sebenarnya manis sekali, dan kalau Shou tidak salah, mungkin ada separuh mahasiswa lelaki di kelas itu yang—sudah pasti—naksir dengan perempuan semanis Aisha. Wajahnya seperti pinang dibelah dua dengan mantan anggota AKB48 yang terkenal itu. Lupa siapa namanya, tetapi menurut Shou wajahnya mirip orang Indonesia.

 Lupa siapa namanya, tetapi menurut Shou wajahnya mirip orang Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun, mohon maaf, Shou sudah direbut hatinya oleh seseorang. Meski ia ingin memuji cantiknya perempuan ini selayaknya lelaki normal, Shou tak bisa merasakan getaran apa pun. Jadi, ia cuek saja.

"Makasih, Shouki," kata Aisha lagi, tersenyum tersipu. "Aisha boleh duduk di sini, enggak?"

Sebelum dijawab, Aisha sudah berpindah duduk tepat ke samping kursi Shou.

"Oh?" Shou mengerjap. "Sebenarnya itu kursinya Arian .... "

"Aisha tahu," Aisha duduk berpindah ke depan Shou, "tapi kata Arian kita sekelompok di mata kuliah kreativita humanita. Aisha kemarin enggak masuk, apa boleh sekalian ngobrolin tugas?"

"Oh, boleh kok, Aisha." Shou tak punya alasan untuk menolak.

"Aisha sekalian minta diajarin gambar boleh? Yang minggu lalu Aisha juga enggak masuk. Kata Arian, belajarnya ke Shouki saja."

GEBETANKU BANCI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang